Dalam bukunya “Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management”, Zimmerer, Scarborough dan Wilson mencatat setidaknya ada 7 resiko atau potensi kerugian yang mungkin dialami oleh seorang entrepreneur saat berkecimpung dalam dunia usaha.
1. Ketidakpastian penghasilan.
Berbeda dengan karyawan yang bisa mengharapkan penghasilan tetap setiap bulannya, seorang entrepreneur justru menghadapi ketidakpastian penghasilan. Pendapatan seorang entrepreneur sangat dipengaruhi oleh perkembangan usaha. Mungkin di suatu saat untung besar, namun di saat lain harus mengalami masa-masa buruk. Terlebih lagi ketika baru memulai usaha, entrepreneur mungkin tidak bisa berharap mendapatkan keuntungan apa-apa.
BERITA TERKAIT
2. Menderita kerugian.
Bukan hanya penghasilan yang tidak pasti, seorang entrepreneur dapat mengalami hal yang lebih buruk lagi, yaitu merugi. Bahkan bisa saja ia kehilangan seluruh modal dan hartanya. Jika ia memodali usahanya dari hutang, maka bisa saja harus menanggung beban hutang tersebut secara pribadi.
3. Kerja keras.
Keuntungan bekerja sebagai karyawan adalah adanya jam kerja yang pasti. Jika harus bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan, seorang karyawan bisa memperoleh upah lembur. Tidak demikian halnya dengan seorang entrepreneur yang harus bekerja tanpa jam kerja yang pasti. Entrepreneur dituntut bekerja keras demi memajukan bisnisnya. Ia bekerja di tempat usahanya, saat berada di rumah bahkan saat berlibur sekali pun. Dengan kata lain, entrepreneur bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dimana pun ia berada.
4. Mengorbankan kualitas hidup.
Tidak ada kata gengsi dalam kamus seorang entrepreneur. Jika seorang manajer perusahaan bisa bepergian naik pesawat kelas bisnis, seorang entrepreneur harus rela hanya naik bis jika usahanya masih belum maju. Seorang entrepreneur bahkan harus mau mengorbankan waktu dengan keluarga, teman-teman dan kesenangannya. Bisnis menuntut waktu dan tenaga lebih banyak dari seorang entrepreneur.
5. Tingkat stres tinggi.
Menjadi entrepreneur bukan pekerjaan yang mudah. Selalu ada persoalan dalam menjalankan bisnis, mulai dari kekurangan modal, karyawan yang lalai, menangani keluhan konsumen, kegagalan usaha, dan lain-lain. Semua ini memberikan tekanan berat dan bisa menimbulkan stres.
6. Tanggung jawab penuh.
Entrepreneur bertanggung jawab penuh atas perusahaannya dan menanggung sendiri setiap beban atau kerugian yang terjadi. Entrepreneur tidak bisa mengalihkan begitu saja tanggung jawab dan bebannya pada orang lain. Ini berbeda dengan seorang karyawan yang hanya bertanggung jawab sebatas wewenang yang diberikan padanya. Sedangkan entrepreneur bahkan harus siap menghadapi resiko akibat kesalahan yang dilakukan oleh karyawannya.
7. Putus asa.
Semua beban berat dan kegagalan dapat memicu masalah pada kepribadian seorang entrepreneur. Salah satunya adalah putus asa, kehilangan motivasi dan frustasi.