JAKARTA, Stabilitas.id – Industri asuransi jiwa mencatat kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025. Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total pendapatan 57 perusahaan asuransi jiwa tumbuh 3,6% menjadi Rp109,00 triliun pada Januari–Juni 2025, meskipun perekonomian nasional masih menghadapi tekanan daya beli dan dinamika global.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, mengatakan kinerja ini terutama ditopang oleh pertumbuhan premi lanjutan serta hasil investasi. Premi lanjutan tercatat naik 6,1% menjadi Rp39,66 triliun. Jumlah tertanggung juga tumbuh signifikan 8,8% menjadi 123,70 juta jiwa dibandingkan periode sama 2024.
“Peningkatan premi lanjutan dan jumlah tertanggung menegaskan kesadaran masyarakat bahwa asuransi jiwa merupakan pilar penting dalam strategi keuangan jangka panjang. Meskipun premi bisnis baru melambat, komitmen nasabah tetap kuat menjaga kesinambungan perlindungan,” kata Budi.
BERITA TERKAIT
Klaim Kesehatan Naik
Sepanjang Semester I-2025, industri menyalurkan pembayaran klaim sebesar Rp72,47 triliun kepada 5,01 juta penerima manfaat. Angka ini menurun 6,7% dibandingkan periode sama tahun lalu, terutama dipicu penurunan klaim Partial Withdrawal.
Di sisi lain, klaim kesehatan justru mengalami kenaikan 3,2% menjadi Rp12,20 triliun. Rinciannya, klaim kesehatan individu melonjak 25,5% menjadi Rp9,56 triliun, sementara klaim kesehatan kumpulan turun 37,2% menjadi Rp2,64 triliun.
Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI, Elin Waty, menilai tren peningkatan klaim kesehatan individu perlu menjadi perhatian khusus. “Reformasi di sektor kesehatan harus segera berjalan agar manfaat perlindungan tetap dapat diakses masyarakat dengan premi yang seimbang,” ujarnya.
Investasi dan Aset Menguat
Kinerja industri juga ditopang oleh hasil investasi yang positif. Hingga Juni 2025, industri membukukan hasil investasi Rp16,68 triliun, tumbuh 38,4% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, total aset industri asuransi jiwa tercatat Rp630,53 triliun atau naik 2,2% (yoy). Aset investasi menyumbang Rp551,31 triliun, tumbuh 2,3%.
AAJI melaporkan portofolio investasi ditempatkan di berbagai instrumen, dengan komposisi sebagai berikut:
- Surat Berharga Negara (SBN): Rp223,03 triliun (40,5%), naik 14,6%
- Saham: Rp121,50 triliun (22,0%), turun 13,6%
- Reksadana: Rp68,14 triliun (12,4%), turun 6,8%
- Sukuk Korporasi: Rp53,26 triliun (9,7%), naik 14,2%
- Deposito: Rp33,71 triliun (6,1%), turun 6,8%
Ketua Bidang Pengembangan dan Pelatihan SDM AAJI, Handojo Gunawan Kusuma, menyampaikan bahwa strategi diversifikasi menjadi kunci ketahanan industri di tengah ketidakpastian ekonomi. “Konsistensi penempatan dana di instrumen SBN adalah bentuk komitmen industri terhadap stabilitas dan pembangunan nasional, sekaligus menjaga kepentingan pemegang polis,” jelasnya.
Transformasi SDM dan Agen Asuransi
Selain kinerja keuangan, AAJI menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM), khususnya tenaga pemasar asuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Surat Tanda Terdaftar (STTD) bagi agen asuransi, berupa QR Code unik yang wajib dicantumkan pada tanda pengenal.
STTD ini memudahkan calon pemegang polis untuk memverifikasi legalitas agen asuransi melalui pemindaian QR Code. Langkah tersebut diharapkan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta kepercayaan masyarakat terhadap industri.
Untuk mendukung implementasi STTD, AAJI meluncurkan Microsite Asuransi Jiwa, platform pembelajaran digital berkelanjutan bagi tenaga pemasar. Microsite ini berisi materi pelatihan terkait etika profesi, anti-fraud, perlindungan konsumen, hingga praktik penjualan yang sehat.
“Transformasi industri asuransi jiwa akan terus berlanjut. Implementasi STTD OJK dan Microsite Asuransi Jiwa menjadi tonggak penting untuk mencetak tenaga pemasar yang profesional, terpercaya, dan berintegritas,” ujar Budi.
Budi menegaskan momentum meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi jiwa menjadi landasan strategis bagi transformasi industri di masa depan. “Dengan tren surrender yang menurun, jumlah tertanggung yang bertambah, serta premi lanjutan yang menguat, industri berkomitmen memperluas perlindungan sekaligus menjaga stabilitas keuangan nasional,” tutupnya. ***





.jpg)










