JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%. Keputusan ini sejalan dengan perkembangan perekonomian global yang melambat, tetapi ketidakpastian pasar keuangan telah mereda.
“Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah serta langkah pre -emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Rabu (17/01/24).
Dia menjelaskan, perkembangan perekonomian global pada triwulan IV-2023 menunjukkan perlambatan, tetapi ketidakpastian pasar keuangan telah mereda. Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,0% pada 2023 dan lambat menjadi 2.8% pada 2024.
BERITA TERKAIT
Ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India tetap kuat didukung konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara itu, ekonomi Tiongkok melambat seiring dengan tetap lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai dampak lanjutan dari pelemahan kinerja sektor properti, serta terbatasnya stimulus fiskal.
“Ketidakpastian pasar keuangan global juga telah mereda, tercermin dari penurunan yield obligasi Pemerintah negara maju, termasuk US Treasury. Tekanan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia juga berkurang,” jelas Perry.
Perry menambahkan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan perekonomian global dan domestik, serta mempertimbangkan berbagai risiko yang ada untuk menentukan kebijakan moneter yang optimal.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan perekonomian global dan domestik, serta mempertimbangkan berbagai risiko yang ada untuk menentukan kebijakan moneter yang optimal,” ujar Perry.***
Penulis : Tsavirha Almara





.jpg)










