JIMBARAN, Stabilitas – Tantangan dalam perekonomian global saat ini semakin berat serta diwarnai berbagai risiko. Risiko-risiko tersebut terutama bersumber antara lain dari ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, ketidakpastian penyelesaianBrexit, dan tensi geopolitik di berbagai belahan dunia lain.
Di tengah perkembangan ekonomi global yang penuh risiko tersebut, kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2019 cukup baik dengan stabilitas yang tetap terjaga dan momentum pertumbuhan yang berlanjut.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi dalam seminar Indonesia Risk Management Outlook (IRMO) 2020 yang diselenggarakan oleh Majalah Stabilitas-LPPI, di Jimbaran, Bali, Selasa, 12 November 2019.
Doddy melanjutkan, pertumbuhan ekspor riil mulai kembali positif setelah selama beberapa triwulan terakhir tumbuh negatif di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun.
Sementara itu, laju inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Secara tahunan, inflasi Oktober 2019 tercatat 3,13% (yoy). Inflasi inti yang cenderung menurun, deflasi volatile food serta inflasi kelompok administered prices yang tetap rendah, berkontribusi pada inflasi yang terkendali.
“Kedepan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan terkendalinya inflasi,” ujar Doddy.
Bank indonesia memperkirakan, Inflasi 2019 berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1% dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2020.
“Bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah juga diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diprakirakan sedikit melambat di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4% pada 2019 dan untuk kemudian meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020,” jelas Doddy.
Selain Doddy Zulverdi yang mewakili otoritas Bank Indonesia, Seminar IRMO 2020 ini juga menghadirkan pembicara Elyanus Pongsoda (Kepala OJK Bali & Nusa Tenggara), Setiyo Wibowo (SVP Bank Mandiri), Eduard Guntoro Purba (Executive Vice President Bank BCA), Adrian Panggabean (Chief Economist Treasury and Capital Market Bank CIMB Niaga), Ida bagus Gede Setia Yasa (Direktur Operasional BPD Bali), Agus Sudiarto (Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank BRI), Randi Anto (Direktur Utama Perum Jamkrindo) serta Rico Budidarmo (Direktur Manajemen Risiko Bank BNI).
Kajian GCG Bank
Sementara itu, menurut kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) tentang GCG Perbankan 2007-2018 menunjukkan nilai rata-rata GCG industri perbankan nasional adalah 2,02.
“Nilai tersebut masuk ke dalam Peringkat Komposit (PK) BAIK. Bila dikelompokkan berdasarkan kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU), maka rata-rata nilai BUKU 1 adalah 2,14, BUKU 2 mendapatkan nilai 2,13, BUKU 3 nilai rata-ratanya 1,83, dan BUKU 4 nilai rata-ratanya 1,40. Dengan demikian BUKU 4 mendapatkan PK SANGAT BAIK,” terang Lando Simatupang, kepala Divisi Riset dan Fakulti LPPI.
Menurut Lando, data tersebut menunjukkan semakin besar kelompok BUKU, maka penerapan GCG semakin baik. Hal tersebut terjadi karena bank yang tergolong dalam BUKU 3 dan BUKU merupakan bank-bank besar yang memiliki infrastruktur, kematangan organisasi, budaya perusahaan yang lebih stabil, dan kompetensi sumber daya manusia yang lebih baik.
Selain itu, “perhatian dan pengawasan” dari stakeholders menuntut BUKU 3 dan BUKU 4 dengan volume besar dan variasi produk/ jasa yang beragam untuk mengelola bank dengan lebih baik.
Kajian ini mengidentifikasi dan mengevaluasi self assessment yang dilakukan perbankan selama 12 tahun. Kajian ini juga bertujuan untuk melihat konsistensi pengurus bank dalam mengelola bank dan melakukan self assessment penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Untuk yang pertama menggunakan statistik deskriptif, dan yang kedua memakai uji akar unit (unit root test) Augmented Dickey Fuller/ADF).
“Data yang digunakan dalam Kajian ini berasal dari 108 bank, dari tahun 2007 – 2018, dan bersumber dari laporan GCG bank di Indonesia serta survei yang dikirimkan kepada seluruh bank.,” tandas Lando.
Seminar IRMO yang diselenggarakan Stabilitas-LPPI untuk keempat kalinya ini didukung oleh Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Perum Jamkrindo, Bank Mandiri dan BPD Bali.