BANDUNG , Stabilitas.id – Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu agenda pembangunan yang menjadi fokus pemerintah yang tertuang dalam RPJM 2020-2024. Sejalan dengan program pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Buku Cetak Biru Pengembangan Kompetensi mencanangkan program-program pengembangan kompetensi SDM bidang jasa keuangan guna mengejar financial skill industri keuangan Indonesia. Sebab, dalam hal kompetensi financial skill, Indonesia berada pada peringkat ke-46 jauh tertinggal dibanding beberapa negara Asia lainnya.
Dengan demikian diharapkan seluruh peta arah pengembangan SDM perbankan terintegrasi dan memiliki standar kompetensi yang sama ke depannya. Mengingat Sektor Jasa Keuangan (SJK) menjadi sangat penting mengingat sektor ini merupakan salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana menyumbang 15,8% dari total keseluruhan penggerak ekonomi.
Pjs. Direktur Utama LPPI, Edy Setiadi mengatakan, pengembangan SDM BPD merupakan kunci utama pengelolaan bisnis BPD yang siap untuk bersaing dengan era bisnis berbasis digital saat ini. Semakin kuat pengelolaan SDM BPD, maka semakin siap bank untuk bersaing secara regional maupun nasional.
BERITA TERKAIT
“BPD menjadi kunci pengembangan bisnis perbankan daerah yang tangguh dan siap berkompetisi dan sekaligus bersinergi membangun ekonomi daerah. Kolaborasi pengembangan SDM perbankan diharapkan mampu menciptakan Satu Semangat untuk menciptakan SDM yang tangguh dan siap membangun perbankan daerah dan nasional,” papar Edy dalam sambutan pembuka event LPPI HC-BPD Conference 2022 dengan tema “ONE Spirit in Creating Resilient Regional & National Talent” bertempat di Hotel Trans Luxury Bandung, Kamis 02 Juni 2022.
LPPI mengajak semua insan BPD harus bersatu dan menyamakan persepsi dan arah pengembangan khususnya SDM BPD yang menyesuaikan dengan Cetak Biru SDM SJK serta menyesuaikan dengan trend dan kekinian di sektor jasa keuangan. “BPD harus terus bertransformasi menciptakan talent yang tangguh dan siap menghadapi berbagai era dan tuntutan bisnis yang berubah cepat. BPD merupakan bank yang mengemban tugas pengembangan daerah sehingga harus menjadi juara di daerah masing-masing,” jelas Edy di hadapan 67 peserta HC-BPD Conference 2022.
Untuk diketahui, LPPI telah lebih dari 60 tahun menjadi mitra regulator dan industri keuangan senantiasa turut serta dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan training, seminar & workshop, assessment serta kegiatan consulting di bidang Human Capital (HC) Management mulai dari penyusunan Blue Print HC, Arsitektur Training, Kamus Kompetensi, Kamus Individual Development Plan dan pedoman lainnya terkait HC. Dan BPD adalah mitra strategis LPPI dalam pengembangan sumber daya manusia industri perbankan yang sejalan dengan rencana Cetak Biru SDM SJK yang diterbitkan oleh OJK.

Resilient Talent
Dalam sesi The Expert Talk : Resilient Talent HC-BPD Conference 2022, Direktur Human Capital Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya (ADH), memberikan beberapa poin penting mengenai cara mencipatakan talent perbankan yang tangguh di tengah masifnya perubahan atau perkembangan saat ini. Bahwa menghadapi perubahan yang massif tersebut, bank sebagai perusahaan tidak hanya sekedar mengejar pertumbuhan semata, namun harus mampu bertransforamsi dengan mencipatakan people dan organisasi yang tangguh.
Menurutnya, ada peran baru dari HC dalam menghadapi perkambangan saat ini yakni bisa menjadi Chief Happiness Officer & Chief Productivity Officer. Dijelaskan ADH, demikian sapaan akrabnya, bahwa dalam melakukan transformasi, bank memang harus fokus pada semua lini seperti menjaga Ketahanan Finansial dengan menyeimbangkan target keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian ketangguhan operasional dengan menjaga kapasitas produksi yang kokoh.
Selanjutnya menjaga ketangguhan teknologi dengan berinvestasi secara serius, dengan infrastruktur yang fleksibel yang bisa mengimbangi perkembangan. Kemudian menjaga ketangguhan Reputasi dengan mensejajarkan nilai-nilai dengan dengan tindakan dan perkataan semua insan bank. Serta ketangguhan Model Bisnis dengan mempertahankan bisnis model yang bisa beradaptasi.
“Namun, satu hal yang menjadi driver/pengelolaan ketangguhan itu adalah People & Organizational Resilience. Seluruh karyawan harus merasa menjadi bagian dari perusahaan dan perform, menjadi yang terbaik. Maka urusan talent sangat penting. Bagaimana merekrut, mendevelop. Ketangguhan di keuangan, operasional, bisnis model, teknologi, sumbernya dari kemampuan perusahan membangun talent,” tegas ADH yang berbicara secara virtual.
Untuk mewujudkan SDM dan organisasi yang tangguh, ADH menegaskan beberapa langah yang harus dilakukan dalam hal penciptaan talenta yang tangguh. “Bank saat ini butuh talent yang bisa berkolaborasi dan mempunyai passion untuk bertumbuh. Tidak cukup dengan bakat, pintar secara keilmuan. Jadi talent dibentuk dengan berproses, yakni proses belajar dalam keseharian, dengan dukungan pemimpin sebagai pelatih, bukan bos.
“Proses belajar dalam keseharian itu agar proses itu bisa belangusng secara konsiten, efektif dan efisien. Development-nya itu bisa cepat karena kebutuhanya cepat yang di Mandiri kami sebut Fire Test. Jadi talent belajar langsung terjun dalam komite kredit, bisa sebagai observer, dll. Tidak belajar di kelas, tetapi langsung berproses. Never ending process. Ini untuk melatih otot talent untuk bisa menghadapi perubahan,”tegas ADH.
Secara umum, lanjut ADH, saat ini perbankan harus mulai melakukan transformasi bisnis menghadapi perkembangan bisnis berbasis teknologi. Maka pengembangan talent setidaknya berorientasi pada tiga hal. Yaitu mengetahui atau memiliki wawasan luas, menguasai bidang pekerjaan, serta memiliki motivasi tinggi untuk perusahaannya.***





.jpg)










