Persaingan industri tak pernah mengendur meski pelemahan ekonomi telah menyita perhatian setiap perusahaan saat ini. Begitu pula dengan persaingan di industri asuransi. Meski demikian, tantangan berat itu tak membuat PT Asuransi Bangun ASKRIDA pesimistis.
Perusahaan yang biasa disebut ASKRIDA dan didirikan sebagai perwujudan dari Persatuan dan Kerjasama antar sesama bank daerah itu, tetap optimistis bahwa kinerja perusahaan akan tetap bisa ditingkatkan.
Bahkan perusahaan asuransi yang kini berusia 27 tahun itu tetap memantapkan diri untuk menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia. “Dalam 5 tahun ke depan kami tetap menargetkan untuk menjadi 5 besar perusahaan asuransi nasional,” kata Direktur Utama ASKRIDA, Didiet Sandjoto Pamungkas.
Upaya-upaya yang akan dan terus dilakukan oleh manajemen untuk mewujudkan mimpi itu adalah tetap mempertahankan bisnisnya dalam melayani dan menjadi mitra terbaik bagi pemerintah daerah serta Bank Pembangunan Daerah.
Selain itu, ASKRIDA juga senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan dalam menjawab kebutuhan asuransi di Indonesia. Perseroan juga mengambil kebijakan baik pengembangan organik yang terkait dengan organ perusahaan maupun pengembangan non-organik yang terkait dengan pengembangan usaha perusahaan dengan mendirikan beberapa anak perusahaan yang saling menunjang.
“ASKRIDA saat ini, sudah termasuk dalam 10 besar asuransi umum nasional. Bahkan untuk beberapa kategori, ASKRIDA sudah mencapai 8 besar. Maka mulai tahun depan yaitu 2017, kami akan membidik target baru, untuk menjadi 5 besar,” kata Didiet.
Sementara itu, dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tengah menurun, manajemen tetap fokus terhadap targettarget yang telah ditetapkan. Pertama, dengan tetap menjaga dan meningkatkan eksistensi ASKRIDA di daerah baik melalui pendekatan kepada pihak-pihak captive maupun non-captive. “Kami juga melakukan strategi dengan menambah kantor operasional sebagai upaya penetrasi yang lebih baik,” kata Didiet.
Kedua, melakukan diversifkasi produk sebagai upaya penyebaran tingkat risiko. Ketiga, dengan meningkatkan peranan Teknologi Informasi sebagai penunjang kegiatan operasional perusahaan.
Keempat, meningkatkan kualitas SDM agar mampu bersaing dengan tenaga-tenaga ahli lain dan kelima, melakukan upaya penghematan biaya dan efsiensi serta optimalisasi sumber daya yang ada.
Didiet mengakui bahwa kondisi ekonomi saat ini memang sedang mengalami perlambatan. Terbukti dari kebijakan nasabah yang menahan belanja premi asuransi sehingga berdampak pada melemahnya pertumbuhan premi asuransi. “Namun itu semua merupakan tantangan yang harus dihadapi,” kata dia.
Akan tetapi pihaknya tidak tinggal diam. Berbagai kebijakan diupayakan agar pertumbuhan premi dapat dipertahankan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan maupun Rencana Korporasi Jangka Panjang.
Going Concern
Kini, setelah usia 27 terlewati, perusahaan asuransi berskala nasional, yang didirikan pada tanggal 2 Desember 1989 ini bersiap untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis hingga tercapainya tujuan seluruh stake holder. “Harapan kami adalah agar ASKRIDA dapat terus tumbuh dan berkembang serta eksis selama-lamanya,” ujar Didiet.
Sebagai konsekuensi logis dari harapan tersebut, lanjut dia, manajemen dituntut untuk memikirkan perencanaan yang strategis yang dapat mendukung perkembangan perusahaan baik secara kapasitas maupun secara kapabilitas sehingga ASKRIDA siap dalam menghadapi segala tantangan yang ada di
depan.
Untuk meningkatkan nilai perusahaan, manajemen sudah menyiapkan sederet strategi yang akan diimplementasikan. Di antaranya adalah mengembangkan jalur distribusi, meningkatkan hubungan dengan captive market sekaligus mengembangkan hubungan dengan non captive market.
Selain itu tak lupa pula, manajemen akan mengembangkan produk-produk baru, memperbaiki infrastruktur, pengembangan Sumber Daya Manusia, dan juga tak kalah pentingnya memperkuat permodalan.
Hingga saat ini, perusahaan yang memiliki visi menjadi salah satu dari 10 besar perusahaan asuransi nasional yang dikelola secara profesional ini selalu menciptakan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan industri perasuransian.
“Dan hal itu dilakukan manajemen dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga dapat lebih mendekatkan ASKRIDA dengan nasabah,” lanjut Didiet, yang telah memimpin ASKRIDA sejak 2015.
Akan tetapi, dalam menjalankan visi misi dan mempertahankan kinerja bisnisnya, ASKRIDA tidak berhenti pada pencapaian keuntungan fnansial semata, tetapi juga mempunyai komitmen memberikan sumbangsih bagi masyarakat banyak. Hal itu juga sekaligus bentuk tanggung jawab moral perusahaan terhadap komunitas di sekitar wilayah kerja operasional perusahaan.
Sementara itu, ASKRIDA juga tidak mau ketinggalan dalam melengkapi diri terkait perkembangan teknologi informasi (TI). Didiet mengakui bahwa TI memegang peranan penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam industri asuransi.
“Teknologi informasi berevolusi dengan cepat, barang siapa yang tidak bisa mengambil keuntungan dari teknologi informasi, maka mereka akan tertinggal,” ujar dia.
Hingga kini, ASKRIDA telah melakukan perbaikanperbaikan dalam bidang TI seperti online system di seluruh kantor operasional serta telah melakukan kerjasama secara sistem dengan beberapa rekanan yang memudahkan nasabah melakukan transasksi. “Dalam pengembangan Teknologi Informasi untuk mengakomodasi kebutuhan user maupun eksternal perusahaan, ASKRIDA melakukan perbaikan serta pengembangan oleh internal sendiri,” tambah Didiet.
Melalui pengembangan teknologi informasi di tahun 2016, ASKRIDA telah berhasil mengadakan kerjasama penutupan asuransi dengan salah satu BUMN terkemuka di Indonesia melalui sistem Host to Host. Di tahun 2017 ASKRIDA akan terus melakukan pengembangan Teknologi Informasi untuk semakin mendekatkan diri dengan pelanggan.





.jpg)









