• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Senin, November 24, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Ekonomi Q2 Tumbuh 7.07 Persen, Indonesia Tempuh Strategi ‘Riding The Wave’

Artinya saat kita adaptasi dengan situasi pandemi dan disiplin prokes, lalu BI (Bank Indonesia) melakukan stimulus moneter dan relaksasi, dan pemerintah melalui APBN beri stimulus ekonomi, maka recovery terjadi...”

oleh Sandy Romualdus
5 Agustus 2021 - 17:05
73
Dilihat
DGS BI Destry Damayanti saat berbicara dalam Virsem #54 LPPI, Rabu 5 Agustus 2021.

DGS BI Destry Damayanti saat berbicara dalam Virsem #54 LPPI, Rabu 5 Agustus 2021.

0
Bagikan
73
Dilihat

JAKARTA, Stabilitas.id – Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua (Q2) tahun ini yang mencapai 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) merupakan hasil positif dari adaptasi semua pihak, baik pemerintah, regulator, dunia usaha, dan juga masyarakat, dengan kondisi pandemi Covid.

“PDB kuartal dua Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy dibanding kuartal dua tahun lalu (awal pandemi) yang minus 5,3 persen. Artinya saat kita adaptasi dengan situasi pandemi dan disiplin prokes, lalu BI melakukan stimulus moneter dan relaksasi, dan pemerintah melalui APBN beri stimulus ekonomi, maka recovery terjadi,” kata Mirza Adityaswara, Direktur Utama LPPI dalam Virtual Seminar LPPI ke 54, dengan tema ‘Local Currency Settlement’, Kamis 5 Agustus 2021.

Hadir dalam virsem LPPI ini, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti sebagai pembicara kunci, dan juga Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI, Donny Hutabarat. Dari kalangan perbankan ada Direktur Treasury & Internasional Banking Bank Mandiri Panji Irawan, dan Wiwig Santoso Treasury Group Head Bank BTPN.

BERITA TERKAIT

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

BI Tahan Suku Bunga, Perkuat Intervensi dan Likuiditas Dorong Kredit Sektor Riil

ULN Indonesia Turun di Kuartal III/2025, Rasio terhadap PDB Membaik

BI: Penjualan Eceran Oktober Menguat, IPR Diproyeksi Naik 4,3%

Mirza menjelaskan, ada beberapa sektor yang tampil sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Q2 tahun ini antara lain sektor transportasi dan pergudangan dengan angka pertumbuhan sebesar 25 persen, juga sektor makan minum di angka 21,6 persen.

Sementara sektor manufaktur juga tumbuh 6,6 persen, perdagangan mendekati dua digit yakni 9.4 persen, lalu expenditure, konsmsi rumah tangga tumbuh 5,9 persen. “Aktivitas investasi juga tumbuh 7,5 persen, APBN (konsumsi pemerintah) tumbuh 8,1 persen, dan ekspor kita 31.8 persen, masih surplus karena impor 31,2 persen,” ungkap Mirza.

Kendati demikian, Mirza mengingatkan bahwa dunia saat ini memasuki tantangan baru dalam penanganan pandemi Covid-19, dengan adanya serangan varian delta. “Ini dialami banyak negara sehingga harus PPKM darurat, PPKM level 4. Maka dari itu kemungkinan akan ada perlambatan di kuartal ketiga,” jelas Mirza.

Sementara Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menilai pertumbuhan ekonomi di Q2 tahun ini sesuai ekpektasi pasar. Pasar meyakini ekonomi Indonesia akan mengalami recovery ke arah yang lebih baik. Optimisme pasar bahkan melampaui prediksi bank sentral.

“Pertumbuhan di kuartal dua ini sudah sesuai market expected dan better. Kita (BI) expect 6 persen, tetapi pertumbuhan sudah mencapai 7 persen. Ini sangat positif dan biasanya akan tercermin di pasar keuangan seperti apa,” kata Destry dalam Virsem LPPI itu.

Dia menjelaskan,perbaikan perekonomian Indonesia sejaland dengan pemulihan ekonomi global yang terus menunjukkan perbaikan secara signifikan. “Beberapa mitra dagang kita khususnya Tiongkok tumbuh 7.9 persen, AS tumbuh 12 persen,” sebutnya.

Destry menegaskan bahwa perbaikan ekonomi secara global menunjukkan bahwa berbagai negara telah melakukan stimulus yang sangat besar. Dia mencontohkan Tiongkok yang telah mengalami adjustment sejak Q4 tahun 2020 lalu.

Dorong Investasi

Maka dari itu, menurut Destry, strategi yang harus dilakukan Indonesia saat ekonomi mulai menigkat, adalah beradaptasi dengan perkembangan positif saat ini, kendati ditantang dengan varian delta.

“Strategi kita adalah riding the wave. Dengan ekonomi yang meningkat, ini cerminkan ada agregat demand yang tinggi dan tentunya akan dorong komoditas dan ekspor kita,” jelasnya.

Destry mengingatkan, dari pertumbuhan Q2 sebesar 7,07 persen itu, kontribusi terbesarnya adalah konsumsi masyarakat yang mencapai 3,17 persen. Akan tetapi secara pertumbuhan sektoral, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 5 persen.

“Jadi investasi kita menjadi backbone perekonomian, karena tumbuh 7,54 persen (yoy). Ini didukung oleh konsumsi pemerintah dengan segala jenis stimulus dan pelonggaran fiskal sehingga menyumbangkan pertumbuhan 8.06 persen,” katanya.

Menariknya lagi, kata Destry, ekspor mampu mencetak pertumbuhan 32 persen, yang tentunya banyak didukung perbaikan ekonomi global. “Ini yang kita coba bagaimana manfaatkan secara optimal dalam rangka mendorong ekonomi kita,” imbuhnya.

BI, sebut Destry, sejauh ini mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dalam kondisi yang sehat. Sehingga, walau Curent Account masih defisit tetapi relatif terkendali, didukung oleh masih adanya capital inflow, yang kendati melambat karena adanya penyesuaian global.

Selain itu, cadangan devisa Indonesia juga masih tercatat 130 milyar dolar AS, setara dengan 9 bulan dari impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia. Jauh di atas trace hold IMF yang sebesar 3 bulan. “Ini menggambarkan bahwa sektor eksternal kita strong karena pertumbuhan ekonomi di-backup ekspor kita,” jelas Destry.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah juga mengalamai penurunan volatiltias, kendati masih terjadi tekanan, terutama ketika varian delta mulai menyebar di Tanah Air. “Beberapa hari ini rupiah mulai mengalami penguatan. BI selalu hadir di pasar menjaga stabilitas Rupiah,” tegasnya.

Hal lain yang menarik menurut Destry adalah ketika posisi credit default Indonesia relatif flat dengan tren penurunan dibanding tahun lalu. Credit default merupakan persepsi global terhadap kemampuan membauar utang dari suatu negara.

“Tren (credit default) turun dari angka tertinggi tahun lalu terus mengalami penurunan dan ini positif, paling tidak memberi confidence bagi stabilitas sistem keuangan kita,” imbuhnya.

Berbagai perbaikan ekonomi tersebut menurut Destry, menjadi acuan bagi BI yang memutuskan menahan BI7DRR di level 3,5 persen. “Kami akan terus dalam posisi yang akan mengeluarkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekon kita,” jelasnya.

Optimalisasi Rupiah

Pada kesempatan yang sama Destry juga menghimbau semua kalangan untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi global sehingga memberi manfaat bagi ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan cara menggunakan mata uang rupiah dlam setiap transaksi di dalam negeri.

Destry mengingatkan, pertumbuhan ekspor yang mencapai 31 persen masih menggunakan mata uang dolar sebagai alat transaksi dagang. “Penggunaannya 94 persen untuk ekspor dan impor 83 persen. Sementara ekspor kita dengan AS hanya sekitar 10 persen, dan impor hanya 5.2 persen,” paparnya.

Untuk itu, ke depan, dengan semakin bervariasinya mitra dagang Indonesia, dan kerjasama perdagangan bilateral, pemeritnah dan BI mulai mengatur strategi untuk bisa mengurangi ketergantungan pada dollar AS sebagai alat transaksi dengan mitra dagang Indonesia.

“Proses itu tidak mudah dan harus ada kesepahaman bagaimana cara kurangi ketergantungan terhadap USD. Karena ekspor kita ke Tiongkok paling besar yakni 13,6 persen, dan impor kita paling besar 21,4 persen. Jadi poinnya adalah kita lihat bahwa variasi mitra dagang kita besar dan bagaimana kalau kita mulai melakukan bilateral agreement agar bisa transaksi dengan mata uang masing-masing dalam transaksi perdagangan,” jelas Destry.

Dia menambahkan, BI telah melakukan penguatan kerjasama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal (local currency settlement) dengan Jepang, Malaysia, dan Thailand. Dan sekarang ini BI juga sedang mencoba lakukan penguatan kerjasama penyelesaian transaksi dengan beberapa bank. “2021 baru kita aktifkan LCS dengan Jepang. Kita tau Jepang punya exsposure baik perdagangan maupun investasi,” imbuhnya.

Destry lebih lanjug mengatakan bahwa fokus pengembangan LCS masuk dalam framework BI terkait dengan upaya pengembangan pasar uang Indonesia menjadi lebih modern dan maju di era digital. *

Tags: #Dirut LPPI#Mirza Adityaswara#Pertumbuhan EkonomiBIDestry DamayantiLPPIrupiahVirsem LPPI
 
 
 
 
Sebelumnya

BSI Fasilitasi Kementerian Desa Terkait Produk dan Layanan Perbankan

Selanjutnya

Kemenperin Jaga Produksi Industri Pestisida dan Keramik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:14

Stabilitas.id – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui tim SIG CSIRT (Computer Security Incident Response Team) berhasil meraih Juara...

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

oleh Sandy Romualdus
21 November 2025 - 11:03

Stabilitas.id — Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tercatat mencapai Rp479,7 triliun atau 2,02% terhadap PDB hingga akhir...

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

oleh Sandy Romualdus
21 November 2025 - 10:13

Stabilitas.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mencari solusi hunian masa depan yang adaptif, berkelanjutan, dan relevan dengan...

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

oleh Sandy Romualdus
20 November 2025 - 19:14

Stabilitas.id – Percepatan transisi energi dan pesatnya transformasi digital mendorong kebutuhan sistem kelistrikan yang makin andal dan fleksibel. Menjawab tantangan...

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 11:11

Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2025 tetap kuat di tengah ketidakpastian global. Meski...

BI Tahan Suku Bunga, Perkuat Intervensi dan Likuiditas Dorong Kredit Sektor Riil

BI Tahan Suku Bunga, Perkuat Intervensi dan Likuiditas Dorong Kredit Sektor Riil

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 10:59

Stabilitas.id - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18–19 November...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya

Kemenperin Jaga Produksi Industri Pestisida dan Keramik

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance