JAKARTA, Stabilitas.id – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada tahun 2021. Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 756,62 miliar, atau naik 150,7%.
Pertumbuhan Pendapatan Bersih meningkat sebesar 41,6% menjadi Rp 2,65 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Prodia.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, tahun 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi kami yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan.
Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia. Kami terus beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba,” tutur Dewi di Jakarta, Rabu (14/3).
Total aset Prodia pada tahun 2021 mencapai Rp 2,72 triliun yang terdiri dari Aset lancar sebesar Rp 1,77 triliun dan aset non lancar menjadi Rp 949,50 miliar. Pada tahun 2021, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 2,25 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,79 triliun.
Per 31 Desember 2021, sisa dana hasil penawaran umum Prodia adalah Rp 404,34 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp 744,29 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2021, sebesar Rp 511,72 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 145,24 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.***





.jpg)










