Bogor, Stabilitas—Ratusan Ummat Islam yang tergabung dalam Koperasi Syariah 212 dari berbagai daerah di Indonesia meluncurkan Koperasi Syariah 212, di Bogor, (6/1). Peluncuran koperasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan yang kuat untuk menjadikan ummat Islam sebagai ummat yang mandiri dari segi ekonomi. Berbagai kalangan di berbagai daerah mencoba untuk membuat unit-unit ekonomi mulai dari koperasi, lembaga keuangan, dan minimarket yang berlabelkan 212.
Berawal dari momentum kebangkitan ummat Islam pada Aksi Damai 212 Desember lalu, semangat ini merambat kepada spektrum ekonomi, sayangnya semangat ini bergerak secara parsial dan masing-masing atau tidak terkoordinir. Pengamat Ekonomi Syariah sekaligus Rektor STEI Tazkia, Syafi’i Antonio dalam sambutan peluncuran Koperasi 212 mengatakan bila ini dibiarkan maka potensi ummat yang demikian besar tidak dapat dimaksimalkan dengan baik.
“Sentralisasi gerakan ekonomi ummat 212 penting dilakukan untuk mewujudkan maslahah yang lebih besar,”tutur Antonio.
Antonio melanjutkan bahwa gerakan ekonomi 212 ini mesti dikelola dengan baik, terpusat, transparan, akuntabel, dan professional. “Semangat aksi bela Islam 212 tidak boleh berhenti hanya pada gerakan saja, namun semangatnya mesti disalurkan pada gerakan-gerakan kolektif ummat Islam,”katanya.
Ide koperasi syariah 212 ini sendiri dimulai dari lontaran ide Eka Gumelar di Sosial Media yang ditanggapi langsung oleh masyarakat sehingga menjadi gerakan nyata atas dasar kepedulian ummat untuk kesejahteraan bersama.
“Latar belakangnya adalah karena adanya momentum ummat setelah Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 lalu. Menurut saya semangat keguyuban ini dan persatuan ummat yang tampak dalam aksi tersebut jangan sampai terputus begitu saja, semangat itu justru harus dipublikasikan lagi untuk kebutuhan ummat yang sebenarnya,”jelas Penggagas Koperasi 212, Eka Gumelar.
Dalam peluncuran ini hadir para ulama, tokoh agama diantaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia, K.H Ma’ruf Amin; Wakil Ketua Pertimbangan MUI, Prof. Didin Hafiduddin; Ustadz Arifin Ilham; Ekonom, Dr. Muhammad Syafii Antonio serta elemen gerakan Aksi Bela Islam III 212 termasuk di dalamnya eksponen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yaitu Ketua Dewan Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Shihab dan Ketua GNPF MUI, Ustadz Bachtiar Natsir.
STEI Tazkia sebagai lembaga pendidikan pelopor ekonomi Islam berusaha memberikan kontribusi terbaiknya dalam mendukung gerakan ini salah satunya menjadi tuan rumah Grand Launching Koperasi Syariah 212.




.jpg)









