JAKARTA, Stabilitas.id – CIMB Niaga melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasian (unaudited) sebesar Rp2,0 triliun atau naik 29,5% year-on-year (“Y-o-Y”) pada kuartal pertama tahun 2023 dan menghasilkan earnings per share Rp63,42.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pihaknya memulai tahun 2023 dengan hasil yang positif di kuartal pertama untuk seluruh segmen bisnis, serta pertumbuhan kredit yang baik dan peningkatan kualitas underlying asset.
“Gross non-performing loans (“NPL”) menurun ke 2,6% dari 3,6% di 1Q22 dan 2,8% di 4Q22. Perolehan ini memungkinkan kami untuk terus mengakselerasi penciptaan nilai bagi para stakeholders, serta memperkuat keyakinan atas prospek yang positif sampai akhir tahun 2023,” jelas Lani.
BERITA TERKAIT
Lani melanjutkan, pencapaian tersebut mencerminkan penerapan 5 Pilar Strategi CIMB Niaga, yang berfokus pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga yaitu return on equity (“ROE”) meningkat menjadi 15,1%. Bank mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (“CAR”) dan loan to deposit ratio (“LDR”) masing-masing sebesar 21,3% dan 82,2%.
Total Dana Pihak Ketiga (“DPK”) mencapai Rp240,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,2%, sebagai hasil upaya Bank membangun hubungan yang lebih erat sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.
Selanjutnya, jumlah kredit/pembiayaan naik 10,1% Y-o-Y menjadi Rp201,1 triliun (atau Rp199,6 triliun di luar pembiayaan Salam), didukung pertumbuhan bisnis Corporate Banking (+16,2% Y-o-Y) dan Consumer Banking (+9,4% Y-o-Y).
Kredit Pemilikan Rumah (“KPR”) tumbuh 5,5% Y-o-Y, sementara Kredit Pemilikan Mobil (“KPM”) meningkat sebesar 20,6% Y-o-Y, termasuk kontribusi dari anak perusahaan PT CIMB Niaga Auto Finance (“CNAF”).
Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (“UUS”) CIMB Niaga (“CIMB Niaga Syariah”) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp50,2 triliun (termasuk pembiayaan Salam) dan DPK sebesar Rp49,3 triliun per 31 Maret 2023.
Sementara itu, CIMB Niaga juga mengembangkan produk berbasis digital dengan total transaksi hingga 97,0% dari seluruh layanan branchless banking OCTO Mobile, OCTO Clicks, Automated Teller Machines (ATM), dan Rekening Ponsel.***