BERITA TERKAIT
Sumba telah memikat berbagai bangsa untuk menyambanginya. Kala cendana masih tumbuh di sebagian besar wilayahnya, wilayah ini telah menjadi primadona. Namun kejayaan komoditi cendana telah pudar dimakan waktu. Sekarang tak ada lagi kejayaan cendana di tanah Sumba.
Bagi para pencari kedamaian, Sumba adalah rumah. Bagaimana tidak, pulau seluar 10.700 km2 yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memiliki beragam pesona alam dari pesisir hingga ke dataran tinggi yang dipenuhi hamparan sabana nan indah. Lihat pula rumah adat yang masih terjaga hingga saat ini, festival Pasola, dan tentunya Merapu, kepercayaan kuno yang hingga kini tetap menjadi dasar kehidupan masyarakat Sumba.
Bila Anda mengunjungi Sumba, jangan lupa mampir ke air terjun Lapopu di Desa Lapopu, Kecamatan Wanokaka, Sumba Barat. Lapopu merupakan lokasi air terjun terindah di Pulua Sumba. Lokasi air terjun Lapopu ini sering dikunjungi wisatawan lokal dan asing.
Selain dimanfaatkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sumber air terjun itu juga dimanfaatkan oleh investor untuk membangun pembangkit listrik untuk melayani masyarakat daerah itu. Air terjun Lapopu ini bisa membangkitkan tenaga listrik 2×800 kilowatt (kw).
Ada pula air terjun Lokomboro di Sumba Barat Daya. Air terjun Lokomboro ini sudah dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas 1×800 kw dan 2×200 kw. Air terjun Lokomboro ini juga sering dijadikan lokasi wisata alam, karena berada di ketinggian yang mencapai 92 meter. Air terjun Lokomboro ini berasal dari dalam gua. Hutan nan indah di sekitar air terjun itu membuat suasana semakin eksotis.
Ingin menikmati keindahan danau air asin dan suasana alam yang elok nan cantik? Kunjungi Danau yang terletak di Kodi Utara, Sumbawa Barat Daya. Untuk mencapainya, kita harus berjalan sekitar 2 jam melewati hutan jati, dan kampung-kampung adat serta bangunan rumah yang khas, serta panorama padang ilalang yang luas tersuguhkan di sepanjang perjalanan menuju tempat ini.
Sumba juga terkenal dengan keindahan pantai-pantainya. Sebut saja Pantai Mandorak di Kecamatan Kodi Utara; Pantai Ratenggaro di Desa Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya. Jaraknya sekitar 35 km arah barat daya Tambolaka. Dengan bibir pantai melengkung berpasir putih, gulungan ombak menuju pantai Ratenggaro tak lelahnya menderu. Berdekatan dengan kawasan rumah adat pantai yang menghadap laut lepas ini dihampari pasir putih berhiaskan sejumlah kubur batu tua berbentuk menhir bak zaman megalitik; Pantai Mamboro di utara Sumba Barat. .
Sepanjang perjalanan menuju pantai ini pemandangan alamnya sangat spektakuler. Sejauh mata memandang, padang sabana terbentang luas. Sungguh sebuah panorama dan lukisan alam yang cantik; Pantai Pero, berjarak 45 Km dari Tambolaka Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya.
Selain memiliki pantai-pantai elok yang masih perawan, Sumba juga memiliki beberapa potensi wisata lainnya yakni wisata budaya. Di Sumba Barat Daya khususnya terdapat sejumlah perkampungan tradisional. Rumah-rumah di kampung adat ini dipagari dengan tatanan batu karang rapih membentuk lingkaran. Jajaran batu kubur megalitik menghiasi rumah-rumah bermenara dan beratap alang-alang dengan ketinggian 20 meter-an.
Kubur batu dan rumah adat ini merupakan simbol kehidupan dan kematian. Satu diantaranya adalah situs Wainyapu di Kecamatan Kodi Bangedo, dengan jarak sekitar 45 km arah barat Kota Tambolaka.
Di Sumba, Anda juga masih bisa menyaksikan upacara Keagamaan Merapu. Merapu adalah sebuah agama atau kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat di pulau ini. Lebih dari setengah penduduk Sumba memeluk agama ini. Pemeluk ‘agama’ ini percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, yaitu di surga Marapu yang dikenal sebagai Prai Marapu.
Upacara keagamaan marapu seperti upacara kematian dimana seorang yang meninggal dikremasi dan dibungkus dengan kain hasil tenunan dan disemayamkan beberapa hari dengan cara didudukkan, sebelum dikuburkan dalam kubur batu megalitik. Seremoni penguburan, disertai penyembelihan sejumlah hewan (kerbau dan babi) dalam jumlah banyak, setara dengan strata sosial orang yang meninggal tersebut.
Jangan lupa, Sumba juga punya Pasola, sebuah permainan rakyat yang berisiko, dengan masing-masing orang menunggang kudanya dan saling menghajar atau melempar dengan kayu tombak (sola) ke arah tubuh lawannya.
Permainan pasola diadakan pada empat kampung di kabupaten Sumba Barat. Keempat kampung tersebut antara lain Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Pelaksanaan pasola di keempat kampung ini dilakukan secara bergiliran, yaitu antara bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya.





.jpg)










