Jakarta – Kendati optimistis tekanan inflasi pada 2012 masih terkendali di kisaran 4,5 persen ± 1 persen, Bank Indonesia (BI) mengingatkan adanya potensi resiko peningkatan inflasi yang masih terus diwaspadai terutama yang berasal dari penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, tarif dasar listrik (TDL), dan LPG.
"Tekanan inflasi pada 2012 masih terkendali berada pada kisaran 4,5 persen ± 1 persen," ungkap Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/11).
Perry melanjutkan bahwa dampak penurunan ekonomi global menyebabkan tekanan inflasi inti mereda. Dari sisi domestik, produksi masih mampu memenuhi permintaan dan distribusi barang tetap terjaga. Walaupun tekanan inflasi dari administered prices minimal, BI menyatakan telah mengantisipasi dampak penaikan TDL pada kuartal 2 2012 mendatang.
BERITA TERKAIT
"Ada resiko yang bisa meningkatkan tekanan, seperti BBM, TDL, atau LPG yang harganya masih di bawah harga keekonomian. Resiko lain adanya indikasi tekanan harga pangan, seperti beras mengalami peningkatan baik di dalam negri atau negara lain seperti Thailand," tutur Perry.
Untuk mengantisipasi tekanan inflasi, koordinasi kebijakan dengan daerah perlu ditingkatkan. Dari BI, kebijakan suku bunga dan nilai tukar masih diperlukan untuk menjaga inflasi. "Ini tidak hanya di sisi moneter, tetapi juga dari sisi produksi dan distribusi. Koordinasi menjadi penting untuk stabilisasi harga," ujarnya.
Lebih lanjut Perry memperkirakan inflasi pada akhir 2011 akan sebesar 3,9 persen dengan asumsi harga pangan terkendali dan dampak dari bencana banjir Thailand dapat diatasi. Namun dari sisi kebijakan pengendalian inflasi di pemerintah pusat sepanjang 2011, BI melihat banyak langkah sudah ditempuh seperti pengaturan harga pangan, pemantauan dan perbaikan pasokan, operasi pasar, serta strategi komunikasi untuk mengelola ekspektasi. "Hasilnya inflasi pada Idul Fitri relatif lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Laju inflasi tahun berjalan periode Januari-Oktober 2011 tercatat sebesar 2,85 persen. Sementara laju inflasi tahunan (year on year) tercatat mencapai 4,42 persen.





.jpg)










