BANDUNG BARAT, Stabilitas.id – Di tengah tekanan krisis iklim yang semakin nyata, sekelompok anak muda di Desa Pasirlangu, Kabupaten Bandung Barat, membuktikan bahwa adaptasi bukan sekadar wacana. Lewat proyek Climate Agriculture Integration (CAI), mereka menghadirkan teknologi irigasi hemat air dan cold storage bertenaga surya—mengubah tantangan menjadi peluang bagi petani lokal.
CAI, yang berarti “air” dalam bahasa Sunda, berangkat dari keresahan atas gagal panen yang makin sering terjadi akibat cuaca ekstrem. Solusi yang ditawarkan sederhana namun berdampak besar: sistem irigasi tetes yang efisien, dan ruang penyimpanan dingin berbasis energi surya untuk menjaga kesegaran hasil panen seperti paprika dan arugula.
“Petani kerap rugi karena panen membusuk sebelum sempat dijual. Dengan cold storage dan PLTS, kami bisa memperpanjang umur simpan hasil panen sekaligus menekan limbah pangan,” kata Gama Subarkah, Ketua Proyek CAI, saat ditemui di kebun paprika yang kini menjadi lokasi percontohan.
Proyek ini lahir dari program pelatihan Climate Skills yang digagas British Council dan HSBC. Dari 157 peserta muda yang ikut pelatihan di Jawa Barat, CAI menjadi salah satu dari tiga inisiatif yang terwujud di lapangan.
CAI tak hanya menawarkan teknologi. Warga—termasuk petani perempuan dan kader PKK—ikut dilibatkan dalam pelatihan pengolahan pascapanen. Selain menekan food loss, pendekatan ini membuka peluang ekonomi baru dan memperkuat ketahanan pangan keluarga.
Summer Xia, Country Director British Council Indonesia, menyebut CAI sebagai model nyata bagaimana keterampilan dan inovasi anak muda bisa menjawab tantangan iklim secara inklusif dan berkelanjutan. “Melalui program ini, komunitas diberi ruang menciptakan solusi dari bawah. CAI menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari desa,” ujarnya saat meninjau lokasi proyek.
Pasirlangu, yang sejak 1990-an dikenal sebagai sentra paprika, kini menghadapi ketidakpastian iklim—curah hujan tak menentu, suhu ekstrem, dan minimnya infrastruktur. Namun melalui inisiatif ini, desa tersebut justru menjadi pionir transisi energi dan pertanian adaptif.
Dengan kombinasi teknologi tepat guna dan semangat kolaboratif, CAI kini dilirik sebagai proyek percontohan yang bisa direplikasi di wilayah lain. Dalam lanskap pertanian yang makin rentan, upaya anak-anak muda di kaki Gunung Tangkuban Parahu ini menjadi oase harapan baru. ***





.jpg)










