• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Selasa, Juni 17, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
 
 
 
 
 
Home Laporan Utama

Di Bawah Bayang Kenaikan Harga Komoditas

oleh Sandy Romualdus
19 April 2022 - 12:45
78
Dilihat
Di Bawah Bayang Kenaikan Harga Komoditas
0
Bagikan
78
Dilihat

Gejolak politik di Eropa Timur tampaknya akan segera menjadi isu yang membuat harga-harga komoditas kembali fluktuatif. Bagaimana pengaruhnya bagi ekonomi Indonesia?

Oleh Tim Riset Stabilitas

Dunia yang sedang berperang melawan Covid-19, dikejutkan dengan ketegangan Rusia-Ukraina yang semakin panas di awal tahun 2022. Lebih mengejutkannya lagi, Presiden Joe Biden telah menyetujui untuk menempatkan 3.000 tentara negeri Paman Sam tersebut untuk ditempatkan di Eropa Timur. Hal ini tentunya berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi global akibat kenaikan harga komoditas akibat perang di tengah penurunan harga komoditas, terutama pangan yang sudah terjadi di penghujung 2021.

Lebih lanjut, bagi Indonesia kenaikan harga komoditas memiliki dua sisi mata pisau. Satu sisi menguntungkan sebagai penambah nilai ekspor dan devisa sekaligus semisal dari hasil ekspor CPO dan produk turunannya serta ekspor batu bara dan mineral lainnya. Namun di sisi lain menimbulkan mudharat yakni kenaikan harga komoditas yang masih diimpor seperti minyak bumi serta komoditas pangan semisal daging sapi, susu, kedelai dan gandum.

BERITA TERKAIT

Mandiri Economic Review: Volume Ekspor Kelapa Sawit pada Awal Tahun 2025 Masih Terkontraksi

Biogas Power Plant Bakal Beroperasi di Papua Selatan

Dampingi Presiden RI Bertemu PM Malaysia, Mendag: Kerjasama Sawit Akan Diperkuat

Kinerja CPO Indonesia Januari 2023: Produksi Stagnan, Stok Turun

Perkembangan Harga

Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa   FAO Food Price Index (FFPI) pada Desember 2021 berada pada level 133, turun 1,2 poin jika dibandingkan dengan Desember 2021. Lebih lanjut, jika dibandingkan dengan Desember  2020, terjadi kenaikan 23,30 poin dari angka 109,70.  Meski masih tinggi, namun capaian indeks Desember 2021 berada pada tren penurunan.

Lebih lanjut, di antara sub-indeks, memasuki Desember 2021, dairy product (produk susu) mengalami kenaikan indeks dari 125,2 menjadi 127,5. Sedangkan produk lain seperti daging, sereal, minyak dan gula mengalami penurunan indeks. Indeks harga daging turun dari 110,8 menjadi 110,7. Kemudian indeks harga sereal turun dari 140,7 menjadi 139,8, indeks harga minyak turun dari 183,6 menjadi 177,6 dan indeks harga gula turun dari 119,6 menjadi 115,8.

Gambar 1. Indeks Harga Pangan FAO

Sumber  : FAO

Lebih lanjut, di antara sub-indeks, memasuki Desember 2021, dairy product (produk susu) mengalami kenaikan indeks dari 125,2 menjadi 127,5. Sedangkan produk lain seperti daging, sereal, minyak dan gula mengalami penurunan indeks. Indeks harga daging turun dari 110,8 menjadi 110,7. Kemudian indeks harga sereal turun dari 140,7 menjadi 139,8, indeks harga minyak turun dari 183,6 menjadi 177,6 dan indeks harga gula turun dari 119,6 menjadi 115,8.

