Stabilitas.id – ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) meluncurkan Rencana Aksi 2026–2030 (ACMF Action Plan 2026–2030 / AP 2026) yang menjadi peta jalan pengembangan pasar modal ASEAN lima tahun ke depan. Inisiatif ini diumumkan dalam ACMF International Conference 2025 yang diselenggarakan oleh Securities Commission Malaysia (SC), bertepatan dengan pertemuan ke-43 para Ketua ACMF yang digelar sehari sebelumnya.
AP 2026 dirancang untuk memperkuat integrasi, keberlanjutan, dan daya saing pasar modal kawasan dengan 11 prioritas utama dan 24 inisiatif strategis yang terbagi dalam lima pilar, antara lain; Membangun ACMF yang berkelanjutan, Membangun ASEAN yang tangguh dan berkelanjutan, Mendorong inklusivitas dan pemberdayaan keuangan, Memperkuat integrasi regional dan posisi global, serta Mendorong digitalisasi.
Ketua ACMF 2025, Dato’ Mohammad Faiz Azmi, menegaskan bahwa lima tahun ke depan akan menjadi fase penting bagi transformasi pasar modal ASEAN.
BERITA TERKAIT
“Melalui AP 2026, kami membangun fondasi untuk kawasan yang lebih terhubung, kredibel, dan kompetitif. Tujuannya tidak hanya menarik modal global, tetapi juga menyalurkannya ke arah pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Konferensi internasional tersebut dibuka oleh Menteri Keuangan II Malaysia, Datuk Seri Amir Hamzah Azizan, dan dihadiri oleh regulator, pelaku industri, serta pembuat kebijakan dari 11 negara anggota ASEAN.
Diskusi berfokus pada berbagai isu strategis seperti pembiayaan lintas batas, transisi iklim, pengembangan pasar karbon sukarela, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pengawasan pasar modal.
Sejumlah publikasi penting turut diluncurkan, di antaranya: ASEAN Simplified ESG Disclosure Guide (ASEAN SEDG) versi 2 bagi UMKM dalam rantai pasok, White Paper “Mitigation Co-benefit and Adaptation for Resilience (mARs)” hasil kolaborasi dengan UNEP FI dan SFIA, ASEAN Voluntary Carbon Market (VCM) Development Plan dan panduan ASEAN VCM bersama Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), serta ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance versi 4, yang melengkapi standar teknis untuk seluruh sektor fokus dan sektor pendukung.
Dalam pertemuan ke-43, para regulator juga membahas kerja sama dalam Asia Green Transformation (GX) Consortium, kolaborasi dengan International Sustainability Standards Board (ISSB) terkait standar pengungkapan keberlanjutan IFRS, serta penguatan kerangka ASEAN Collective Investment Scheme (CIS).
Selain itu, ACMF menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ERIA untuk memperkuat riset, kebijakan, dan pembangunan kapasitas di bidang keuangan berkelanjutan, integrasi pasar, dan digitalisasi.
Pertemuan ditutup dengan serah terima kursi kepemimpinan ACMF dari Securities Commission Malaysia kepada Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina. “Sinergi lintas negara ASEAN menjadi fondasi penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi kawasan di tengah dinamika global,” tegas Dato’ Faiz. ***





.jpg)










