Stabilitas.id — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan pentingnya penerapan tata kelola dan integritas dalam sektor jasa keuangan sebagai fondasi utama membangun industri yang sehat dan berkelanjutan. Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam kegiatan OJK Mengajar di Universitas Garut, Jawa Barat, Kamis (16/10/2025).
Kuliah umum bertema “Penerapan Tata Kelola di Sektor Jasa Keuangan” tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Garut Irfan Nabhani, serta dihadiri oleh Deputi Komisioner Audit Internal, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Kualitas OJK Djonieri, Plt. Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman, dan jajaran sivitas akademika Universitas Garut.
Sophia menekankan, tata kelola yang baik (good governance) dan integritas merupakan dua pilar penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Ia juga mengingatkan bahwa kasus-kasus kecurangan dan manipulasi laporan keuangan seperti window dressing telah menimbulkan kerugian besar bagi industri dan mengikis kepercayaan masyarakat.
BERITA TERKAIT
“Idealisme dan integritas yang dimiliki generasi muda adalah aset bangsa. Namun tantangan besar masih ada, seperti fraud dan korupsi. Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan profesional punya peran penting memutus rantai praktik tidak etis di dunia kerja,” ujar Sophia.
Sophia juga memperkenalkan konsep Three Lines Model dalam tata kelola sektor keuangan, yang melibatkan tiga pihak utama: industri, lembaga profesi, dan regulator. Ketiganya harus berkolaborasi untuk memastikan pengawasan dan penerapan prinsip kehati-hatian berjalan efektif.
“OJK tidak bisa bekerja sendiri untuk memperkuat tata kelola. Industri juga harus punya komitmen. Nilai-nilai integritas dan tata kelola harus menjadi bagian dari karakter pribadi setiap insan keuangan,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Garut Irfan Nabhani menyoroti pentingnya membangun kepercayaan publik melalui tata kelola yang baik dan transparan.
“Kepercayaan publik tidak bisa dibangun hanya dengan kinerja finansial, tapi juga dengan tata kelola yang akuntabel. The Economics of Trust—kepercayaan memiliki nilai ekonomi, dan biayanya adalah tata kelola,” ujar Irfan.
Ia juga mengingatkan mahasiswa agar menanamkan integritas diri dan pola pikir risiko (risk mindset) sejak dini.
“Bangun integritas sebagai mata uang moral, dan biasakan berpikir berbasis risiko dalam setiap keputusan,” tegasnya.
Melalui kegiatan OJK Mengajar, otoritas keuangan ini berkomitmen memperkuat literasi tata kelola dan etika di lingkungan akademik, guna mencetak sumber daya manusia yang unggul, profesional, dan berintegritas bagi masa depan industri jasa keuangan Indonesia.***





.jpg)