Harga CPO hingga Januari 2022 mencapai 1.375 dollar A$ per metrik ton. Angka ini merupakan angka tertinggi (bulanan) setidaknya sejak Januari 2015. Meski demikian, kenaikan harga CPO ini diperkirakan akan kembali melandai. Setidaknya ini terlihat dari harga future contract CPO untuk pasar India di tahun 2022 hingga Oktober 2024. Harga CPO diperkirakan akan berada pada level 1000 dollar AS/MT pada tahun Agustus 2023. Pasca Agustus 2023, harganya terus turun hingga menyentuh angka 987 dollar AS/MT.

Turunnya harga CPO ini setidaknya mengurang beban pemerintah dalam rangka penyediaan minyak goreng murah yang saat ini sedang bergejolak. Seperti diketahui, Januari 2022 pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi minyak goreng untuk menurunkan harga hingga menjadi maksimal Rp14 ribu per liter. Namun pada kenyataannya, harga minyak goreng baik curah maupun kemasan sepanjang Januari 2022 setelah adanya kebijakan subsidi masih berada di atas angka Rp17 ribu per liter.

Lebih lanjut, dengan harga di atas 1000 dollar AS/MT, pemerintah masih bisa mendapatkan dana pungutan ekspor produk turunan kelapa sawit pada angka 175 dollar AS per MT (tarif tertinggi pungutan ekspor produk kelapa sawit, sesuai dengan Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2020 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan.

Gambar 2. Pergerakan Harga CPO dan Future Contract Price (India Market)

Sumber : investing.com

Komoditas lain di mana ekonomi Indonesia bergantung padanya adalah minyak. Fakta bahwa Indonesia masih mengimpor sekitar 800 ribu barel per hari harus menjadi catatan penting dalam gonjang-ganjing harga komoditas dunia. Selama pandemi,, harga minyak mentah dunia adem-ayem sehingga tidak mengganggu kinerja fiskal nasional yang harus menanggung subsidi BBM. Sepanjang tahun 2021, rerata harga minyak dunia jenis Brent berada pada harga 71 dollar AS per barel yang merupakan angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pada minyak jenis WTI maupun Brent, harganya mengalami tren kenaikan setelah sempat turun menjelang akhir tahun 2021. Namun memasuki akhir tahun 2021 dan masuk Januari 2022, trennya terus meningkat yang salah satunya disebabkan oleh ketegangan Rusia-Ukraina. Bahkan, harga minyak Brent sempat mencapai angka 90 dollar AS pada 2 Februari 2022. Lebih lanjut, diproyeksikan hingga Januari 2023, harga minyak WTI dan Brent masih di atas angka 75 dollar AS /barel. Angka proyeksi ini masih bisa lebih tinggi jika Rusia menginvasi Ukraina. Angka ini jauh di atas asumsi harga minyak dalam APBN 2022 sebesar 60 dollar AS/barel. Kenaikan harga ini dipastikan akan meneka APBN dalam hal subsidi BBM. Bisa dipastikan terdapat 2 hal, pertama defisit fiskal untuk menambal subsidi BBM atau menaikkan harga BBM domestik.

Gambar 3. Perkembangan Harga WTI dan Proyeksi Hingga Januari 2023

Sumber : tradingconomics.com

Komoditas berikutnya adalah batu bara. Semakin tinggi harga batu bara, maka Indonesia akan diuntungkan karena menambah pemasukan APBN. Pada tahun 2021, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batu bara mencapai Rp75,16 triliun atau 192,2 persen dari target yang ditetapkan pada awal tahun. Terlebih pada Oktober 2021, harga batu bara di pasar internasional sempat menyentuh 280 dollar AS per ton. Lebih lanjut, pada 2022 target PNBP Minerba diturunkan menjadi Rp42,36 triliun seiring dengan proyeksi penurunan harga batu bara hingga Januari 2023 yang masih berada pada kisaran angka 175 dollar AS /MT.

Gambar 3. Perkembangan Harga dan Proyeksi Harga Batubara (US$/MT)

Sumber : tradingconomics.com

Rusia-Ukraina

Seberapa besar kemungkinan Rusia akan menyerang Ukraina dan bagaimana dampaknya? The Economist pada tanggal 31 Janauri 2022 menuliskan liputannya berjudul

Russia’s roulette : A war in Ukraine could have global consequences. Dalam liputan tersebut disebutkan bahwa tensi antara Ukraina – Rusia semakin tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tandan meredam. Hal ini didasari pada pernyataan Joe Biden kepada Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina bahwa invasi Rusia ke Ukraina adalah “distinct possibility” yang artinya kurang lebih berarti kemungkinan yang mendekat kenyataan.

Pernyataan Joe Biden ini dibarengi persetujuan Biden untuk mengirim 3.000 personel tentara Amerika Serikat di Eropa Timur. Tindakan ini mendorong kenaikan harga minyak dunia yang terkerek naik hingga tembus ke angka US$90 per barel. Lebih lanjut, analsia dari RBC Capital Market menyatakan apabila tank Rusia melintasi border Ukraina, maka pasar akan terkena shok dengan dampak terbesar adalah pasar atau pasokan gas Eropa dari Rusia akan terganggu. Selain pasar Eropa, pasar dunia juga akan mengalami shok mengingat Rusia memiliki peran tidak kecil dalam ekspor beberapa komoditas utama.

Rusia menguasai pasar gas dunia sekitar 19 persen, kemudian sekitar 18 persen pasar gandum, minyak mentah sekitar 13 persen, aluminium 9 persen dan tembaga 8 persen. Di sisi lain yang lebih mengesankan adalah sumbangan ekspor paladium Rusia yang menguasai 43 persen pasar. Seperti diketahui, paladium adalah komponen penting dalam converter katalis  yang merupakan alat pengontrol emisi gas dan menjadi salah satu komponen penting pada kendaraan. Tensi yang berubah menjadi perang akan merubah landscape ekspor Rusia yang bisa berujung pada kenaikan harga komoditas.

Gambar 4. Share Ekspor Komoditas Rusia Terhadap Pasar Global Tahun 2020 (%)

Sumber : The Economist.

Analisa Dampak

Kenaikan harga komoditas tidak hanya berada pada barang-barang yang menjadi andalan ekspor Rusia, tapi harga komoditas secara global termasuk pangan, minyak dan gas. Dampak yang bisa dirasakan oleh Indonesia adalah kenaikan harga komoditas yang memiliki dua sisi mata pisau, di sisi lain menguntungkan di sisi lain membuat tekanan ekonomi. Kenaikan harga minerba akan memberikan keuntungan bagi Indonesia berupa kenaikan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

Namun tidak demikian apabila yang mengalami kenaikan adalah komoditas perkebunan dan pangan. Kenaikan CPO di sisi lain akan menaikkan angka ekspor nasional dan juga menjadi penyumbang bagi pungutan dana sawit yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Namun di sisi lain akan mendorong kenaikan harga minyak goreng yang sudah terjadi sejak akhir tahun 2021.

Komoditas pangan lain yang apabila naik dan memiliki dampak kurang baik bagi perekonomian nasional adalah kenaikan harga kedelai, daging sapi, bawang putih, gandum dan gula. Kenaikan harga kedelai akan memengaruhi harga produksi tempe dan tahu dalam negeri. Kemudian kenaikan daging, susu, gandum dan gula akan mendorong kenaikan harga komoditas itu sendiri dan mendorong kenaikan harga produk industri makanan-minuman yang mengandalkan ketiga komoditas tersebut sebagai bahan baku.

Melihat kondisi tersebut, hal yang paling utama dan harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memitigasi dampak dampak kenaikan harga komoditas. Pada komoditas daging. susu, kedelai, gandum dan bawang putih, pemerintah mendorong dan memfasilitasi para importir untuk melakukan kontrak pembelian jangka panjang dalam rangka mengamankan pasokan domestik. Hal ini penting untuk menghindari kenaikan harga yang berlebih dan sebagai ikhtiar untuk menghindarkan Indonesia dari inflasi yang tinggi di tahun 2022.

Tabel 1. Dampak Kenaikan Harga Komoditas Bagi Indonesia

Sumber : Analisis tim riset Stabilitas.

 

 

Tags: BatubaraCPOharga komoditasharga minyakkomoditas global
 
 
 
Sebelumnya

Penetrasi Menjadi Jurus Kunci

Selanjutnya

Catatan Fundamental Transformasi Digital

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Xmas Joker Slot Review: 100 percent free Gamble and you can Bonuses Play’n Go

oleh Admin Web
1 Juni 2025 - 21:16

ArticlesFortunate Joker Christmas time ServicesJoker Victory No deposit Bonuses“Keep That which you Earn” Campaigns inside CanadaArea Reels Local casino Some...

Top ten A real income Online casinos around australia to possess 2025

oleh Admin Web
31 Mei 2025 - 21:13

I was pregnant more of the same for the 2nd Australian on-line casino back at my checklist, Ignition, however, I...

LPS Punya Dana Rp255 Triliun untuk Jamin Simpanan, Dukung UMKM Melalui Digitalisasi BPR/BPRS

Dukung Literasi Keuangan Gen Z, LPS  Edukasi Budaya Menabung Kepada 1300 Siswa SMA di Jakarta

oleh Sandy Romualdus
31 Mei 2025 - 20:00

JAKARTA, Stabilitas.id - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyerukan kembali budaya menabung kepada lebih dari...

Better No deposit Casino Bonuses 2024 » Totally free Dollars & 100 percent free Spins

oleh Admin Web
29 Mei 2025 - 21:33

ContentThe way you use the casino added bonus codeWhat exactly is a no-deposit Extra Password?How we Discover Greatest On-line casino...

Better 2024 No deposit Added bonus Casinos in the United states Claim 100 percent free Currency

oleh Admin Web
28 Mei 2025 - 21:31

ContentBistro Casino No deposit OffersSpinoVerse Local casinoRaging Bull Casino $75 no-deposit bonus I played throughout these not so long ago...

Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha

Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha

oleh Stella Gracia
29 April 2025 - 08:47

JAKARTA, Stabilitas.id – BRI terus menunjukkan komitmennya dalam melakukan pemberdayaan dan pendampingan bagi pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Dian Siswarini: Jejak Kepemimpinan yang Mengubah Wajah XL Axiata Menuju Era Digital

    Dian Siswarini: Jejak Kepemimpinan yang Mengubah Wajah XL Axiata Menuju Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Financial Watch Soroti Membengkaknya Kerugian Telkom Akibat Investasi di GOTO

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembayaran Digital Triwulan I 2025 Capai 10,76 Miliar Transaksi, Tumbuh 33,50%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PertaLife Insurance Umumkan Susunan Pengurus Baru dan Komitmen Strategis ke Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wajah Baru di Pucuk Pimpinan Bank Jatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank Indonesia Lantik 10 Pemimpin Baru Kantor Pusat dan Perwakilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Format Resmi NPWP Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Jangkau 67 Ribu Desa, AgenBRILink Terus Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia

Student Integrity Campaign, Cara OJK Ajak Mahasiswa Paham Keuangan Berintegritas

Survei Konsumen Mei 2025: Keyakinan Konsumen Terjaga

Utang Luar Negeri Indonesia April 2025 Tumbuh 8,2 Persen Jadi US$ 431,5 Miliar

OJK Kolaborasi dengan Media Massa, Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Bank DBS Indonesia Raih Penghargaan dari The Asset Triple A Treasurise Awards & Triple A Sustainable Investing Awards

Sinergi BNI dan RANS Simba Bogor Cetak Generasi Muda Aktif dan Melek Finansial

Wajah Baru! Livin’ by Mandiri Akselerasi Layanan Perbankan Digital yang Lengkap dan Dinamis

GDPS Luncurkan Beyond Care, Inovasi Teknologi untuk Layanan Outsourcing yang Transparan dan Berkelanjutan

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Catatan Fundamental Transformasi Digital

Catatan Fundamental Transformasi Digital

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance