JAKARTA, Stabilitas.id – Sektor perbankan menunjukkan ketahanan kuat dengan kinerja intermediasi stabil dan profil risiko terjaga, mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Juli 2025, total kredit perbankan per Juni 2025 tumbuh 7,77% year-on-year (yoy) menjadi Rp8.059,79 triliun, meski melambat dari Mei 2025 (8,43% yoy).
Kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,53% yoy, diikuti kredit konsumsi 8,49% yoy, dan kredit modal kerja 4,45% yoy. Bank umum swasta nasional domestik menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan kredit 10,78% yoy. Kredit korporasi tumbuh 10,78% yoy, sementara kredit UMKM naik 2,18% yoy di tengah fokus perbankan pada pemulihan kualitas kredit UMKM. Sektor pertambangan dan penggalian mencatat pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 20,69% yoy, diikuti jasa (19,17% yoy), transportasi dan komunikasi (17,94% yoy), serta listrik, gas, dan air (11,23% yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,96% yoy menjadi Rp9.329 triliun, lebih tinggi dibandingkan Mei 2025 (4,29% yoy). Giro, tabungan, dan deposito masing-masing meningkat 10,35%, 6,84%, dan 4,19% yoy. Penurunan BI Rate turut mendorong penurunan suku bunga kredit rata-rata tertimbang sebesar 11 basis points (bps) menjadi 8,99%, terutama pada kredit produktif. Suku bunga DPK juga menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
BERITA TERKAIT
Likuiditas dan Kualitas Kredit Terjaga
Likuiditas perbankan tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) 118,78% dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) 27,05%, jauh di atas ambang batas masing-masing 50% dan 10%. Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat di level 199,04%. Kualitas kredit juga terjaga, dengan Non-Performing Loan (NPL) gross 2,22% (Mei 2025: 2,29%) dan NPL net 0,84% (Mei 2025: 0,85%). Loan at Risk (LaR) turun ke 9,73% dari 9,93% pada Mei 2025, setara dengan level pra-pandemi. Ketahanan permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) tetap kuat di 25,81%, naik dari 25,48% pada Mei 2025, menjadi bantalan risiko di tengah ketidakpastian global.
Kredit Buy Now Pay Later (BNPL) tumbuh signifikan sebesar 29,75% yoy menjadi Rp22,99 triliun per Juni 2025, dengan jumlah rekening mencapai 26,96 juta. Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap produk pembiayaan fleksibel. Optimisme perbankan didukung oleh kesepakatan tarif impor AS sebesar 19%, penurunan BI Rate, percepatan belanja pemerintah, serta program seperti Koperasi Merah Putih, pembangunan tiga juta perumahan, dan Makan Bergizi Gratis. Program-program ini membuka peluang ekspansi kredit dan pembiayaan.
Penegakan Aturan dan Perlindungan Konsumen
OJK mencabut izin usaha PT BPR Dwicahaya Nusantara di Batu, Jawa Timur, pada 24 Juli 2025, karena pelanggaran tata kelola dan kegagalan memenuhi modal inti minimum. Dalam upaya pemberantasan perjudian daring, OJK memerintahkan pemblokiran 25.912 rekening berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Digital RI, dengan penutupan rekening terkait dan penerapan Enhanced Due Diligence (EDD). OJK juga meminta bank memperkuat sistem keamanan siber untuk mendeteksi anomali transaksi yang berpotensi fraud. ***





.jpg)










