SEMARANG, Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar OJK Digital Financial Innovation Day (OJK Digination Day) 2025 di Semarang, Jawa Tengah, sebagai forum strategis tahunan untuk mengevaluasi perkembangan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) sekaligus memperkuat kolaborasi regulator, industri, dan pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem keuangan digital yang tangguh, aman, dan inklusif.
Ajang ini juga menjadi penanda dua tahun berdirinya Bidang Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) yang dibentuk pasca pengesahan UU No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Kepala Eksekutif Pengawas IAKD OJK, Hasan Fawzi, menegaskan pentingnya sinergi untuk mempercepat adopsi teknologi demi mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional.
BERITA TERKAIT
“Industri harus berkontribusi memperluas basis investor dan konsumen, memperkaya pilihan instrumen keuangan, serta meningkatkan likuiditas pasar melalui inovasi relevan,” ujarnya.
Hasan menyebut penguatan peran industri IAKD membutuhkan partisipasi aktif seluruh pihak. Per Juli 2025, OJK telah memberikan izin kepada 30 penyelenggara ITSK dan 23 ekosistem perdagangan aset keuangan digital—menunjukkan tren pertumbuhan pelaku industri.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyambut baik pelaksanaan acara ini. Menurutnya, digitalisasi keuangan akan mendorong efektivitas, efisiensi, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di daerah.
Dalam kesempatan ini, OJK meluncurkan Pedoman Keamanan Siber Penyelenggara Perdagangan Aset Keuangan Digital di Indonesia untuk memperkuat ketahanan platform terhadap ancaman siber, melindungi aset dan data konsumen, serta meningkatkan kepercayaan publik melalui standar keamanan yang andal dan transparan.
OJK juga memamerkan mockup proyek kerja sama dengan International Labour Organization (ILO) untuk digitalisasi ekosistem industri sapi perah. Program ini mengintegrasikan teknologi digital dalam rantai pasok—dari peternak, lembaga pembiayaan, hingga pasar—guna meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan akses pembiayaan formal, sekaligus memperluas inklusi keuangan di sektor riil.
Rangkaian acara mencakup talkshow bertema “Peran dan Fungsi PKA & PAJK dalam Pendalaman Pasar Keuangan”. Data per Juni 2025 mencatat Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) telah membukukan 27,57 juta hit konsumen (ytd), menandakan tingginya minat pada penilaian kredit berbasis data alternatif.
Selain itu, Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK) memiliki 6,9 juta pengguna dengan nilai transaksi disetujui Rp12,61 triliun (ytd), menunjukkan peran penting digital aggregator dalam memperluas akses layanan keuangan.
Untuk memperkuat adopsi teknologi di daerah, sesi business matching mempertemukan penyelenggara PKA dan PAJK dengan pelaku jasa keuangan lokal, seperti BPR/S, LKM/S, dan BPD di Jawa Tengah.
Turut hadir Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Hidayat Prabowo, Ketua Perbarindo Jawa Tengah Dadi Sumarsana, perwakilan industri ITSK, serta LJK mitra PKA/PAJK.
OJK Digination Day 2025 menjadi momentum meneguhkan arah kebijakan menuju ekosistem keuangan digital yang tangguh, adaptif, inklusif, dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. ***





.jpg)










