Jakarta – Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat realisasi pencanangan batu pertama (groundbreaking) proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mencapai sebanyak 65% atau 36 proyek dari 55 proyek yang direncanakan per Juli 2012. Secara nilai, realisasinya mencapai Rp 140 triliun dari target Rp 370 triliun.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Lucky Eko Wuryanto di Jakarta, Rabu (8/8). “Sampai dengan Juli 2012 realisasinya 36 proyek sekitar Rp 140 triliun dari rencana 55 proyek Rp 370 triliun atau 65% tingkat realisasi,” katanya.
Ia melanjutkan semula proyek yang akan melakukan groundbreaking sesuai rencana awal tahun berjumlah 86 proyek dengan nilai Rp 493,7 triliun. Namun setelah dilakukan validasi, rencana groundbreaking dikurangi menjadi 55 proyek dengan nilai Rp 369,9 triliun.
BERITA TERKAIT
Menurut Lucky, perubahan rencana proyek terjadi karena pengurangan proyek yang tidak valid, pelaksanaan groundbreaking-nya tertunda untuk tahun ini, dan juga koreksi nilai investasi. Namun di sisi lain terjadi penambahan proyek baru tetapi belum tercatat.
Kemudian ia melihat kesiapan badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta ternyata tidak sama baik dalam perencanaan dan waktu investasinya. “Ada yang mungkin baru minat, bisa dikatakan sudah ada bayangan-bayangannya, tetapi belum masuk business plan-nya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Lucky melihat masalah lahan seperti izin pinjam pakai kawasan hutan juga menghadang realisasi proyek MP3EI. Belum lagi masalah tumpang tindih izin usaha pertambangan (IUP), belum adanya rencana tata ruang wilayah khusus Provinsi Papua dari Kementerian Kehutanan, kurangnya pasokan gas di Jawa, dan keberatan investor atas peraturan bea keluar barang tambang mineral, membuat investor enggan masuk pada proyek MP3EI.
Dari 36 realisasi proyek, sebanyak 14 proyek berada di Pulau Jawa. Kemudian sembilan proyek masing-masing berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan serta sisanya terdiri dari Sulawesi satu proyek, Bali-Nusa Tenggara dua proyek, dan Papua-Maluku satu proyek. Dari total jumlah tersebut juga, sebanyak sembilan proyek merupakan proyek sektor riil dengan nilai Rp 88,5 triliun dan 27 proyek merupakan proyek infrastruktur dengan nilai Rp 51,4 triliun.
Untuk tahun 2011, sebanyak 99 proyek dari 113 rencana proyek telah melakukan groundbreaking dengan nilai mencapai Rp 356,4 triliun. Jika dirinci, jumlah tersebut terdiri dari 49 proyek sektor riil dengan nilai Rp 194 triliun dan 50 proyek infrastruktur dengan nilai Rp 162 triliun.





.jpg)










