JAKARTA, Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertekad memperkecil kesenjangan gender di sektor keuangan melalui program-program yang meningkatkan inklusi keuangan dan literasi keuangan bagi perempuan Indonesia. Hal ini disampaikan Novita Bachtiar, Deputy Director, Financial Services Authorty (OJK), dalam seminar “Women in Finance: Closing the Leadership Gap”, Kamis (14/12/2023), di @america, Pacific Place Mall, Jakarta.
“Meskipun tingkat melek finansial perempuan Indonesia lebih tinggi dari laki-laki, yakni 50,3% dibandingkan 49,3%, sayangnya inklusi keuangan mereka masih tertinggal,” ungkap Novita. “Hanya 30,8% perempuan yang aktif menggunakan layanan jasa keuangan, dibandingkan 38,3% laki-laki.”
Novita menggarisbawahi beberapa faktor yang berkontribusi pada kesenjangan ini, seperti aksesibilitas layanan keuangan, minimnya riwayat kredit yang cukup, dan keterbatasan dokumen identitas. Selain itu, konektivitas juga menjadi tantangan, dengan hanya 36% perempuan kepala rumah tangga yang memiliki ponsel, jauh di bawah 61% laki-laki.
BERITA TERKAIT
Menyadari hal ini, OJK telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya adalah pendekatan siklus hidup keluarga untuk meningkatkan literasi keuangan wanita. Program ini dibagi berdasarkan tahapan kehidupan, mulai dari mengajari remaja putri tentang pentingnya menabung, hingga memberikan edukasi tentang hak dan perlindungan konsumen di tahap selanjutnya.
Selain itu, OJK juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga internasional untuk mempercepat inklusi keuangan bagi perempuan, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Novita juga menyebutkan inovasi lain, yaitu “alternative credit scoring” atau penilaian kredit alternatif. Metode ini membantu perempuan dengan riwayat kredit terbatas untuk mendapatkan akses pembiayaan.
“Penilaian kredit ini memanfaatkan data dari berbagai sumber, seperti tagihan listrik dan platform e-commerce, untuk menilai kelayakan kredit berdasarkan tanggung jawab finansial seseorang,” jelas Novita. “Hal ini diharapkan dapat mempermudah perempuan dalam mendapatkan pinjaman dan meningkatkan inklusi keuangan mereka.” ***
Penulis : Tsavirha Almara





.jpg)










