Pembaca yang Budiman,
Tahun depan, tampaknya ketidakpastian dan volatilitas global masih menjadi isu utama yang harus dihadapi oleh seluruh pelaku bisnis di sektor keuangan. Pergantian Presiden AS yang akan mengubah kebijakan ekonomi luar negerinya juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pengambil keputusan.
Selain itu, tantangan lain yang tak kalah mengancam adalah faktor perkembangan inovasi digital yang makin massif. ketika lembaga-lembaga keuangan tengah bersiap menyambut inovasi teknologi yang terus berlanjut dalam kecepatan yang belum terjadi sebelumnya, situasi di Kawasan Timur Tengah makin memanas. Sementara pemulihan ekonomi makro dalam negara-negara utama dunia masih diliputi ketidakpastian.
Berdasarkan hasil studi dari EY yang didapatkan dari survei kepada CEO-CEO perusahaan global, diketahui bahwa 63 persen CEO Forbes Global memandang teknologi dan inovasi digital sebagai salah satu tren utama yang memengaruhi perusahaan mereka. Di sisi lain para CEO yang sama juga menempatkan geopolitik sebagai hal yang memengaruhi perusahaan mereka.
Diakui, perkembangan teknologi digital telah memunculkan praktik baru yang mulai berkembang: Artificial Intelligence (AI). Dengan kemampuannya mengembangkan diri, teknologi AI dan turunannya seperti Internet of Thing dan Machine Learning dinilai memiliki kekuatan untuk merevolusi cara berbisnis di semua industry. Dan hal ini paling nyata terlihat di dunia keuangan.
Perkembangan teknologi informasi itu juga meningkatkan ancaman dari sisi praktik-praktik di dunia maya melalui pembobolan sistem keamanan siber. Kejahatan siber tampaknya merupakan sisi ancaman yang harus mendapatkan optimal tahun depan.
Di sisi lain, bandul perubahan ekonomi global kerap berganti arah dengan cepat tanpa bisa diprediksi dan seringkali mengikuti perkembangan situasi politik. Kini perhatian utama masih tertuju pada kondisi yang berlarut pada konflik yang masih berlangsung di Timur Tengah.
Di Tanah Air sendiri bukannya tidak ada isu yang bisa mengganjal kinerja sektor keuangan. Selain faktor regulasi dari pemerintahan baru, terdapat pula tantangan dari regulasi terkait dari pengelolaan data pribadi. Aturan tersebut diprediksi akan mengubah banyak hal dari sisi bisnis keuangan serta menyimpan risiko yang tak ringan di masa depan.
Nah, hal itu merupakan latar belakang dari sajian kami di dalam laporan utama. Pada tulisan awal yang akan menjadi round up, akan kami paparkan mengenai risiko-risiko yang bakal dihadapi oleh pelaku usaha di sektor keuangan utamanya perbankan dalam mengarungi bisnis di tahun depan. Pembahasan akan dititikberatkan mengenai tantangan global dari kondisi makroekonomi dan juga kebijakan luar negeri negara maju yang akan berdampak pada ekonomi Indonesia.
Pada bagian selanjutnya kami juga akan mengulas mengenai kesiapan pemerintah sebagai pemegang kebijakan dalam mengantisipasi kemungkinan atau tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha jasa keuangan. Juga beragam kebijakan dari BI dan OJK serta LPS yang akan direncanakan untuk memitigasi risiko tersebut.
Berikutnya kami juga akan mengulas mengenai tantangan yang akan dihadapi oleh industri perbankan dan kebijakan atau strategi bisnis apa saja yang disiapkan untuk menghadapinya. Intinya adalah apa saja challenge and opportunity for banking in 2025
Selanjunya pada bagian terakhir, kami akan mengulas mengenai perkembangan layanan digital dan juga perkembangan inovasi teknologi yang tidak hanya menjadi peluang namun juga menjadi ancaman bagi perbankan. Ancaman-anacaman apa saja terkait perkembangan teknologi digital akan menjadi pembahasan utama.
Selain sajian dalam laporan utama itu, kami juga menyajikan tulisan lain yang tidak kalah menarik dan inspiratif untuk Anda. Tentunya kami sajikan dalam bingkai manajemen risiko.
Selamat membaca!
—————————–
Link E-Mag Stabilitas Edisi 210 :