• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Bursa

Setelah Rekor di 2021, Aktivitas IPO Global Tahun Ini Melambat Dramatis

Meningkatnya volatilitas yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik dan faktor makroekonomi, penurunan valuasi, dan kinerja harga saham pasca-IPO yang buruk menyebabkan banyak penundaan IPO Global tahun ini.

oleh Sandy Romualdus
15 Juli 2022 - 09:15
7
Dilihat
Setelah Rekor di 2021, Aktivitas IPO Global Tahun Ini Melambat Dramatis
0
Bagikan
7
Dilihat

JAKARTA, Stabilitas.id – Momentum IPO terus melambat dari kuartal pertama (Q1) ke kuartal kedua (Q2) tahun ini mengakibatkan penurunan yang cukup besar pada jumlah transaksi dan perolehan dana.

Meningkatnya volatilitas yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik dan faktor makroekonomi, penurunan valuasi, dan kinerja harga saham pasca-IPO yang buruk menyebabkan banyak penundaan IPO selama kuartal tersebut.

Mengutip laporan EY Global, perlambatan dramatis dalam aktivitas IPO di year-to-date (YTD) 2022 setelah tahun rekor pada 2021 dialami di sebagian besar pasar utama.

BERITA TERKAIT

Wamenkeu Thomas: Baca Risiko Global dengan Kacamata Stabilitas Nasional

OJK: 13 Perusahaan Siap IPO, Potensi Dana Tembus Rp 16 Triliun

BNI Siap Dampingi UMKM Go Public Melalui Program RISE To IPO

Pencatatan Perdana Saham PT Medela Potentia Tbk (MDLA)

Untuk Q2 2022, pasar IPO global mencatat 305 transaksi sejumlah US$40,6 miliar, turun masing-masing 54% dan 65%, dari tahun ke tahun (YOY). Sejak YTD 2022, ada total 630 IPO yang menghasilkan US$95,4 miliar, menunjukkan penurunan masing-masing 46% dan 58%, YOY.

10 IPO terbesar berdasarkan perolehan pendanaan mengumpulkan US$40 miliar, dengan sektor energi mendominasi tiga dari empat IPO teratas, menggantikan sektor teknologi sebagai penggalangan dana IPO teratas. Sektor teknologi terus memimpin berdasarkan jumlah, tetapi ukuran transaksi IPO rata-rata turun dari US$293 juta menjadi US$137 juta. Sedangkan sektor energi telah mengambil alih dan memimpin perolehan dengan ukuran transaksi rata-rata meningkat dari US$191 juta menjadi US$680 juta YOY.

Terlepas masuknya pasar baru, IPO perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC) turun secara signifikan sejalan dengan aktivitas IPO tradisional. Pasar SPAC mendapat tantangan tahun ini sebagai akibat dari kondisi pasar yang lebih luas, ketidakpastian peraturan, dan peningkatan penebusan. Sejumlah SPAC yang ada saat ini secara aktif mencari target, dimana sebagian besar menghadapi potensi kedaluwarsa di tahun depan. Namun, kinerja pasar dan kejelasan peraturan kemungkinan akan mendorong aliran transaksi di masa depan.

Sejalan dengan penurunan tajam dalam aktivitas IPO global, terjadi penurunan yang cukup besar pada aktivitas lintas batas yang dipengaruhi oleh tekanan geopolitik dan kebijakan pemerintah terkait pencatatan di luar negeri. Temuan ini dan beserta temuan lainnya dipublikasikan pada EY Global IPO Trends Q2 2022.

Aspek Fundamental

Wilayah Amerika menyelesaikan 41 transaksi pada Q2 2022 dan mengumpulkan perolehan sejumlah US$2,5 miliar. Hal ini merupakan penurunan 73% dalam jumlah transaksi dan penurunan 95% dalam perolehan YOY. Wilayah Asia-Pasifik mencatat 181 IPO yang menghasilkan US$23,3 miliar di Triwulan ke-2, yaitu penurunan YOY sebesar 37% untuk volume dan 42% dalam perolehan. Aktivitas IPO pasar EMEIA di Q2 2022 mendapati 83 transaksi yang menghasilkan US$14,8 miliar, yaitu penurunan YOY masing-masing sebesar 62% dan 44%.

Mengingat likuiditas pasar yang ketat dan penurunan harga saham yang signifikan dari banyak perusahaan ekonomi baru yang go public selama dua tahun terakhir, investor menjadi lebih selektif dan memfokuskan kembali pada aspek fundamental perusahaan daripada sekadar wacana dan proyeksi “pertumbuhan”, misalnya, keuntungan berkelanjutan dan arus kas bebas.

Menurut Paul Go, EY Global IPO Leader, setiap momentum awal yang dibawa dari rekor IPO tahun 2021 cepat hilang dalam menghadapi peningkatan volatilitas pasar dari meningkatnya ketegangan geopolitik, faktor ekonomi makro yang tidak menguntungkan, melemahnya pasar/valuasi saham, dan kinerja pasca-IPO yang mengecewakan, yang pada akhirnya menghalangi sentimen investor IPO.

“Dengan pengetatan likuiditas pasar, investor menjadi lebih selektif dan memfokuskan kembali pada perusahaan yang menunjukkan model bisnis yang tangguh dan pertumbuhan yang menguntungkan, sambil menanamkan ESG (lingkungan, sosial dan tata kelola) sebagai bagian dari nilai bisnis inti mereka,” jelasnya.

Pasar IPO Asia-Pasifik 

Wilayah Asia-Pasifik menutup kuartal dengan penurunan 42% dalam perolehan dan penurunan 37% dalam jumlah transaksi YOY. Namun, kinerja pasar Asia-Pasifik relatif lebih baik dengan memanfaatkan dua IPO global terbesar YTD. Di kawasan ini terdapat 181 IPO yang berhasil pengumpulan dana sebesar US$23,3 miliar selama Triwulan ke-2, dan 367 IPO meningkatkan perolehan sebesar US$66,0 pada tahun 2022.

Dalam hal aktivitas sektor YTD, sektor material memimpin dengan 78 IPO, diikuti oleh sektor industri dengan 77 IPO. YTD, Bursa Efek Shenzhen memiliki jumlah transaksi tertinggi sejumlah 82 IPO, yang merupakan 13% dari IPO global. Sementara itu, Shanghai Stock Exchange memiliki perolehan tertinggi sejumlah US$32,8 miliar yang merupakan 34% dari IPO global YTD.

YTD 2022, China mengalami penurunan YOY sebesar 36% dalam transaksi (191) dan penurunan perolehan sebesar 16% (US$51,2 miliar). Faktor konvergensi (pembatasan COVID-19, kerusuhan geopolitik, pasar saham yang melemah, ketidakpastian ekonomi dan kenaikan suku bunga) berdampak negatif pada aktivitas IPO di Hong Kong.

Dengan pencabutan pembatasan COVID-19 di Shanghai dan Beijing, bersama dengan 33 kebijakan dan langkah-langkah stabilisasi Dewan Negara, ekonomi China diperkirakan akan pulih secara signifikan pada Q3 2022 dan meningkatkan sentimen investor.

Jepang mengalami 37 IPO, mengumpulkan total perolehan dana sebesar US$0,5 miliar YTD, turun 84% dalam perolehan dan 31% dalam transaksi, YOY. Memburuknya sentimen investor terutama didorong oleh konflik geopolitik, kenaikan harga energi, dan depresiasi yen Jepang. Tokyo Stock Exchange (TSE) telah direstrukturisasi menjadi tiga segmen pasar baru – Prime, Standard, dan Growth – untuk meningkatkan sentimen investor dan mendapatkan pangsa pasar global.

YOY, Aktivitas IPO Australia dan Selandia Baru mengalami penurunan YTD dalam jumlah IPO (3%), namun mengalami penurunan pendapatan yang cukup besar (76%). Hal ini dapat dikaitkan dengan beberapa IPO besar yang ditunda hingga Q3/Q4 2022. Sementara kegiatan penggalangan dana telah melambat sebagian besar karena sentimen investor yang buruk, terdapat beberapa kegiatan M&A, termasuk transaksi demerger dan IPO untuk carved-out businesses.

YTD, Asean mendapati total 54 IPO sejumlah US$2,4 miliar, turun 2% dalam jumlah transaksi dan 55% dalam perolehan YOY. Penurunan pendapatan yang mencolok disebabkan oleh kurangnya mega IPO (IPO dengan pendapatan sama dengan atau lebih besar dari US$1 miliar) di YTD 2022, dibandingkan dengan tiga mega IPO di YTD 2021 sejumlah US$3,9 miliar.

Bursa Asean yang paling aktif adalah Indonesia (22 IPO sejumlah US$1,3 miliar), Thailand (13 IPO sejumlah US$0,3 miliar), dan Filipina (7 IPO sejumlah US$0,3 miliar), diikuti oleh Malaysia (6 IPO sejumlah US$0,5 miliar) dan Singapura (6 IPO sejumlah US$33 juta).

Menurut Ringo Choi, EY Asia-Pacific IPO Leader, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari pembatasan COVID-19 dan perang di Eropa hingga kenaikan tingkat inflasi dan ketegangan AS/China yang telah melemahkan pasar IPO Asia-Pasifik pada paruh pertama tahun 2022.

“Namun serangkaian perkembangan ekonomi positif dan kebijakan baru pemerintah di China akan menghasilkan optimisme baru dan membangkitkan aktivitas IPO di seluruh kawasan Asia-Pasifik untuk sisa tahun ini,” imbuhnya.

Indonesia Memimpin

EY Global juga mencatat, Indonesia memimpin IPO di Asean meskipun terjadi penurunan yang mencolok di regional. Jumlah kegiatan penggalangan dana di pasar modal Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang kuat, didukung oleh keberlanjutan pemulihan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2022.

Sementara inflasi telah mengalami peningkatan sepanjang YTD 2022, Bank Indonesia telah mempertahankan suku bunga yang merupakan kebijakan utamanya – 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) – pada titik terendah sepanjang masa sebesar 3,5%.

Pertumbuhan aktivitas jasa, harga ekspor komoditas yang tinggi, dan perbaikan prospek investasi secara keseluruhan telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara. Pemerintah juga telah mempercepat pengeluarannya untuk meningkatkan konsumsi dan permintaan, didukung oleh langkah-langkah fiskal utama untuk melawan inflasi.

Pada periode yang sama, pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan dalam hal penggalangan dana. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan 22 transaksi dengan total perolehan sebesar US$1,3 miliar pada Q2 2022. Dibandingkan dengan Q2 2021 yang memiliki lebih banyak transaksi (23) tetapi perolehan secara signifikan lebih rendah sebesar US$0,5 miliar.

Namun, beberapa saham hasil IPO pada Q2 2022 mengalami penurunan harga sebagai dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. Rekam jejak pertumbuhan dan profitabilitas yang terbukti merupakan bahan pertimbangan yang penting bagi investor mengingat dinamika pasar saat ini.

Menuju Q3/Q4 2022, BEI diperkirakan masih akan melihat lebih banyak kegiatan IPO dari perusahaan yang ingin go public dan mengumpulkan dana. Perusahaan-perusahaan ini termasuk perusahaan di sektor energi, transportasi, logistik, teknologi dan pertanian, di antara beberapa lainnya.

Sahala Situmorang, Lead Advisory – Strategy and Transactions Partner, PT Ernst & Young Indonesia, menjelaskan beberapa sektor utama mengalami pertumbuhan tinggi di tengah pandemi dan memanfaatkan momentum untuk melihat level baru pertumbuhan yang lebih tinggi.

“Prospek IPO tetap positif mengingat banyaknya jumlah perusahaan yang siap mengakses pasar publik di kuartal mendatang. Selain itu, kesinambungan pemulihan ekonomi secara keseluruhan ditambah dengan meningkatnya jumlah investor akan semakin memacu pertumbuhan aktivitas penggalangan dana di pasar modal,” jelasnya.

Prospek Q3 2022

Ada banyak mega IPO yang ditunda pada paruh pertama tahun 2022. Mereka mewakili pipeline yang sehat dan kemungkinan akan masuk ke pasar ketika ketidakpastian dan volatilitas saat ini mereda. Namun, tantangan kuat dari ketidakpastian saat ini dan volatilitas pasar kemungkinan akan tetap ada, termasuk ketegangan geopolitik, faktor ekonomi makro, kinerja pasar modal yang lemah, dan dampak dari pandemi yang masih berlangsung pada perjalanan global dan sektor terkait.

Sektor teknologi kemungkinan akan terus menjadi sektor utama dalam segi jumlah transaksi yang masuk ke pasar. Namun, dengan fokus yang lebih besar pada sumber energi terbarukan dalam menghadapi kenaikan harga minyak, sektor energi diperkirakan akan terus memimpin dengan hasil dari transaksi yang lebih besar.

ESG akan terus menjadi tema utama dari sektor-agnostik (perusahaan ekuitas swasta atau bank investasi yang tidak berspesialisasi dalam industri tertentu) bagi investor dan kandidat IPO. Ketika perubahan iklim global dan kendala pasokan energi meningkat, perusahaan yang telah menanamkan ESG ke dalam nilai bisnis inti dan operasi mereka harus menarik lebih banyak investor dan penilaian yang lebih tinggi.***

Tags: EY GlobalIPOIPO Globalketegangan geopolitikkinerja harga sahampenurunan valuasi
 
 
 
 
Sebelumnya

KKP Boyong 67 UMKM Terbaik ke Puncak Gernas BBI Kalsel

Selanjutnya

Allianz Indonesia Resmikan Kantor Pusat, Komitmen Lindungi Nasabah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

OJK–SRO Perkuat Fondasi Pasar Modal Tangguh Lewat CEO Networking 2025

OJK–SRO Perkuat Fondasi Pasar Modal Tangguh Lewat CEO Networking 2025

oleh Stella Gracia
19 November 2025 - 10:53

Stabilitas.id — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal menggelar CEO Networking 2025 sebagai momentum memperkuat ketangguhan Pasar...

Maybank Indonesia Jadi Bank Kustodian KIK EBA Syariah Pertama di RI

Maybank Indonesia Jadi Bank Kustodian KIK EBA Syariah Pertama di RI

oleh Stella Gracia
13 November 2025 - 21:28

Stabilitas.id — PT Bank Maybank Indonesia Tbk terus mempertegas komitmennya dalam mendorong pengembangan industri keuangan Syariah nasional, khususnya di segmen...

OJK Dorong Generasi Muda Bali Cerdas Berinvestasi, Fokus Tingkatkan Literasi Pasar Modal

OJK Dorong Generasi Muda Bali Cerdas Berinvestasi, Fokus Tingkatkan Literasi Pasar Modal

oleh Stella Gracia
12 November 2025 - 15:08

Stabilitas.id — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat program literasi keuangan bagi generasi muda. Dalam kegiatan Edukasi Keuangan dan Pasar...

Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu dan Helmy Yahya, RUPSLB Digelar 1 Desember

Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu dan Helmy Yahya, RUPSLB Digelar 1 Desember

oleh Stella Gracia
11 November 2025 - 12:15

Stabilitas.id — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) resmi mengumumkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham...

Nasabah Kian Nyaman dengan Digital Banking BRI, Porsi Transaksi Digital BRI Capai 99,1% dari Total Transaksi

Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham

oleh Stella Gracia
4 November 2025 - 12:47

Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) atau BBRI memiliki langkah strategis berupa pembelian kembali saham (buyback) untuk...

OJK Dorong Generasi Muda Melek Pasar Modal, Investor Muda Capai 54%

OJK Dorong Generasi Muda Melek Pasar Modal, Investor Muda Capai 54%

oleh Stella Gracia
15 Oktober 2025 - 20:44

Stabilitas.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong mahasiswa agar mulai berinvestasi sejak dini, terutama di pasar modal, sebagai bagian dari...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Allianz Indonesia Resmikan Kantor Pusat, Komitmen Lindungi Nasabah

Allianz Indonesia Resmikan Kantor Pusat, Komitmen Lindungi Nasabah

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance