JAKARTA, Stabilitas.id – Indonesia resmi menuntaskan perundingan substantif Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU), memperkuat posisi diplomasi ekonomi nasional di kawasan Eurasia yang strategis. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Komisi EAEU Andrey Slepnev di sela forum internasional St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Penyelesaian perundingan ini diumumkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg. “Saya menyambut baik kesepakatan antara Indonesia dan Rusia dalam kerangka kerja sama kita di Uni Ekonomi Eurasia,” ujar Presiden Prabowo, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (24/6).
Kesepakatan ini menandai babak baru kerja sama ekonomi Indonesia dengan lima negara anggota EAEU: Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Sejak diluncurkan pada Desember 2022, perundingan telah melalui lima putaran serta sejumlah pertemuan intersesi. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
BERITA TERKAIT
Menurut pernyataan resmi, seluruh aspek substantif dalam perundingan telah disepakati. Selanjutnya, kedua pihak akan segera menyelesaikan proses teknis dan ratifikasi untuk mempercepat pemberlakuan perjanjian.
Peluang Ekspor dan Akses Pasar Baru
FTA Indonesia–EAEU membuka potensi ekspor yang besar, terutama untuk produk unggulan nasional seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, serta mentega kakao. Di sisi lain, Indonesia juga mengantisipasi peningkatan impor strategis dari kawasan EAEU, seperti gandum, fosfat, batu bara, bahan baku pupuk, dan besi setengah jadi.
Dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa, perjanjian ini diproyeksikan memperluas akses pasar, mempermudah rantai pasok, serta mendorong peningkatan investasi dua arah antara Indonesia dan EAEU.
“Dengan selesainya tahap substantif ini, saya harap kedua pihak dapat segera menyelesaikan tahapan akhir agar perjanjian dapat ditandatangani tahun ini,” ujar Menko Airlangga.
Mendag EAEU Andrey Slepnev menyampaikan apresiasinya atas pencapaian tersebut. “Ini adalah langkah besar menuju hubungan perdagangan modern. Komisi Ekonomi Eurasia siap menandatangani perjanjian tahun ini dan menyelesaikan persyaratan teknis yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Diversifikasi Pasar Ekspor
Perjanjian ini menjadi bagian dari strategi besar Indonesia dalam mendiversifikasi pasar ekspor ke kawasan non-tradisional. Kawasan EAEU dinilai memiliki potensi ekonomi besar, dengan rata-rata pertumbuhan PDB mencapai 4,4%—lebih tinggi dari rerata global.
Berdasarkan Joint Feasibility Study, implementasi perjanjian diperkirakan akan mendorong ekspor Indonesia secara signifikan di sektor pertanian dan industri berbasis sumber daya. Pada triwulan I-2025, total nilai perdagangan Indonesia–EAEU tercatat sebesar USD 1,57 miliar, naik tajam 84,63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain perdagangan, Indonesia juga mendorong investasi dari negara-negara anggota EAEU di sektor prioritas seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian. Nilai realisasi investasi dari kawasan ini mencapai USD 273,7 juta sepanjang 2024.
Dengan implementasi FTA ini, Indonesia berpotensi menjadi pintu masuk distribusi dan logistik ke Asia Tenggara, sementara EAEU membuka akses strategis ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono serta Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov. ***





.jpg)










