Jakarta-STABILITAS – Tahun 2017 menjadi tahun dengan kinerja yang unggul bagi TASPEN, Badan Usaha Milik Negara yang mengelola Jaminan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara. TASPEN membukukan laba sebesar Rp721,73 miliar, tumbuh 192 persen dibandingkan capaian laba di tahun 2016 dengan persentase pencapaian target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 105 persen.
Dalam Public Expose Taspen, Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro menjelaskan, tumbuhnya laba taspen secara drastis karena perusahaan tersebut mampu menekan beban. Beban usaha misalnya, dari yang diperkirakan akan mencapai Rp1,5 triliun pada RKAP, di 2017 Taspen hanya mengeluarkan Rp 1,3 triliun atau 86 persen dari perkiraan.
Faktor lainnya, perubahaan fee pengelolaan investasi atas dana Asuransi Jiwa Taspen untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari 5 persen menjadi 6,7 persen berkontribusi sebesar Rp157 miliar. Capaian hasil investasi atas perolehan laba Bank Mantap sebesar 498,2 persen di atas RKAP juga memberikan kontribusi besar pada meningkatnya laba Taspen.
BERITA TERKAIT
“Selain itu, capaian laba Taspro sebesar 27,43 persen di atas RKAP dan capaian laba Taspen Life sebesar 4,7 persen di atas RKAP juga menjadi hal yang mempengaruhi capaian kinerja Taspen,” jelas Iqbal saat public expose di Kantor Taspen, Senin (12/2).
Dalam public expose itu dijelaskan pula faktor negatif yang mempengaruhi capaian kinerja Taspen. Tingginya tingkat kematian PNS aktif yang berdampak pada jumlah klaim jaminan kematian (JKM) sebesar naik 18,39 persen dari perkiraan.
“Realisasi strategi alokasi investasi juga belum mengacu kepada target RKAP. Juga menurunnya tingkat suku bunga Bank Indonesia 7 Days Repo Rate berdampak pada penurunan bunga deposito dan fixed income,” jelas Iqbal.





.jpg)









