Stabilitas.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) mencatatkan kinerja impresif pada segmen pembiayaan griya dengan nilai penyaluran menembus Rp1 triliun per bulan sepanjang 2025. Pencapaian tersebut memperkuat posisi BSI di peringkat keenam perbankan nasional untuk pembiayaan perumahan, sekaligus menegaskan fokus perseroan dalam memperkuat bisnis konsumer yang menjadi motor pertumbuhan laba.
Hingga pertengahan tahun, pembiayaan KPR BSI tumbuh 8,51% (yoy), melampaui rata-rata industri perbankan nasional yang mencatat pertumbuhan 7,66% pada posisi Juni 2025. Total pembiayaan griya BSI kini mencapai Rp59 triliun, dengan kualitas aset terjaga baik di level 2% NPF (non-performing financing).
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, sektor perumahan tetap menjadi salah satu segmen paling stabil dan menjanjikan dalam portofolio pembiayaan syariah.
BERITA TERKAIT
“Rumah adalah kebutuhan primer, terutama bagi masyarakat yang membeli rumah pertama. Karena itu, segmen griya menjadi fokus BSI untuk mendorong masyarakat memiliki hunian, sekaligus menjaga bisnis bank tetap berkelanjutan,” ujarnya.
Gen Z dan Milenial Dominasi Pasar
Pertumbuhan pembiayaan griya BSI banyak ditopang oleh segmen Gen Z dan milenial, yang mendominasi pembelian rumah di kisaran harga Rp500 juta hingga Rp2 miliar. Segmen ini dinilai paling aktif karena sesuai dengan profil penghasilan dan aspirasi kepemilikan rumah pertama.
Selain pembelian rumah baru, pembiayaan renovasi, rumah second, dan takeover juga menunjukkan peningkatan signifikan. BSI menawarkan berbagai skema pembiayaan syariah dengan jangka waktu fleksibel 1–30 tahun, angsuran tetap hingga lunas, dan pola akad syariah yang memberikan kepastian bagi nasabah muda.
BSI mengembangkan produk pembiayaan berbasis kebutuhan nasabah (customer-centric), dengan berbagai keunggulan, antara lain: Angsuran pasti hingga lunas, Jangka waktu hingga 30 tahun, Bebas biaya provisi dan appraisal hingga Rp5 miliar, Bebas biaya administrasi, Hadiah porsi haji atau umrah tanpa diundi.
Anggoro menjelaskan, perubahan perilaku masyarakat yang semakin rasional juga turut mendukung pertumbuhan pembiayaan syariah. Berdasarkan riset, segmen nasabah “Universalist” dan “Rationalist” – yakni mereka yang memilih bank syariah karena keunggulan fungsional dan manfaat produk – meningkat dari 46,2% pada 2014 menjadi 59,1% pada 2024.
Ekspansi pembiayaan griya BSI juga menjadi bagian dari kontribusi terhadap Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam upaya menurunkan backlog perumahan nasional yang masih mencapai 9,9 juta unit. Selain KPR komersial, BSI aktif menyalurkan KPR FLPP, dengan total lebih dari 64 ribu unit rumah yang telah dibiayai.
“Tahun ini kami mengoptimalkan penyerapan pembiayaan griya di wilayah potensial, seperti Jabodetabek, kawasan industri, dan daerah strategis pengembangan properti,” kata Anggoro.
Dengan strategi tersebut, BSI optimistis segmen griya akan tetap menjadi penggerak utama bisnis konsumer syariah, seiring dengan meningkatnya permintaan hunian dari generasi muda dan perubahan gaya hidup yang semakin berorientasi pada investasi jangka panjang. ***





.jpg)










