Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong mahasiswa agar mulai berinvestasi sejak dini, terutama di pasar modal, sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang. Namun, OJK mengingatkan pentingnya berinvestasi secara cerdas di tengah maraknya tawaran investasi ilegal.
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam kuliah umum bertema Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2025 yang digelar di Auditorium Universitas Jember (UNEJ), Selasa (14/10/2025).
“Banyak anak muda tergoda untuk berinvestasi karena ikut-ikutan atau FOMO. Padahal setiap orang sebaiknya mempelajari instrumen investasi dengan cermat dan memilih sesuai kemampuan finansial, karena investasi itu bukan gambling,” ujar Inarno.
BERITA TERKAIT
Ia menekankan, calon investor, termasuk mahasiswa, perlu memahami karakter dan kinerja perusahaan sebelum menanamkan modal agar keputusan investasi didasarkan pada analisis fundamental, bukan tren sesaat.
Menurut Inarno, saat ini jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 18,5 juta Single Investor Identification (SID), dengan lebih dari 54% di antaranya berusia di bawah 30 tahun. Adapun di Kabupaten Jember terdapat 113.000 investor, menempatkannya sebagai daerah dengan jumlah investor terbanyak ketiga di Jawa Timur.
Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menyambut baik inisiatif OJK tersebut. Ia menilai kegiatan edukasi keuangan seperti ini dapat membentuk karakter mahasiswa agar lebih bijak dalam mengelola keuangan dan berinvestasi.
“Melalui kegiatan ini kami berharap mahasiswa dan dosen dapat mengenal lebih dalam dunia pasar modal, memahami risiko, serta menanamkan etika dan tanggung jawab sosial dalam berinvestasi,” ujar Iwan.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala OJK Jember Muhammad Mufid, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, Direktur Utama KPEI Iding Pardi, serta Kepala Divisi Penyelesaian Transaksi dan Administrasi Layanan KSEI Hartati Handayani.
SEPMT 2025 merupakan kolaborasi antara OJK dan Self-Regulatory Organizations (SRO), yakni Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Selain kuliah umum, rangkaian SEPMT 2025 juga meliputi Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Pendanaan Perusahaan yang dijadwalkan pada 15 Oktober 2025. Acara ini akan memperkenalkan Securities Crowdfunding (SCF) kepada 150 pelaku UMKM di Jember sebagai alternatif pembiayaan usaha.
Pelaksanaan SEPMT 2025 Jember diharapkan dapat memperluas ekosistem investasi yang sehat dan inklusif, sekaligus menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk berinvestasi secara cerdas dan aman. ***





.jpg)










