JAKARTA, Stabilitas.id — Mendorong ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif dan berbasis data untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Kementerian UMKM bersama Credit Bureau Indonesia (CBI) resmi menjalin kemitraan strategis lewat peluncuran CBI SME Bureau.
Inisiatif ini diharapkan menjadi titik balik dalam menjembatani tantangan klasik UMKM: kesenjangan akses pembiayaan akibat minimnya rekam jejak kredit yang kredibel.
Peresmian kerja sama ini berlangsung hari ini, Rabu (25/6) di Gedung SMESCO, Jakarta, disaksikan lebih dari 250 pemangku kepentingan, mulai dari pejabat kementerian dan lembaga negara, pimpinan asosiasi, lembaga riset, hingga pelaku usaha UMKM.
BERITA TERKAIT
CBI SME Bureau hadir sebagai layanan informasi perkreditan terintegrasi pertama di Indonesia yang secara khusus dirancang untuk UMKM. Tujuan utamanya: memberikan akses terhadap data kredit yang kredibel, terkini, dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan usaha maupun pengembangan profil kredit pelaku usaha.
Tiga fitur utama yang ditawarkan yakni Informasi Kredit Komprehensif: menyajikan data usaha, riwayat pembayaran, serta profil keuangan mitra bisnis UMKM secara menyeluruh. Kedua, Pemantauan Dinamis & Notifikasi Risiko: emberikan alert terhadap perubahan kondisi finansial mitra usaha secara real-time. Ketiga, Manajemen Piutang: memudahkan pelaku UMKM dalam memantau pembayaran dan melaporkan mitra usaha yang menunggak kewajiban.
Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, menekankan bahwa pembiayaan yang inklusif hanya bisa dicapai dengan dukungan infrastruktur data yang kuat.
“Dengan kontribusi lebih dari 61,8% terhadap PDB dan menyerap 97% tenaga kerja nasional, UMKM adalah tulang punggung ekonomi. Namun, rasio kreditnya masih rendah—hanya 18,7% dari total kredit perbankan. Kita butuh terobosan untuk menjembatani kesenjangan ini,” tegasnya.
Ia menyebut, kehadiran CBI SME Bureau dapat memperkuat kepercayaan antara mitra usaha dalam rantai pasok dan menjadi fondasi penting dalam membangun sistem pembiayaan B2B yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menambahkan bahwa layanan CBI SME Bureau tidak hanya akan membantu pengusaha memahami posisi keuangan mitra, tapi juga membuka pintu bagi pembiayaan berbasis kemitraan, di luar perbankan konvensional.
“Rekam jejak kredit adalah kunci. CBI SME Bureau memberi pelaku UMKM peluang membangun profil finansial yang bisa dipercaya, sebagai dasar untuk menjangkau skema pembiayaan formal maupun alternatif,” jelasnya.
Direktur Utama CBI, Anton K. Adiwibowo, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendukung transformasi sektor UMKM melalui literasi keuangan dan manajemen risiko yang berbasis data.
“CBI SME Bureau dirancang agar pelaku UMKM bisa lebih cepat dan akurat menilai risiko, menjalin kemitraan usaha yang sehat, serta menjaga likuiditas,” ujarnya.
“Kami yakin platform ini akan jadi katalisator penting untuk mendorong UMKM naik kelas,” imbuhnya.
Untuk diketahui, PT Kredit Biro Indonesia Jaya (CBI) adalah biro kredit independen yang berdiri sejak 2014 dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berkomitmen menyediakan data perkreditan yang akurat dan komprehensif, CBI terus berinovasi, termasuk dengan membentuk CBI SME Bureau, sebuah unit layanan khusus untuk mendukung UMKM agar bisa tumbuh secara sehat, terverifikasi, dan inklusif. ***





.jpg)









