Jakarta – Pendapatan premi perusahaan asuransi umum 2011 tercatat sebesar Rp33,8 triliun atau naik 18% dibanding 2010 sebesar Rp28,6 triliun. Budi Hermawan, Kepala Divisi Statistik, Analisa & Informasi Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menuturkan, kenaikan pendapatan ini berada di bawah ekspektasi sebelumnya sebesar 20%.
"Ini disebabkan karena ada lima perusahaan asuransi yang sudah menerapkan PSAK 55 dan 62 tentang pencatatan sistem akuntansi, yang menyebabkan pendapatan premi mereka tergerus," ujarnya dalam paparan kinerja asuransi umum 2011 di Jakarta, Senin (21/5/2012).
Namun pertumbuhan tahun 2011 secara umum jauh melampaui pertumbuhan di 2010 yang tumbuh 9,9%. Tercatat ada 68 perusahaan asuransi umum yang mengalami pertumbuhan. Pangsa pasar asuransi umum 2011 didominasi kendaraan bermotor sebesar 29,8%, diikuti properti 28,1%, kecelakaan & kesehatan 11,3%, pengangkutan 6,3%, aneka 5,8%, pesawat udara 3,5%, rekayasa 3,4%, energi off shore 2,7%, penjaminan 2,1%, tanggung gugat 2%, kredit 1,7%, dan energi on shore 0,5%.
Industri asuransi umum tahun 2011 juga mencatatkan premi bruto sebesar Rp29,6 triliun, tumbuh 18% dari 2010. Dari perusahaan asuransi umum terdapat 65 perusahaan yang mencatatkan kenaikan premi bruto, dibandingkan tahun sebelumnya bertambah lima perusahaan yang mencatatakan kenaikan premi bruto.
Sementara premi neto 2011 yang terctata sebesar Rp16,5 triliun, tumbuh 20,4% dari 2010. Dari 82 perusahaan asuransi umum 63 perusahaan mencatat kenaikan premi netto, dibanding dengan tahun sebelumnya bertambah 3 perusahaan.
Dibanding dengan 2010 terjadi kenaikan jumlah klaim bruto pada 2011, dari Rp11,9 triliun menjadi Rp12,6 triliun atau naik sebesar 5,7%. Namun, secara presentase kenaikannya lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan tahun 2010 dari 8,8% menjadi 5,7% di 2011.
Klaim neto kembali mengalami kenaikan, tercatat sebesar 21,8% dibanding tahun 2010 dari Rp7,5 triliun di 2010 menjadi Rp9,1 triliun di 2011. Proporsi klaim terbesar berasal dari kendaraan bermotor 34,4%, diikuti properti 27,2%, dan kecelakaan & kesehatan 14,4%.
Untuk hasil underwriting 2011 mengalami kenaikan sebesar 26,8% atau naik dibanding 2010 yang tercatat sebesar 10,8%. Pertumbuhan hasil underwriting diikuti dengan kenaikan beban usaha sebesar 25,5% tahun 2011. Hasil operasional industri asuransi umum pada 2011 naik 31,8% dari sebelumnya sebesar Rp1 triliun menjadi Rp1,s triliun.
Pada 2011 terjadi peningkatan dana investasi maupun hasil investasi. Hasil investasi naik menjadi Rp2,9 trliun dari Rp2,4 triliun pada tahun sebelumnya. Investment yield terus bertumbuh selama 3 tahun terakhir. Untuk tahun 2011 tercatat investment yield sebesar 7,7%.
Beban usaha 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp4,9 triliun, di mana pertumbuhan ini lebih besar dibanding pertumbuhan beban usaha 2010. Combined ratio kembali mengalami kenaikan dari 83,1% di 2010 menjadi 84,9% di 2011. Hal ini sejalan dengan naiknya claim ratio di 2011.
Selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan modal sendiri dan 2011 telah mencapai Rp29,1 triliun. Pertumbuhan ini juga diikuti peningkatan modal setor tahun 2011 mencapai Rp10 triliun.
Laba asuransi umum pada 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,2% dari Rp4,2 triliun menjadi Rp4,4 triliun. Sebanyak 70 perusahaan mencatatkan laba di 2011 dan 8 di antaranya mencatatkan kerugian. Untuk gross profit margin (GPM) 2011 naik dari 14,4% menjadi sebesar 17,1%.





.jpg)










