• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Advetorial

Ketika Para Bankir Beralih Profesi

oleh Sandy Romualdus
15 Oktober 2012 - 00:00
48
Dilihat
Ketika Para Bankir Beralih Profesi
0
Bagikan
48
Dilihat

 

Beralih profesi sudah biasa di kalangan para profesional. Namun, bagaimana kalau itu terjadi pada profesi bankir yang terkenal dengan kepatuhannya terhadap aturan dan standar prosedur baku? Akankah mereka cukup luwes di profesi barunya?

Bank dikenal sebagai lembaga yang strategis, berfungsi menjalankan intermediasi keuangan. Bank memiliki peran sebagai lembaga yang menerima simpanan dari para deposan yang kelebihan dana (surplus units), dan menyalurkannya dalam pemberian pinjaman guna mendukung keperluan debitur yang membutuhkan dana (deficit units) secara optimal. Oleh karena itu aspek terpenting dalam mengelola bank adalah unsur kepercayaan dari pihak terkait, yang pada akhirnya mempengaruhi reputasi bank. Tanpa kepercayaan dan kepemilikan reputasi yang baik, hampir dipastikan bisnis bank tidak akan berjalan 

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Ditambah dengan sifat bawaan bank yang merupakan lembaga high leveraged dan keterkaitanannya yang tinggi dengan lembaga keuangan lainnya, hal itu tentu menjadikan perbankan berpotensi sebagai sumber risiko sistemik. Karena itu tidak berlebihan bila kemudian pemilik dan pengelola bank selalu diwajibkan mematuhi Undang-Undang, peraturan, dan senantiasa menjalankan praktik kehati-hatian. Sebagai contoh adalah ketika regulator mewajibkan perbankan untuk menjaga kesehatan bank pada tingkat yang prima, yaitu dengan cara mengelola permodalan, keuntungan yang diperolehnya, profil risiko, dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). GCG sendiri berisikan lima pilar: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, bebas dari konflik kepentingan (independensi), dan asas kewajaran. 

Di sisi lain, layaknya perusahaan komersial, bank tentu ingin mengejar keuntungan yang berkelanjutan, agar tetap menjadi going concern company yang memenuhi harapan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, mengelola nasabah dan mitra kerja telah menjadi bisnis keseharian para bankir. Nasabah sebagai sumber pendapatan dan kehidupan perusahaan mesti dikelola dengan baik. Kendati jenis bankir bisa bermacam-macam (bankir generalis hingga bankir  spesialis, bankir retail, korporasi dan lainnya), namun terdapat  karakteristik dan kesamaan umum yang dimiliki para bankir yang berkaitan dengan fungsi dan tuntutan profesinya. Segala bentuk kompetensi yang relevan bagi industri dan pengelolaan bank tentulah harus dimiliki seorang bankir. Misalnya operasional perbankan, pengembangan produk dan jasa bank, pemasaran, pelayanan prima, akuntansi dan manajemen keuangan bank, hukum, audit, komunikasi, kerjasama tim dan manajemen sumberdaya manusia. Dipadu dengan kepiawaian bankir mengelola risiko, keberhasilan mencapai visi dan misi bank kiranya sudah di depan mata.

Entrepreneur ideal

Sementara itu, pada umumnya tujuan pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Nilai dan kekayaan ini pada prinsipnya adalah gambaran dan ekspektasi kinerja masa depan  perusahaan. Salah satu cara menilai perusahaan adalah dengan menghitung kombinasi arus kas masa depan yang dihasilkan perusahaan dengan tingkat risiko yang dikandungnya. Semakin tinggi arus kas yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Semakin tinggi profil risiko yang dikandungnya, semakin berkurang pula nilai perusahaan dan nilai pemegang saham. Sebuah perusahaan, apapun jenisnya tentu memiliki risiko yang melekat di setiap rantai kegiatan.

Entrepreneur adalah pengusaha, pemodal, pemilik bisnis yang mempunyai kompetensi mendirikan, mengoperasikan, menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan, dengan daya inovasi dan kreativitas. Inovasi dilakukannya untuk menciptakan nilai tambah, sinergi, secara multiplier di setiap fungsi perusahaan dan bisnis. Seperti bagaimana memanfaatkan teknologi baru, meningkatkan efisiensi dan efektivitas, menyodorkan solusi dan terobosan demi mendapatkan pengembangan bisnis, produk dan layanan baru yang menguntungkan. Berupaya agar pelanggan menjadi mitra yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi perusahaan. 

Keistimewaan utama entrepreneur adalah pada kemampuannya menciptakan pekerjaan bagi dirinya (self-employed), bahkan kemudian bisa memberikan pekerjaan bagi orang lain. Mengutip dari Ciputra, pengusaha properti terkenal, bahwa menjadi entrepreneur sejati adalah suatu pilihan dan bukan keterpaksaan. Dia arus bermodalkan pola pikir entrepreneur, yakni pola pikir sebagai pemburu peluang yang selalu antusias, semangat, dan optimis. Pola pikir ini mempengaruhi sikap dan perilakunya yang proaktif, tekun, tahan banting. Dia menikmati pekerjaan namun tetap menggunakan waktunya seefektif dan seefisien mungkin

Entrepreneur yang ideal adalah innovative entrepreneur. Ide dan kreativitasnya seringkali tidak terpaku pada pasar yang sudah ada, tidak terikat dan terkait dengan cara baku serta standar yang terdahulu, tidak mengikuti pola dan kebiasaan yang terus menerus dilakukan pelaku bisnis yang lain. Pendeknya entrepreneur dimaksud mampu bertindak out of the box dalam menciptakan sesuatu yang baru, sehingga mengejutkan para kompetitornya. 

Entrepreneur mesti memiliki visi dan misi yang bagus (visioner), menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai target perusahaan. Dia juga mesti mampu menyeimbangkan kepentingan berbagai pemangku kepentingan. Pelanggan menjadi puas, karyawan termotivasi, kepemimpinan efektif, pendapatan sesuai dengan risiko yang diambil, modal kuat dan akhirnya keuntungan bagi pemegang saham, semuanya menjadi kombinasi target yang ideal bagi perusahaan. 

Jika perusahaan kemudian berkembang menjadi perusahaan publik, maka sang wirausahawan harus lebih cermat dalam mengelola perusahaannya karena tuntutan para pemegang saham publik lebih menantang. Sebut saja pertumbuhan yang berkelanjutan, peningkatan pangsa pasar, pergerakan harga saham yang positif, capital gain yang signifikan, dividen yang menarik. Terlebih di era globalisasi yang dengan revolusi pergerakan informasi, komunikasi dan teknologi seperti sekarang ini. Hal itu lalu menghasilkan perilaku sistem keuangan yang makin kompleks, kompetitif, dan terkait satu sama lain (interdependensi). Di samping perubahan yang dinamis, liberalisasi pasar keuangan juga telah meningkatkan terjadinya volatilitas yang saling berkaitan dan kompetisi yang semakin ketat. Hal-hal itulah yang selalu menyertai kehidupan entrepreneur dalam mengarungi bisnisnya. Dan kemampuan itu tidaklah didapat seseorang secara instan. 

Oleh karena itu tidak aneh jika bankir dinilai bisa cepat beradaptasi dengan dunia entrepreneur. Bahkan bidang-bidang yang tidak pernah lepas dari bankir-entrepreneur adalah bisnis yang mengandalkan kepercayaan, menghargai reputasi, berbasis brainware, serta jaringan yang luas. Selain itu juga selalu terkait dengan perusahaan yang berbasis teknologi dan sistem informasi, pendidikan dan pelatihan. Di samping itu banyak pula yang berkecimpung di lembaga atau agen sekuritas, perusahaan IT, konsultan manajemen. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan sebagai entrepreneur yg berkecimpung dalam usaha sektor riil yang membutuhkan kompetensi manajemen risiko yang handal (misalnya bidang pertambangan dan energi, perminyakan). 

Kemampuan seorang bankir mengelola risiko, baik risiko kredit, risiko pasar maupun risiko operasional, sangatlah bermanfaat ketika bankir beralih profesi menjadi entrepreneur, yang tentunya harus sering mengambil risiko yang terukur. Dimulai dengan identifikasi risiko, pengukuran risiko, pengendalian risiko dan mitigasi risiko. Terlebih bila mantan bankir yang menjadi entrepreneur kemudian membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya, maka lebih mudah baginya memahami dan kemudian memenuhi persyaratan kelayakan usaha dan persyaratan bank.

Beberapa catatan:

Hal yang perlu diperhatikan bankir saat terjun menjadi entrepreneur adalah terbiasanya pola pikir yang dimiliki selama ini lebih ke horizon waktu jangka panjang. Pola pikir demikian kadangkala dapat menghambat keputusan seorang entrepreneur pedagang yang lebih berorientasi jangka pendek dan selalu siap dengan penyesuaian. Di samping itu, bila ingin beralih sebagai entrepreneur inovatif, bankir sangat perlu mengasah kemampuannya berinovasi dan berkreasi serta keberaniannya mengambil risiko yang terukur guna menciptakan terobosan bisnis dan perusahaan. Terobosan ini berguna untuk membangun, menumbuhkan, mengembangkan bisnis dan perusahaannya. Apabila perusahaan menghadapi masalah, maka tindakan yang mengurangi atau menghentikan kerugian hingga ke titik minimal juga memerlukan berbagai terobosan. 

Akan tetapi bankir yang terbiasa mematuhi peraturan dan bertindak penuh kehati-hatian, seringkali berpotensi menjadi takut dan lebih lama dalam membuat keputusan terobosan. Padahal bagi perusahaan, kecepatan dan momentum sangatlah menentukan tingkat keberhasilan dalam menciptakan dan menangkap peluang bisnis. Yang jelas, kompetensi inti bankir sebagai pengelola risiko, penganut asas kehati-hatian dan kepatuhan, pemegang kepercayaan nasabah, pengelola SDM, dan ahli strategi bila ditambah dengan minatnya di bidang bisnis yang akan dikelolanya, merupakan modal yang cukup untuk menjadi entrepreneur yang inovatif. Yang kemudian diperlukan adalah penambahan jam terbang sebagai entrepreneur agar intuisinya lebih tajam.

 
 
 
 
Sebelumnya

Rupiah Tertekan Defisit Transaksi Berjalan

Selanjutnya

Terbiasa Bergaul dengan Risiko

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

oleh Sandy Romualdus
15 Juni 2025 - 09:57

Bank Kalteng terus mengoptimalkan kekuatan lokal untuk meningkatkan daya saing di tingkat nasional dan bahkan global. Untuk  mewujudkan tujuan menjadi...

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

oleh Sandy Romualdus
28 Agustus 2023 - 13:22

Bank Aceh Syariah terus melakukan perubahan demi membangun ekonomi di Bumi Serambi Mekkah. Setelah berhasil melakukan transformasi digital, manajemen bank...

Gubernur BI Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50%

oleh Stella Gracia
25 Mei 2021 - 16:11

JAKARTA, Stabilitas.id -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate pada level 3,5...

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

oleh Admin Stabilitas
13 Februari 2019 - 00:00

Mengukuhkan diri sebagai platform pembayaran digital terdepan, OVO jalin kemitraan dengan penyedia jasa transportasi terkemuka di Makassar.

Bank Ganesha Raih Rekor Muri

Employee Engagement: Program yang Membahagiakan

oleh Sandy Romualdus
25 April 2017 - 00:00

Ejob description semata.Para karyawan yang termasuk turn over) menurun secara signifkan.Harvard

Tantangan Perbankan 2017

Tantangan Perbankan 2017

oleh Sandy Romualdus
24 April 2017 - 00:00

P) perekonomian China mungkin tidak dapat dihindari. Pasalnya, selain pertumbuhan ekonomi yang melam

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Terbiasa Bergaul dengan Risiko

Terbiasa Bergaul dengan Risiko

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance