JAKARTA, Stabilitas.id – Katadata Insight Center kembali mengeluarkan riset tahunannya yang bertajuk ‘Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia’. Tahun ini merupakan kali ketiga Katadata melakukan risetnya, dengan memanfaatkan data primer dengan 16 juta sampel transaksi pembayaran yang berasal dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce tersebesar di Indonesia selama tahun 2021.
“Hasil riset Kredivo bersama Katadata Insight Center ini kami harapkan dapat menjadi referensi bagi pelaku e-commerce beserta para pelaku pendukung ekosistem yang terkait agar dapat mengatur strategi terbaik untuk pertumbuhan industri e-commerce dan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi digital,” ungkap Indina Andamari selaku VP Marketing & Communication Kredivo.
Dibandingkan 2020, jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2 mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksinya meningkat dari 31% menjadi 34%, sedangkan nilai transaksinya meningkat dari 28% di 2020 menjadi 30% di 2021.
BERITA TERKAIT
Karena tingginya aktivitas digital selama pandemi, jumlah transaksi pulsa dan paket data meningkat dari 14% di tahun 2020 menjadi 23% di 2021. Sementara itu, gadget dan aksesoris menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66% dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu faktor yang mendorong kenaikan transaksi e-commerce ini adalah adanya festival belanja online (Harbolnas) yang hingga kini masih menjadi strategi yang efektif untuk menambah pengguna baru serta meningkatkan jumlah transaksi.
“Beberapa pola perilaku konsumen versi pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gadget. Kami juga melihat bahwa konsumen semakin nyaman dan percaya dalam menggunakan layanan keuangan digital untuk bertransaksi di e-commerce, salah satunya melalui Paylater yang mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Adek M. Roza selaku Head of Katadata Insight Center.
Sebagai salah satu metode pembayaran digital di e-commerce, Paylater mengalami pertumbuhan dari sisi penggunaan, dengan 38% konsumen yang menggunakan Paylater saat berbelanja di e-commerce dalam satu tahun terakhir, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 28% (2021).
Masyarakat juga semakin familiar dengan metode pembayaran Paylater guna berbelanja secara online, dengan 90% dari responden mengetahui adanya metode pembayaran menggunakan Paylater, dan 65% responden menyatakan tidak menemukan kendala tertentu dalam penggunaan Paylater.
Salah satu keunggulan yang menjadi daya tarik Paylater sebagai metode pembayaran adalah kemudahan akses kredit digital bagi kosumen dan pembayaran yang dapat dilakukan secara berkala setelah melakukan transaksi.
Sebanyak 56% responden merasakan manfaat fleksibilitas dengan pembayaran cicilan Paylater, dan 55% responden menilai kemudahan akses Paylater membantu mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan kredit. Selain itu 51% responden menilai dari segi keamanan karena Paylater yang terintegrasi dengan e-commerce sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Sementara itu, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira yang turut ikut serta dalam peluncuran laporan Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia juga menyambut baik hasil riset ini.
“Di tengah percepatan digitalisasi di Indonesia, peran e-commerce dan layanan keuangan digital seperti Paylater mampu mendorong penetrasi layanan digital secara lebih luas. Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang saat ini memiliki potensi yang besar,” tutupnya.***





.jpg)










