JAKARTA, Stabilitas.id – Indonesia melakukan pertemuan bilateral di tengah perhelatan Hannover Messe 2023 dengan Jerman yang diterima oleh Kanselir Olaf Scholz.
Di dalam pertemuan tersebut, dibahas tentang joint investasi dan kerja sama ekonomi yang ditandatangani oleh Kementerian Perekonomian dan Lingkungan Hidup Jerman dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia – Jerman dan Indonesia – Uni Eropa, dibutuhkan pembenahan regulasi Uni Eropa yang menghambat kesetaraan.
BERITA TERKAIT
Terkait pembenahan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pentingnya percepatan penyelesaian perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“Memang ada beberapa isu antara Indonesia dan EU, namun Jerman melihat bahwa pendekatan yang harus kita lakukan juga pendekatan yang sifatnya pragmatis. Sehingga dengan demikian kita berharap bahwa perjanjian IEU-CEPA bisa dipercepat,” ungkap Airlangga saat memberikan keterangan pers di Hannover, Jerman, pada Senin (17/4/23).
Terkait investasi, Indonesia menyambut baik pembentukan komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia – Jerman. Investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi.
Beberapa hal lain juga disampaikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya terkait fokus Indonesia pada ekosistem industri EV terutama beberapa komoditas mineral strategis yang mempunyai potensi untuk investasi yakni terdiri dari 21 komoditas yang bisa mencapai nilai sebesar USD545.3 miliar.
Terkait dengan peran dalam transisi energi di Indonesia, Jerman berkomitmen untuk mendorong Just Energy Transition Partnership (JETPI), mengingat JETPI diinisiasi oleh G7 dengan komitmen sebesar USD20 miliar dari negara-negara G7.
“Nah, tentunya Jerman juga menjadi bagian dari itu, yang berkomitmen investasi lebih dari USD1 miliar. Dan tentu realisasinya kita berharap bahwa ini bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ungkap Airlangga.
Menutup keterangan persnya, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia akan menunjukkan beberapa potensi industri dalam negeri yang hadir dalam perhelatan Hannover Messe 2023.
“Tadi yang diangkat oleh Kanselir Scholz terkait dengan pabrik pupuk, karena Jerman ini tidak punya pabrik pupuk. Jadi mungkin menjadi menarik kalau mereka melihat kemajuan Indonesia di industri pupuk. Sedangkan mereka akan menunjukkan beberapa teknologi yang terkait dengan Industri 4.0, robotic, kemudian juga energi terbarukan,” tutup Airlangga.***





.jpg)









