• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Advetorial

Tantangan Perbankan 2017

oleh Sandy Romualdus
24 April 2017 - 00:00
11
Dilihat
Tantangan Perbankan 2017
0
Bagikan
11
Dilihat

Perekonomian global nampaknya masih terancam dengan beberapa hal, terutama dengan perlambatan perekonomian China. Pertumbuhan Negeri Naga pada 2016 mencapai 6,5 persen, dan tahun 2017 diperkirakan menurun menjadi 6,2 persen.
Penurunan tajam (
hard landing) perekonomian China mungkin tidak dapat dihindari. Pasalnya, selain pertumbuhan ekonomi yang melambat, China juga mengalami persoalan porsi jumlah utang terhadap PDB yang besar. Tantangan lain adalah perubahan kebijakan politik ekonomi dari Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donal J Trump sebagai Presiden ke-45.
Dengan keterkaitan ekonomi global yang semakin erat, perekonomian Indonesia terkena imbasnya. Indikator redupnya perekonomian nasional dapat ditilik dari kondisi ekspor. Tahun ini saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada periode Januari-Juli 2016 sebesar 79,08 miliar dollar AS, turun 12,02 persen dari periode yang sama tahun 2015. Sedangkan impor pada periode yang sama mencapai 74,91 miliar dollar AS atau turun 10,85 persen.
Kondisi itu tentu membuat pertumbuhan ekonomi menjadi tidak optimal dan diperkirakan berada di bawah target 5,2 persen. Selanjutnya hal inilah yang juga berakibat menekan target penerimaan pajak.
Di sisi perbankan tantangannya pun akan semakin berat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan lembaga jasa keuangan melambat. Per Juli 2016 kredit perbankan hanya tumbuh 7,74 persen dalam setahun. Pertumbuhan ini menurun lebih dari 1 persen dibandingkan dengan Juni 2016 yang masih 8,89 persen dalam setahun. Itulah yang menumbuhkan risiko kredit.
Terbukti ketika rasio kredit macet atau NPL, kendati masih di bawah 5 persen, pada Juli 2016
 angkanya merangkak naik ke tingkat 3,18 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan NPL per Juni 2016 sebesar 3,05 persen. Kondisi ini membuat perbankan disibukkan dan berkonsentrasi mengatasi NPL, sehingga menahan diri dalam memberikan kredit baru.
Bank yang tidak mau repot dan tergolong
risk avoidance bank tentu akan menanamkan kelebihan dananya dalam bentuk sekuritas yang lebih kecil risikonya (tentu dengan return yang lebih kecil pula). Sehingga secara agregat tetap terjadi ketimpangan dalam laju pemberian kredit.
Hal ini bisa dimengerti karena di saat perlambatan ekonomi, permintaan terhadap barang dan jasa juga melemah. Baik pemenuhan kebutuhan ekspor maupun permintaan domestik. Dengan demikian produksi mengikuti permintaan yang melemah ini. Bila tidak, maka akan terdapat surplus barang dan jasa
yang mengakibatkan barang dan jasa menganggur dengan konsekuensi penambahan biaya penyimpanan dan risiko kerusakan yang akhirnya menimbulkan kerugian perusahaan.

Kebijakan Pemerintah

Mengutip paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada hari Pahlawan yang lalu, tersirat optimisme pemerintah terhadap ekonomi tahun depan, namun tetap berhati-hati. Artinya bahwa perekonomian 2017 diharapkan melaju lebih kencang dibandingkan perekonomian tahun ini.
Hingga kini pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan yang mencapai 14 dan menyentuh segala aspek strategis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing nasional dan mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut, lebih dari 200 regulasi telah dideregulasi.
Deregulasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan lingkungan usaha agar lebih kondusif, sehingga bisnis bertumbuh dan berkembang lebih mulus dan kencang. Harapannya adalah meningkatnya level kemudahan berusaha di Indonesia di mata pemodal dunia.
Pemerintah sudah melakukan perbaikan dalam kemudahan mendapatkan fasilitas kelistrikan, pencatatan kepemilikan properti, perolehan kredit dari lembaga keuangan, perlindungan terhadap investor minoritas, kemudahan dalam pembayaran pajak, perdagangan antar negara, eksekusi kontrak kerja, dan pemecahan kasus insolvensi. Walaupun sejatinya masih memerlukan perbaikan di sana-sini.
Menilik program peluncuran kebijakan dan program pemerintah tersebut, perbankan selayaknya merasa optimistis menghadapi tahun 2017. Keberhasilan program yang tentu akan terlihat secara bertahap, akan meningkatkan daya saing industri dan melahirkan usaha dan pengusaha baru yang prospektif. Hal itu tentu berpotensi dibiayai bank dengan risiko kredit yang lebih terkendali dan masuk
risk appetite bank.
Oleh karena itu langkah yang perlu dipersiapkan bank adalah mempelajari kebijakan bidang perekonomian pemerintah tersebut, dan memilih bidang usaha yang sesuai dengan target bisnis bank dan
core competency bank yang bersangkutan. Kemudian menetapkan risk acceptance criteria (risiko yang dapat diterima) dari industri dan perusahaan yang akan menjadi target pembiayaan bank, dan kemudian melakukan manajemen portofolio kredit yang optimal sehingga komposisi risiko industri, segmen kredit dan jenis/tipe kredit terstruktur dengan kombinasi terbaik dari sisi risiko dan return.
Terakhir, secara nasional membuat pemetaan pengembangan kredit yang akan ditargetkan, yang dituangkan dalam 
Corporate Planning berjangka lima tahun dan dijabarkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang berjangka setahun. Dengan melakukan disiplin langkahlangkah tersebut, berarti bank telah melakukan mitigasi risiko stratejik dan risiko kredit dengan cermat.  

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

 
 
 
 
Sebelumnya

OJk Terima Penghargaan KPK

Selanjutnya

OJK Harap Pertumbuhan Dana Pensiun Capai 5 Persen di 2017

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

oleh Sandy Romualdus
15 Juni 2025 - 09:57

Bank Kalteng terus mengoptimalkan kekuatan lokal untuk meningkatkan daya saing di tingkat nasional dan bahkan global. Untuk  mewujudkan tujuan menjadi...

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

oleh Sandy Romualdus
28 Agustus 2023 - 13:22

Bank Aceh Syariah terus melakukan perubahan demi membangun ekonomi di Bumi Serambi Mekkah. Setelah berhasil melakukan transformasi digital, manajemen bank...

Gubernur BI Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50%

oleh Stella Gracia
25 Mei 2021 - 16:11

JAKARTA, Stabilitas.id -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate pada level 3,5...

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

oleh Admin Stabilitas
13 Februari 2019 - 00:00

Mengukuhkan diri sebagai platform pembayaran digital terdepan, OVO jalin kemitraan dengan penyedia jasa transportasi terkemuka di Makassar.

Bank Ganesha Raih Rekor Muri

Employee Engagement: Program yang Membahagiakan

oleh Sandy Romualdus
25 April 2017 - 00:00

Ejob description semata.Para karyawan yang termasuk turn over) menurun secara signifkan.Harvard

Menyongsong Bank Masa Depan

Menyongsong Bank Masa Depan

oleh Sandy Romualdus
30 Juni 2016 - 00:00

Dibutuhkan kreativitas dan inovasi pengembangan produk yang tiada henti, guna menggali sumber fee-based income, baik yang diperoleh dari transaksi yang...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya

OJK Harap Pertumbuhan Dana Pensiun Capai 5 Persen di 2017

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance