Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) bersama Komunitas Hijau Pondok Indah (KHPI Jakarta), melaksanakan sosialisasi program peduli lingkungan dalam bentuk pilah sampah, pembuatan kompos dan lubang resapan biopori, pekan lalu. Kegiatan ini merupakan upaya untuk menanamkan kesadaran masyarakat bahwa selain untuk tujuan kesehatan, sampah juga memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan.
Bagi CIMB Niaga, selain berupaya mengajak masyarakat untuk mengolah sampah di rumah tangga, pengelolaan sampah juga telah aktif dilakukan di lingkungan perkantoran sebagai bagian dari perwujudan program green-office.
L. Wulan Tumbelaka, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga mengungkapkan pengolahan sampah yang benar akan memberikan manfaat seperti mengurangi polusi, menciptakan nilai ekonomis dan menjadikan lingkungan bersih. “Dampaknya, kesehatan dapat terjaga dan penghasilan pun bisa diperoleh”, ungkap Wulan dalam siaran persnya, Senin (12/3/2012).
BERITA TERKAIT
Wulan menjelaskan sosialisasi program peduli lingkungan ini merupakan kelanjutan dari peresmian icon branch CIMB Niaga di Pondok Indah – Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Dalam acara tersebut, CIMB Niaga bersama KHPI sepakat untuk melakukan green activities guna pengembangan lingkungan di daerah ini. “Sebagai volunteer, karyawan-karyawati CIMB Niaga terlibat aktif dalam kegiatan ini. Ini adalah bentuk kepedulian untuk menjaga lingkungan tempat kita tinggal”, jelas Wulan.
Dalam sosialisasi tersebut, pengolahan sampah dilakukan antara lain dengan cara memilahnya – organik dan unorganik –, untuk kemudian ditempatkan ke dalam kotak-kotak sampah yang telah disediakan. Sesuai jenis dan peruntukkannya, sampah tersebut selanjutnya diolah seperti untuk pembuatan kompos dan daur ulang plastik/kertas. Dalam kegiatan yang melibatkan warga RW 13 Pondok Indah tersebut, juga disosialisasikan cara membuat lubang resapan biopori dengan sejumlah manfaat dan kegunaannya. Antara lain, meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos serta mengatasi masalah akibat genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
“Kami menyadari bahwa mengajak masyarakat untuk memilah sampah merupakan tantangan tersendiri karena menyangkut kebiasaan serta belum banyaknya masyarakat yang paham dan peduli. Namun, kami yakin dengan banyaknya sosialisasi seperti ini, masyarakat akan sadar dan peduli bahwa sampah memiliki nilai ekonomis dan pada akhirnya lingkungan tempat tinggal pun menjadi bersih, hijau dan sehat,” tutup Wulan.