Stabilitas.id – Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation bekerja sama dengan Dicoding Indonesia kembali meluncurkan Coding Camp 2026 powered by DBS Foundation, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Program ini menargetkan 70.000 peserta dari seluruh Indonesia untuk mengikuti pelatihan di tiga bidang utama: Artificial Intelligence (AI), Data Science, dan Full Stack Web Development.
Inisiatif yang memasuki tahun keempat ini bertujuan mencetak talenta digital andal yang siap berkarier di sektor teknologi dan startup. Peluncuran tahun ini juga menandai perluasan kerja sama dengan 10 universitas terkemuka di Indonesia guna memperluas jangkauan dan dampak program.
Kehadiran program ini menjadi respons terhadap meningkatnya kebutuhan tenaga kerja digital di tengah pertumbuhan ekonomi digital nasional yang telah menembus US$90 miliar pada 2024 dan diperkirakan mencapai US$600 miliar pada 2030. Laporan World Economic Forum 2025 menempatkan keterampilan AI dan analisis data sebagai kompetensi yang paling dibutuhkan di masa depan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen RI Tatang Muttaqin menyambut positif inisiatif ini.
“Program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan digital siswa SMK dan selaras dengan prioritas pembelajaran AI serta coding di dunia pendidikan saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menegaskan bahwa inklusi digital menjadi bagian penting dari strategi keberlanjutan DBS Foundation.
“Kami ingin membuka akses pembelajaran digital yang lebih merata agar semakin banyak generasi muda siap diserap industri. Ini sejalan dengan pilar keberlanjutan kami, Impact Beyond Banking, dalam mewujudkan visi Best Bank for A Better World,” katanya.
Pendaftaran Coding Camp 2026 powered by DBS Foundation dibuka mulai 21 Oktober 2025 hingga 15 Januari 2026, dengan sasaran mahasiswa, pelajar vokasi, perempuan, dan penyandang disabilitas. Program ini mengusung pendekatan project-based learning selama 900 jam pelatihan atau setara satu semester.
Peserta akan memperkuat kompetensi di bidang AI Engineer, Data Scientist, dan Full-Stack Web Developer, serta mendapatkan pelatihan bahasa Inggris dan literasi keuangan untuk meningkatkan daya saing di dunia kerja.
CEO Dicoding Narenda Wicaksono menyebutkan, program ini mendorong peserta untuk berpikir kreatif dan solutif. “Peserta ditantang menyelesaikan berbagai permasalahan sosial melalui proyek akhir. Hingga kini, lebih dari 400 karya digital telah lahir dari program ini,” ujarnya.
Tahun ini, Coding Camp menggandeng Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Tarumanegara, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Dipa Makassar, Universitas Bina Nusantara, Institut Teknologi Del, Universitas Gunadarma, dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Kerja sama ini bertujuan menjangkau lebih banyak mahasiswa melalui sosialisasi dan pendaftaran di kampus. Meski demikian, program tetap terbuka untuk seluruh mahasiswa dan pelajar vokasi di Indonesia tanpa batas afiliasi universitas.
Sejak diluncurkan pada 2023, Coding Camp powered by DBS Foundation telah menjangkau lebih dari 177.000 peserta, termasuk 45.609 perempuan, 28.112 masyarakat marginal, 1.178 penyandang disabilitas, dan 7.526 tenaga pendidik.
Pencapaian ini selaras dengan komitmen jangka panjang DBS Foundation untuk mendorong inklusi (fostering inclusion) dan memenuhi kebutuhan dasar (providing essential needs). Inisiatif ini didukung oleh DBS Bank Ltd. (Bank DBS) yang mengalokasikan pendanaan hingga SGD 1 miliar selama 10 tahun ke depan di Asia guna mendukung berbagai program sosial berdampak. ***





.jpg)










