JAKARTA, Stabilitas.id – CV Krudut, pabrik furniture spesialis kursi kulit, kini produknya telah di ekspor ke mancanegara. CV milik Rudolf Samsi tersebut, berawal dari ketertarikannya di bidang furniture kulit setelah bekerja di tempat kakaknya yang bergerak di bidang yang sama.
“Awal dapat pelanggan saya keliling Kota Solo dan Sukoharjo dengan sepeda motor saya. Ketika dapat orderan saya bonceng di sepeda motor saya, tanpa tukang saya kerjakan sendiri bahkan bisa lembur sampai pagi,” ungkap Rudolf saat ditemui di pabrik CV Krudut beberapa waktu lalu.
Cikal bakal CV Krudut juga dimulai dari ketekunan Rudolf menyuplai hasil produksinya ke pabrik-pabrik besar di Kota Solo sejak tahun 1998. Bermula dari pekerjaan yang dikerjakan sendiri, kemudian dibantu dua hingga tiga orang temannya, hingga saat ini mampu membangun pabrik yang memiliki ratusan pegawai.
BERITA TERKAIT
“Ketika saya membuka pabrik, masyarakat di sekitar langsung banyak yang datang untuk melamar, saya langsung terima tanpa perlu keterampilan tertentu, bahkan sekarang pegawai saya 90 persen adalah masyarakat sekitar Sukoharjo,” jelas Rudolf.
Kisah manis itu rupanya tak berlangsung lama. Krisis moneter tahun 2008 menjadi ujian bagi Rudolf dalam menjalani bisnisnya. Alih-alih menyerah, Rudolf justru mengerahkan seluruh tekad yang ia miliki untuk melewati masa-masa sulitnya.
Hanya dalam waktu tiga bulan, ia bisa mendapatkan kembali rumahnya, sekaligus keberlanjutan produksinya.
Inovasi juga terus dilakukan oleh Rudolf, mulai dari variasi bahan dasar yang awalnya hanya kulit, berkembang menjadi rotan, plastik, dan enceng gondok. Hingga mengikuti berbagai pameran internasional yang bertujuan untuk perluasan pemasaran.
Terbukti, kini CV Krudut lebih fokus pada ekspor ke berbagai negara besar seperti Amerika, Mexico, Spanyol, Belanda, Italia, Australia, bahkan Israel.
“Mulai tahun 2017 saya mulai rutin mengikuti pameran internasional di Jakarta, dari sanalah saya mendapatkan beberapa pembeli dari luar negeri. Sejak itu kemudian saya rutin mengikuti pameran setiap tahun dan selalu mendapatkan pembeli baru lagi,” ungkap Rudolf.
Ketika mendapatkan order dengan kapasitas yang besar dari pembeli luar, Rudolf mulai kebingungan dari sisi permodalan.
Ia mencoba mencari alternatif hingga menemukan solusi melalui berbagai pendampingan dan pelatihan dari Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) khususnya dalam mengakses pembiayaan pada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Saya juga berterima kasih kepada KemenKopUKM atas bantuannya dalam memberikan pelatihan dan memfasilitasi untuk akses pembiayaan ke LPEI hingga Rp8 miliar, yang kami manfaatkan untuk memperbesar kapasitas produksi, ekspor, menambah modal kerja, hingga membangun pabrik baru,” ungkap Rudolf.
Hingga kini, perusahaannya mampu meraih omzet USD 1,5 juta pertahun. Rudolf berharap, CV Krudut dapat terus berkembang lebih besar, lebih variatif dalam menciptakan produk-produk unggulan, serta mendirikan pabrik-pabrik baru agar kapasitas produksi menjadi semakin besar.***





.jpg)










