Stabilitas.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kembali menegaskan komitmennya terhadap keuangan berkelanjutan melalui kolaborasi strategis dengan Global Green Growth Institute (GGGI). Kedua lembaga resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendorong pengembangan ekosistem keuangan hijau serta memperkuat peran BSI sebagai pelopor perbankan syariah berkelanjutan di Indonesia.
Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam mempercepat inovasi keuangan hijau (green finance) dan memperluas akses pembiayaan berorientasi lingkungan. Langkah ini juga merupakan bagian dari implementasi komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) BSI untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan iklim nasional sekaligus mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) dan Net Zero Emissions pada 2060.
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan, kolaborasi ini memiliki peran strategis dalam memperkuat kapasitas dan inovasi produk keuangan syariah berkelanjutan.
BERITA TERKAIT
“Melalui kemitraan dengan GGGI, BSI akan mengembangkan produk keuangan berorientasi keberlanjutan yang mendukung target nasional perubahan iklim. Kami juga akan memperkuat kerangka penerbitan sustainability sukuk dan memperluas akses pembiayaan iklim dari sumber internasional,” ujar Bob.
Sustainability Sukuk
Penandatanganan MoU dilakukan oleh SVP ESG BSI Rima Dwi Permatasari dan Country Representative GGGI Indonesia Rowan Fraser. Kolaborasi ini difokuskan pada pengembangan kerangka sustainability sukuk yang sesuai dengan standar internasional dan kredibel, sehingga mampu menarik minat investor global terhadap produk keuangan syariah hijau Indonesia.
Rowan Fraser menyampaikan, GGGI menyambut baik langkah BSI sebagai mitra utama dalam memperkuat pembiayaan hijau berbasis syariah. “Kemitraan ini akan memperkuat fondasi bagi produk keuangan syariah hijau serta mendukung penerbitan sukuk tematik di pasar domestik dan global. Kami berharap inisiatif ini dapat mempercepat partisipasi sektor swasta dalam pembiayaan berkelanjutan,” ujar Rowan.
Sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air, BSI memegang peran penting dalam mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia — yakni penurunan emisi gas rumah kaca hingga 31,89% dengan usaha sendiri pada 2030, serta pencapaian net-zero emissions pada 2060.
Dengan kesenjangan pembiayaan iklim yang diperkirakan mencapai Rp3.990 triliun pada 2030, BSI menilai keterlibatan aktif sektor perbankan, khususnya bank syariah, menjadi krusial dalam mengatasi tantangan tersebut.
Fokus Kolaborasi BSI–GGGI
BSI dan GGGI sepakat untuk fokus pada tiga prioritas utama: Mengembangkan kerangka sustainability sukuk yang terintegrasi dengan standar global; Memperkuat kapasitas kelembagaan BSI dalam penerapan prinsip keuangan berkelanjutan; Membangun mekanisme pemantauan dan pelaporan yang transparan guna meningkatkan kepercayaan investor.
Kemitraan ini menegaskan langkah progresif BSI dalam mengintegrasikan prinsip syariah dengan praktik keberlanjutan global. “Kami ingin BSI tak hanya menjadi pemimpin di industri keuangan syariah, tetapi juga menjadi motor transisi menuju ekonomi rendah karbon yang tangguh terhadap perubahan iklim,” tutup Bob. ***





.jpg)










