JAKARTA, Stabilitas.id – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT yang digelar pada 14 Mei 2025 menghasilkan keputusan penting terkait kepemimpinan bank tersebut. Dalam RUPS ini, dua nama calon Direktur Utama Bank NTT resmi diusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjalani proses fit and proper test. Kedua calon tersebut adalah Charlie Paulus dan Yohanis Umbu Landu Praing.
Selain posisi Direktur Utama, sejumlah posisi direksi lainnya juga diajukan ke OJK sebagai bagian dari upaya memperkuat struktur manajemen Bank NTT. Proses seleksi dan pengesahan oleh OJK menjadi langkah krusial untuk memastikan kepemimpinan yang kompeten dan kredibel dalam menghadapi tantangan industri perbankan yang semakin dinamis.
Berikut Struktur Komisaris dan Direksi Bank NTT yang diajukan ke OJK, hasil RUPS Bank NTT:
BERITA TERKAIT
- Komisaris Utama: Doni Heatubun (Mantan Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT).
- Komisaris Independen: Frans Gana
- Komisaris Independen: Eko Setiabudi
- Komisaris Independen: Yosef Djuwa Dobengole (Komite Audit Bank NTT)
- Direktur Utama: Charlie Paulus / Yohanis Umbu Landu Praing
- Direktur Operasional dan SDM: Yohanis Umbu Landu Praing / Rahmat Saleh
- Direktur Kredit: Allo Geong
- Direktur IT: Soni Pelokilla
- Direktur Kepatutan: Revi (Bank Jatim)
- Direktur Treasury dan Keuangan: Heru (Bank Arta Graha)
- Direktur Dana: Siti Aksa
Peluang Yohanis Umbu Landu Praing
Yohanis Umbu Landu Praing, yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT, dinilai memiliki prospek yang sangat baik untuk memimpin Bank NTT secara definitif. Selama masa jabatannya sebagai Plt Dirut, Yohanis menunjukkan sejumlah capaian penting yang menjadi modal kuat bagi Bank NTT ke depan.
Salah satu pencapaian utama di bawah kepemimpinan Yohanis adalah inisiasi dan percepatan pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank Jatim. Strategi KUB ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat modal inti Bank NTT yang harus memenuhi ketentuan Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp 3 triliun hingga akhir Desember 2024. Jika tidak terpenuhi, Bank NTT berisiko turun status menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Melalui sinergi dengan Bank DKI, Bank NTT berupaya meningkatkan daya saing, memperbaiki kinerja keuangan, tata kelola, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat NTT. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendorong pembangunan daerah, khususnya pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sejak awal 2024, Yohanis memimpin koordinasi intensif antara Bank NTT dan Bank DKI untuk mempercepat proses pembentukan KUB, termasuk pelaksanaan due diligence dan penyelarasan timeline agar dapat memperoleh persetujuan OJK pada November 2024. Tak mencapai titik temu, Bankt NTT mengalihkan potensi KUB dengan Bank Jatim, hingga akhirnya pendapatkan kesepatan ber-KUB. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Yohanis dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan Bank NTT di tengah tantangan regulasi dan pasar.
Kinerja Keuangan Bank NTT Tahun 2024 yang Menggembirakan
Bank NTT mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2024, yang menjadi bukti keberhasilan strategi dan kepemimpinan manajemen, khususnya di bawah Plt Dirut Yohanis Umbu Landu Praing.
Angka penting yang dirilis per 31 Desember 2024 antara lain penyaluran Kredit mencapai Rp 12,774 triliun. Peningkatan volume kredit ini menunjukkan ekspansi aktivitas penyaluran dana kepada nasabah, terutama sektor UMKM dan pembangunan daerah, yang menjadi fokus utama Bank NTT.
Kemudian pencapaian Laba Bersih hingga Rp 240 miliar. Laba ini tumbuh sebesar 45,94% secara year-on-year (YoY), meningkat sekitar Rp 85 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang signifikan ini mencerminkan efisiensi operasional dan peningkatan kualitas aset bank.
Pencapaian ini menjadi indikator kuat bahwa Bank NTT tidak hanya mampu memenuhi persyaratan regulasi modal, tetapi juga berhasil meningkatkan profitabilitas dan memperkuat posisi keuangannya di tengah persaingan industri perbankan.
Catatan Kinerja Yohanis sebagai Plt Dirut
Kepemimpinan Proaktif: Yohanis mengambil peran sentral dalam menginisiasi dan mengawal proses pembentukan KUB, yang merupakan strategi utama pemenuhan MIM.
Koordinasi Intensif: Melakukan komunikasi dan koordinasi yang erat dengan Bank DKI dan OJK untuk memastikan kelancaran proses persetujuan.
Fokus pada Pemberdayaan UMKM: Mendorong peran Bank NTT dalam pembangunan daerah melalui dukungan kepada sektor UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi NTT.
Penguatan Tata Kelola: Memastikan bahwa proses bisnis dan tata kelola Bank NTT berjalan sesuai standar OJK dan praktik terbaik industri perbankan.
Meningkatkan Kinerja Keuangan: Di bawah kepemimpinannya, Bank NTT berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih hampir 46% dan ekspansi kredit yang signifikan, memperkuat fondasi keuangan bank.
Dengan rekam jejak tersebut, Yohanis Umbu Landu Praing dianggap sebagai figur yang tepat untuk memimpin Bank NTT ke depan, membawa bank ini melewati tantangan regulasi dan memperkuat posisinya sebagai bank pembangunan daerah yang berkontribusi signifikan bagi perekonomian Nusa Tenggara Timur.
Keputusan final mengenai Direktur Utama Bank NTT akan bergantung pada hasil fit and proper test yang dilakukan oleh OJK, yang menjadi tahap penting dalam memastikan kualitas kepemimpinan bank. Sementara ini Landu Praing masih dipercatakan kembali sebagai Plt Dirut Bank NTT hingga posisi Dirut defenitif ditetapkan. ***





.jpg)









