• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Senin, November 10, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Absorpsi Ancaman Suku Bunga

oleh Sandy Romualdus
5 Januari 2023 - 10:37
30
Dilihat
Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023
0
Bagikan
30
Dilihat

Tak pelak ancaman kenaikan suku bunga karena makin ketatnya kebijakan moneter akan menjadi perhatian utama perbankan. Apakah risiko pasar pada akhirnya bisa diserap oleh pelaku industri?

Oleh Romualdus San Udika

Boleh dibilang tahun 2022 adalah tahun paling dinamis, dalam lima tahun belakangan. Bagaimana tidak setelah perekonomian berhasil melewati momen terburuk dalam menghadapi pandemi, beragam perubahan silih berganti. Perubahan tebesar adalah soal kisruh geopolitik di Eropa yang muncul karena konflik Rusia-Ukraina.

Karena perang yang pecah di awal tahun itu, peta perdagangan dunia mulai bergeser, terutama di komoditas energi yang pada akhirnya menerbitkan krisis energi di kawasan Eropa. Buntutnya, kebijakan moneter global terimbas menjadi lebih ketat dan melahirkan risiko resesi jilid kedua sepanjang krisis sepanjang hampir tiga tahun ini.

BERITA TERKAIT

DBS: Obligasi Masih Jadi Pilihan Utama, Saham Teknologi dan Asia Tetap Menarik di Kuartal IV 2025

Superbank Masih Tahan Suku Bunga Deposito Meski BI Rate Turun, Ini Alasannya

Strategi BNI Jaga Likuiditas dan Dorong Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

BI Rate Dipangkas 25 Bps Menjadi 5,75%

Banyak bank sentral yang mulai agresif menaikkan suku bunga. Yang paling mencolok adalah The Federal Reserve yang terus menaikan suku bunga sejak 15 Juni lalu, yakni  sebesar 75 basis poin ke kisaran 1,50 persen hingga 1,75 persen. Bank sentral AS itu belum pernah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat persen sejak 1994. The Fed, kembali menaikkan suku bunga acuannya pada 22 September sebesar 75 basis poin menjadi 3,0-3,25 persen. Kenaikan Fed Fund Rate ini merupakan kenaikan kelima kalinya selama tahun 2022.

Langkah otoritas moneter Paman Sam itu tentu memberi dampak signifikan bagi ekonomi global. “Kenaikan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral lainnya di seluruh dunia dapat berdampak signifikan pada Asia. Para pembuat kebijakan di kawasan perlu berhati-hati menavigasi situasi dengan campuran kebijakan yang tepat untuk ekonomi mereka, dengan fokus khusus untuk membantu masyarakat miskin dan rentan,” tulis Asian Development Bank (ADB) dalam situs resminya.

Perlu diketahui, tingkat kebijakan yang ditetapkan oleh bank sentral dengan demikian bertindak sebagai tumpuan bagi suku bunga lainnya. The Fed dan bank sentral di negara maju mulai menaikkan suku bunga sebagai tanggapan atas melonjaknya inflasi domestik. Di AS, suku bunga rendah dan peningkatan pengeluaran pemerintah dalam menanggapi pandemi mengakibatkan pemulihan permintaan yang tajam dan pengetatan pasar tenaga kerja tahun lalu, menambah efek inflasi dari gangguan rantai pasokan. “Invasi Rusia ke Ukraina semakin meningkatkan inflasi dengan menaikkan harga energi dan pangan,” tulis ADB.

Bank Indonesia tentu sudah pasang kuda-kuda sejak pertengahan tahun untuk memitigasi dan merespons perubahan kebijakan moneter global. BI, hingga November telah membawa BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 5,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 6,00 persen

Menurut pengamat dari Centre for Banking Crisis, Achmad Deni Daruri, otoritas sektor keuangan harus mengeksplorasi ancaman risiko resesi akibat kenaikan tingkat suku bunga wajib. Karena ada kecenderungan yang sangat kuat bahwa tingkat suku bunga global akan meningkat, sementara itu kondisi stagflasi juga tengah terjadi.

Namun, lanjutnya, terlepas dari cara-cara di mana suku bunga AS berdampak negatif terhadap ekonomi global, kenaikan suku bunga memang menguntungkan perdagangan luar negeri. Dollar AS yang lebih kuat, yang akan menyertai kenaikan suku bunga, akan meningkatkan permintaan Amerika Serikat atas produk di seluruh dunia dan meningkatkan keuntungan perusahaan domestik dan asing.

“Apapun yang mengurangi tabungan dunia atau meningkatkan permintaan investasi dunia akan meningkatkan tingkat bunga global. Selain itu, dalam jangka pendek dengan harga tetap, segala sesuatu yang meningkatkan permintaan barang di seluruh dunia atau mengurangi pasokan uang di seluruh dunia, menyebabkan tingkat bunga global naik,” jelas Deny.

Masih Kokoh

Anton Hendranata, Chief Economist BRI mengakui, kenaikan suku bunga The FED yang terus terjadi saat ini tentunya dapat semakin menekan pasar obligasi dan saham nasional. Selain itu, terjadinya capital outflow pada pasar finansial dapat mendorong depresiasi nilai Rupiah karena permintaan terhadap  dollar AS yang meningkat dari penjualan aset finansial rupiah.

Namun, berdasarkan riset yang dilakukan BRI, fundamental ekonomi saat ini cukup kuat untuk menahan gejolak eksternal, baik pada sektor riil-perbankan, sektor finansial-valas, maupun sektor eksternal-perdagangan. “Sebut saja cadangan devisa yang masih mengalami surplus, juga indicator makro lainnya,” lanjut Anton.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2022 tetap tinggi tercatat sebesar 130,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Terkait hal itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, kendati Kebijakan The Fed ini akan membuat ketidakpastian terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Namun, Josua percaya BI masih tetap akan bisa menjaga stabilitas rupiah dengan masih tambunnya cadangan devisa dan berbagai langkah intervensi yang akan disiapkan.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rudi As Aturridha menuturkan bahwa secara umum diproyeksikan bank-bank akan membutuhkan waktu penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit dalam 3 – 6 bulan ke depan. Selain itu, kata Rudi, kondisi lain yang menjadi pertimbangan antara lain likuiditas pasar dan struktur biaya dana atau cost of fund untuk suku bunga dana. “Ke depannya, kami akan terus memantau perkembangan suku bunga acuan, posisi likuiditas, dan kompetisi di pasar, agar rate yang kami berikan ke nasabah tetap kompetitif,” pungkasnya.

Sejak 2020 Rudi menambahkan bahwa dari sisi industri, kondisi perbankan Indonesia saat ini cukup baik dengan permodalan yang kuat dan kondisi likuiditas terjaga baik. Pertumbuhan kredit juga terus berakselerasi sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Menilik laporan BI yang dirilis per November 2022, kondisi likuiditas di perbankan meningkat dan memadai dalam mendukung intermediasi. Pada Oktober 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 29,46 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41 persen (yoy) dan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan net ekspansi Pemerintah. Peningkatan DPK terjadi pada kelompok korporasi dan rumah tangga sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional. Hasil simulasi Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga.

Kendati transmisi kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga di pasar uang, namun kenaikan suku bunga perbankan terbatas. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 16 November 2022 naik 150 bps dibandingkan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 4,30 persen, sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 143 bps, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang relatif terjaga.

Sementara itu, kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, lebih terbatas. Suku bunga deposito 1 bulan pada Oktober 2022 naik menjadi 3,40 persen dari 2,89 persen pada Juli 2022, sementara suku bunga kredit Oktober 2022 meningkat terbatas menjadi 9,09 persen dari 8,94 persen pada Juli 2022. Masih terbatasnya kenaikan suku bunga tersebut seiring dengan likuiditas yang masih longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menegaskan, ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) September 2022 tetap tinggi sebesar 25,09 persen. Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada September 2022 yang tercatat 2,78 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto). ***

Tags: Absorpsi Ancaman Suku BungaAncaman Suku Bungasuku bunga
 
 
 
 
Sebelumnya

Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

Selanjutnya

Ekonomi Global akan Hadapi Risiko Fragmentasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

BTN Salurkan Kredit Program Perumahan untuk UMKM Yogyakarta

BTN Salurkan Kredit Program Perumahan untuk UMKM Yogyakarta

oleh Sandy Romualdus
9 November 2025 - 22:28

Stabilitas.id – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyiapkan ekspansi penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) di Daerah Istimewa Yogyakarta...

CIMB Niaga Salurkan Pembiayaan Sindikasi Syariah Rp3,3 Triliun Dukung Energi Bersih di Batam

CIMB Niaga Salurkan Pembiayaan Sindikasi Syariah Rp3,3 Triliun Dukung Energi Bersih di Batam

oleh Sandy Romualdus
7 November 2025 - 14:38

Stabilitas.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan ketahanan energi bersih nasional...

CIMB Niaga Umumkan 50 Penerima Beasiswa 2025, Dukung Akselerasi SDM Unggul di Indonesia

CIMB Niaga Umumkan 50 Penerima Beasiswa 2025, Dukung Akselerasi SDM Unggul di Indonesia

oleh Sandy Romualdus
7 November 2025 - 14:34

Stabilitas.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali menegaskan komitmennya terhadap kemajuan pendidikan nasional dengan mengumumkan 50 penerima...

Semen Merah Putih Dorong Penerapan Standar Keamanan Konstruksi Nasional

Semen Merah Putih Dorong Penerapan Standar Keamanan Konstruksi Nasional

oleh Sandy Romualdus
7 November 2025 - 14:27

Stabilitas.id - Dalam momentum peringatan Hari Arsitektur Dunia, Semen Merah Putih menegaskan kembali komitmennya terhadap peningkatan kualitas dan keamanan konstruksi...

Maybank Indonesia Bidik Potensi Industri Subang Lewat Pembukaan KCP Baru

Maybank Indonesia Bidik Potensi Industri Subang Lewat Pembukaan KCP Baru

oleh Sandy Romualdus
7 November 2025 - 14:21

Stabilitas.id – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) meresmikan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Subang yang berlokasi di CP Industrial...

BI: KPR Dominasi 74% Pembelian Rumah, Aset Properti Tumbuh Terbatas di Q3 2025

Likuiditas Valas Terjaga, Cadangan Devisa RI Tembus USD149,9 Miliar

oleh Stella Gracia
7 November 2025 - 13:57

Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2025 mencapai USD149,9 miliar, meningkat dibandingkan posisi...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Digitalisasi Layanan, CIMB Niaga Syariah Perkuat Ekosistem Syariah Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dorong Inovasi Digital Banking, Krom Bank Perpanjang Kemitraan dengan Mambu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BTN Salurkan Kredit Program Perumahan untuk UMKM Yogyakarta

CIMB Niaga Salurkan Pembiayaan Sindikasi Syariah Rp3,3 Triliun Dukung Energi Bersih di Batam

CIMB Niaga Umumkan 50 Penerima Beasiswa 2025, Dukung Akselerasi SDM Unggul di Indonesia

Semen Merah Putih Dorong Penerapan Standar Keamanan Konstruksi Nasional

Maybank Indonesia Bidik Potensi Industri Subang Lewat Pembukaan KCP Baru

Pasar Modal ASEAN Siap Masuki Fase Baru, ACMF Rilis 11 Prioritas Strategis Lima Tahun ke Depan

Likuiditas Valas Terjaga, Cadangan Devisa RI Tembus USD149,9 Miliar

Uang Primer Tumbuh 14,4% pada Oktober 2025, Dorong Likuiditas Perbankan Tetap Terjaga

BI: KPR Dominasi 74% Pembelian Rumah, Aset Properti Tumbuh Terbatas di Q3 2025

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Ekonomi Global akan Hadapi Risiko Fragmentasi

Ekonomi Global akan Hadapi Risiko Fragmentasi

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance