• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Advetorial

Menanti Harmonisasi Sesungguhnya

oleh Sandy Romualdus
7 Februari 2014 - 00:00
8
Dilihat
Melewati Tahun Gejolak
0
Bagikan
8
Dilihat

Masa lalu memang tak bisa diubah, tetapi ia seharusnya menjadi cermin yang merefleksikan apa yang kurang sehingga bisa diperbaiki. Tahun 2013 yang sudah lewat menyisakan catatan yang kurang apik mengenai harmonisasi para pemangku kebijakan dalam menghadapi perekonomian.

Tak sedikit pihak –terutama mereka yang berasal dari kalangan pengamat, menilai bahwa Bank Indonesia yang terlihat ‘habis-habisan’ menjaga perekonomian. Bank sentral dinilai yang hampir selalu merespons kondisi ekonomi terutama ketika gunjang-ganjing di sektor keuangan. Meski begitu, dampak kebijakan itu sangat terbatas karena BI hanya bisa memberikan intervensi di sektor moneter. Sedangkan pemerintah yang menguasai sisi fiskal dinilai hanya reaktif saja, yang seringkali malah terlambat.

Namun tanpa mengecilkan kebijakan yang ditelurkan, pemerintah setidaknya sudah mengeluarkan kebijakan yang cukup berarti meskipun dampaknya memerlukan bukti nyata di lapangan.

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Pemerintah telah menerbitkan dua aturan baru dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK), sebagai upaya meredam impor dan mendorong volume ekspor guna merespon tekanan pada defisit neraca perdagangan secara keseluruhan.

Peraturan pertama adalah terkait pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 impor, sebagai upaya untuk meredam impor barang-barang tertentu, dengan menyesuaikan tarif pemungutan dari semula 2,5 persen menjadi 7,5 persen.

Kriteria impor barang tertentu yang menjadi sasaran pengenaan tarif PPh pasal 22 impor adalah bukan barang yang digunakan untuk industri dalam negeri, barang konsumtif dengan nilai impor signifikan dan tidak memberikan dampak terhadap inflasi.

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan peraturan untuk mendorong ekspor, memperkuat daya saing perusahaan dan meningkatkan investasi dengan menyederhanakan prosedur, menerapkan risk management dan optimalisasi otomasi terkait fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

Pokok-pokok kebijakan yang mengalami perubahan digolongkan dalam penambahan jenis insentif fiskal serta kemudahan di bidang perijinan dan pelayanan fasilitas KITE melalui berbagai penyederhanaan persyaratan dan penerapan otomasi.

Perubahan dalam bidang fiskal terkait KITE yaitu fasilitas pembebasan yang sebelumnya industri hanya mendapatkan fasilitas bebas bea masuk, saat ini juga mendapatkan fasilitas bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

PMK terkait PPh pasal 22 impor akan berlaku efektif 30 hari sejak tanggal diundangkan atau awal Januari 2014, sedangkan PMK terkait fasilitas KITE dipastikan berlaku efektif sejak 60 hari sejak tanggal diundangkan atau awal Februari 2014.

Namun demikian, baik kebijakan moneter maupun fiskal yang sudah dikeluarkan regulator bukanlah akhir dari upaya menjaga perekonomian. Tahun ini tantangan masih akan datang dari ekonomi global terutama dari pemerintahan AS. Ekonomi AS masih akan dihinggapi masalah anggaran yang dalam lima tahun terakhir telah menjadi bahaya laten bagi perekonomian dunia.

Selain itu, di dalam negeri, Indonesia menghadapi peristiwa politik yang amat penting yaitu pemilihan umum. Tak pelak keduanya akan menjadi ujian lebih lanjut bagi kekompakan dua otoritas.

Akan tetapi sebelum pemerintahan baru terbentuk, tampaknya bank sentral kembali akan menjadi pihak yang menguasai panggung ‘perekonomian’. Artinya kebijakan moneter kemungkinan besar akan lebih berperan mengarahkan perekonomian di saat kebijakan fiskal masih mencari ‘sang empunya’ yang baru.

Namun dengan prediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,7 sampai 5,8 persen di tahun 2014, Indonesia masih akan tetap menarik sebagai tempat investasi buat investor global. Apalagi bila pemilu dapat berjalan lancar seperti lima tahun lalu.

Dan setelah itu, harmonisasi yang sesungguhnya dari sisi moneter dan fiskal seharusnya sudah mulai terlihat.

 
 
 
 
Sebelumnya

CIMB Niaga Serahkan Beasiswa Unggulan

Selanjutnya

BTN Cetak Laba 2013 Rp1,56 triliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

Bank Kalteng: Membangun Fondasi Masa Depan, Menjadi Bank Kebanggaan

oleh Sandy Romualdus
15 Juni 2025 - 09:57

Bank Kalteng terus mengoptimalkan kekuatan lokal untuk meningkatkan daya saing di tingkat nasional dan bahkan global. Untuk  mewujudkan tujuan menjadi...

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

PT BANK ACEH SYARIAH : Menjadi Bank Terkemuka dalam Membangun Serambi Mekkah

oleh Sandy Romualdus
28 Agustus 2023 - 13:22

Bank Aceh Syariah terus melakukan perubahan demi membangun ekonomi di Bumi Serambi Mekkah. Setelah berhasil melakukan transformasi digital, manajemen bank...

Gubernur BI Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50%

oleh Stella Gracia
25 Mei 2021 - 16:11

JAKARTA, Stabilitas.id -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate pada level 3,5...

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

OVO dan Bosowa Taksi Jalin Kerja Sama Pembayaran Digital

oleh Admin Stabilitas
13 Februari 2019 - 00:00

Mengukuhkan diri sebagai platform pembayaran digital terdepan, OVO jalin kemitraan dengan penyedia jasa transportasi terkemuka di Makassar.

Bank Ganesha Raih Rekor Muri

Employee Engagement: Program yang Membahagiakan

oleh Sandy Romualdus
25 April 2017 - 00:00

Ejob description semata.Para karyawan yang termasuk turn over) menurun secara signifkan.Harvard

Tantangan Perbankan 2017

Tantangan Perbankan 2017

oleh Sandy Romualdus
24 April 2017 - 00:00

P) perekonomian China mungkin tidak dapat dihindari. Pasalnya, selain pertumbuhan ekonomi yang melam

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
BTN Incar Kredit Rp26 Triliun

BTN Cetak Laba 2013 Rp1,56 triliun

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance