• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Laporan Utama

Jalan Terjal ‘BPJS Kesehatan’ di AS

oleh Sandy Romualdus
20 Maret 2014 - 15:02
4
Dilihat
Jalan Terjal ‘BPJS Kesehatan’ di AS
0
Bagikan
4
Dilihat

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Pagi hari, di Anderson Free Clinic, South Carolina, Amerika Serikat, akhir tahun lalu. Musim dingin yang lembab di wilayah itu, tak menyurutkan langka orang-orang berbaris untuk bertemu dokter di klinik yang bisa merawat lebih dari 2000 orang setiap tahun.
Sebagian besar pasien, seperti Ronnie Green (60) yang hanya berharap pada uang pensiun yang kecil karena ia sudah tidak bisa bekerja lagi, benar-benar menggantungkan hidupnya pada klinik tersebut.
“Syaraf saya benar-benar terganggu, saya menangis setiap kali memikirkannya. Saya gemetar dan tidak bisa memegang apapun. Syaraf saya benar-benar sudah hilang,” keluh Green seperti dikutip dari VoA Indonesia.
Amerika Serikat telah memulai program jaminan kesehatan untuk rakyat miskin dengan meluncurkan Patient Protection and Affordable Care Act. Program yang belakangan disebut Obamacare oleh para pengeritik, mewajibkan setiap warga AS memiliki asuransi kesehatan mulai 1 Januari 2014 atau kena denda saat membayar pajak tahunan dengan IRS di tahun 2015.
Sebelum program tersebut dijalankan, AS memiliki program jaminan kesehatan yang disebut Medicaid dan juga Medicare, yang merupakan hasil kerjasama pemerintah federal dan negara bagian untuk orang miskin. Medicaid adalah jaminan kesehatan khusus warga AS yang tidak mampu sedangkan Medicare adalah asuransi kesehatan yang disediakan untuk penduduk AS yang berusia 65 tahun ke atas.
Kedua program tersebut merupakan warisan Presiden Lyndon Johnson pada 1965, dan sejak itu tidak pernah ada program reformasi kesehatan yang baru. Presiden Clinton pernah mencoba pada 1993, tapi gagal karena politik partisan.
Buat Amerika Serikat, reformasi kesehatan memang mendesak. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju yang tidak memiliki akses universal atas jaminan kesehatan. Harga yang mahal dan tidak adanya mekanisme yang mewajibkan individu untuk punya asuransi jadi sebab utama. Selain akses, layanan kesehatan di sana juga yang termahal di seluruh dunia. Ironisnya, indikator kesehatan negeri itu termasuk yang terburuk untuk standar negara maju.
Maka dari itu, hadirnya Obamacare merupakan langkah pemerintah AS untuk mereformasi sistem jaminan kesehatan rakyatnya. Dalam program tersebut, pemerintah mewajibkan setiap warga negara memiliki asuransi kesehatan yang disediakan swasta dan disubsidi pemerintah. Bagi warga yang menolak membeli asuransi, akan diberi sanksi denda.
Lebih jauh, Obamacare melarang perusahaan asuransi kesehatan untuk menolak membayar klaim berdasarkan pre-existing condition (kondisi pernah sakit berat sebelumnya). Selain itu, program tersebut juga memperluas fungsi Medicaid, mensubsidi premi asuransi, menyediakan insentif untuk para pengusaha untuk menyediakan health care benefit, membangun Health Insurance Exchanges, dan mendukung penelitian dalam bidang kesehatan.
Health Insurance Exchange adalah suatu pasar asuransi yang diorganisir oleh pemerintah AS (perwakilan badan lainnya) dan juga tempat masyarakat biasa membeli asuransi kesehatan.
Program Obamacare juga tidak gratis, seluruhnya berasal dari penarikan pajak, seperti dari pajak indoor tanning dari alat medical tertentu, dan dari penghematan biaya dari program tradisional Medicare. Selain itu, biaya ini juga akan didapat dari denda warga yang tidak mau bergabung dalam program Obamacare.
Menolak Obamacare
Meski sudah berjalan, orang-orang miskin AS masih memilih klinik-klinik yang memberikan layanan kesehatan gratis berdasarkan program Medicaid karena dianggap lebih menguntungkan dan lebih luas cakupannya.
Di AS, dalam program kesehatan sebelumnya, rumah sakit-rumah sakit yang menerima dana federal, secara hukum juga diwajibkan untuk memberi layanan darurat (UGD) tanpa memandang kemampuan seseorang membayar biaya rumah sakit.
Akan tetapi, Obamacare akan menghentikan program federal tersebut. Inilah yang membuat penduduk di South Carolina, salah satu negara bagian AS yang mayoritas penduduknya pendukung Partai Republik ini menolak Obamacare.
Bill Manson, Kepala salah satu rumah sakit (RS) di South Carolina, mengatakan, keputusan South Carolina untuk tidak memperluas Medicaid membuat RS-nya terkena potongan subsidi federal dan tidak memperooleh manfaat apa-apa dari Obamacare.
“Dengan tidak berpartisipasi dalam perluasan itu, kami akan mengalami segala macam pengurangan tanpa ada kenaikan memadai dari warga yang terasuransikan. Jumlah warga miskin tanpa layanan kesehatan akan bertambah dan rumah sakit akan semakin menghadapi risiko kesulitan keuangan,” papar Manson.
Selain itu, program Obamacare juga memiliki kekurangan lain yaitu kenaikan ongkos layanan kesehatan bagi pemerintah federal di awal implementasinya. Ini karena banyak warga Amerika akan memperoleh perawatan pencegahan penyakit untuk pertama kali dalam hidupnya. Menurut Study on Preventive Health Care, hal ini bisa mengarah pada perawatan penyakit yang sebelumnya tidak ketahuan dan dapat menaikkan biaya Obamacare pada permulaan. Tak heran, inilah yang membuat beberapa negara bagian, seperti South Carolina, menolak berpartisipasi pada program Obamacare.

Respons Positif

Akan tetapi, kebanyakan masyarakat AS merespon positif kebijakan reformasi kesehatan pemerintah Obama itu.. Sebagaimana dikutip dari BBC, jelang peluncuran program tersebut waktu itu, warga berduyun-duyun untuk mendaftar di berbagai gerai penjualan.
Bahkan, situs Obamacare (situs Healthcare.gov) sempat bermasalah akibat banyaknya pengakses untuk membuat akun polis. Sebagian pengguna mengeluh karena harus menunggu terlalu lama, sementara pengguna lainnya mengalami kendala ditolaknya kata kunci. Ada juga pengguna yang bilang, mereka diberi harga berbeda untuk asuransi kesehatan yang sama.
Akibat kejadian ini, Menteri Urusan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, Kathleen Sebelius meminta maaf kepada rakyat Amerika. Di hadapan Rapat Dengar Pendapat di parlemen, Sebelius mengatakan, ia bertanggung jawab atas kegagalan itu. Dia juga mengatakan, departemennya telah menempatkan manajemen baru untuk memperbaiki situs dan telah memperbaiki performanya, sehingga memungkinkan warga AS bisa membeli paket asuransi dengan lebih cepat dan dengan kekeliruan yang lebih sedikit.
Kekisruhan di web program andalan Presiden Obama itu langsung dimanfaatkan oposan dari Partai Republik, yang sempat menyebabkan terjadinya krisis anggaran yang berujung pada shutdown Pemerintah AS tahun lalu. Para senator Partai Republik yang menentang program tersebut mencibir dengan menyatakan, masalah komputer itu menggambarkan bahwa undang-undang asuransi kesehatan itu belum siap dilaksanakan.
Namun, perseteruan selama hampir empat tahun di kancah perpolitikan AS berakhir setelah Undang-Undang Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act) resmi berlaku mulai 1 Januari 2014.
Salah satu hal penting dari Obamacare adalah menentukan jenis-jenis perawatan yang harus ditanggung oleh asuransi. Semua perusahaan asuransi sekarang harus menanggung biaya rawat inap, temasuk biaya-biaya yang keluar di unit gawat darurat. Adapun untuk layanan pencegahan, seperti pemeriksaan dini terhadap penyakit diabetis atau kanker, vaksin, atau kontrasepsi, biayanya akan diganti penuh.Warga termiskin atau yang berusia di atas 65 tahun, layanan kesehatannya dijamin melalui program jaminan sosial.
“Undang-undang ini (Obamacare) adalah sebuah perubahan besar bagi sistem layananan kesehatan kita,” ujar Kathleen Sebelius.
Bagi sekitar 150 juta warga AS yang mendapat asuransi via perusahaan asuransi tempatnya bekerja, nyaris tidak ada perubahan dalam Obamacare. Namun, bagi sekitar 25 juta yang memiliki asuransi sendiri via perusahaan asuransi swasta tanpa manfaat group rate, berhak mendapatkan manfaat.
Sampai medio Februari 2014 lalu, lebih dari 3,3 juta warga AS tercatat telah mendaftar program asuransi baru ini. Laporan pemerintah menyebutkan, ada kenaikan tipis jumlah penduduk muda yang mendaftar layanan kesehatan tersebut. Hal ini menjadi sebuah faktor penting karena pemuda yang sehat dibuthkan untuk mendanai jaminan untuk pasien sakit yang lebih tua.
“Ini berita yang sangat menggembirakan, kami sedang melihat pertumbuhan yang sehat dalam jumlah pendaftar,” tutur Sebelius.
Sementara itu, salah seorang warga Indonesia yang bermukim di AS, Indah Nuritasari mengaku masyarakat Indonesia seperti mayoritas masyarakat AS lainnya masih menunggu dan melihat perkembangan Obamacare. Soalnya, kalau pakai perhitungan sederhana, satu orang dewasa mesti membayar sekitar 300 dollar AS per bulan, jika tidak masuk kategori layak mendapat subsisi.
“Padahal, kalau tidak ikut, kan cuma bayar denda 95 dollar AS. Tapi deadline kan masih April, jadi masih ada waktu untuk kami mikir. Idenya (Obamacare) sih bagus sekali, agar semua orang bisa mendapatkan layanan asuransi kesehatan. Tapi harga polisnya masih kemahalan untuk masyarakat umum,” papar Indah kepada Stabilitas.

 
 
 
 
Sebelumnya

Jalan Terjal ‘BPJS Kesehatan’ di AS

Selanjutnya

Lifestyle Expo Jakarta Diserbu Konsumen Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

oleh Stella Gracia
11 November 2025 - 04:31

Stabilitas.id — PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali memperkuat posisinya sebagai pemain utama di perbankan digital dengan meluncurkan...

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

oleh Stella Gracia
31 Oktober 2025 - 12:30

Stabilitas.id – Perusahaan analitik dan pengukuran global Adjust melaporkan peningkatan signifikan keterlibatan aplikasi keuangan di kawasan Asia Pasifik (APAC) sepanjang...

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

oleh Sandy Romualdus
29 Oktober 2025 - 12:14

Stabilitas.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menekankan pentingnya membangun ekspektasi positif dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin...

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

oleh Stella Gracia
15 Oktober 2025 - 08:45

Stabilitas.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperluas penerapan program digitalisasi pembiayaan ekosistem sapi perah di berbagai daerah sebagai upaya mendorong...

Literasi Keuangan itu Maraton, Bukan Sprint!

Literasi Keuangan itu Maraton, Bukan Sprint!

oleh Sandy Romualdus
3 Juli 2023 - 14:21

Literasi keuangan dilakukan melalui ajang lari marathon mungkin hanya perumpamaan atau ungkapan metaforis untuk menggambarkan bahwa literasi keuangan adalah perjalanan...

Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

Absorpsi Ancaman Suku Bunga

oleh Sandy Romualdus
5 Januari 2023 - 10:37

Tak pelak ancaman kenaikan suku bunga karena makin ketatnya kebijakan moneter akan menjadi perhatian utama perbankan. Apakah risiko pasar pada...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Lifestyle Expo Jakarta Diserbu Konsumen Indonesia

Lifestyle Expo Jakarta Diserbu Konsumen Indonesia

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance