Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang digelar pada hari Kamis, 19 Maret 2015 lalu seakan menjadi penegasan bagi Margeret Mutiara Tang, bahwa dia memang pantas menduduki tampuk pimpinan di PT KSEI. Hari itu, para pemegang saham PT KSEI, sebuahLembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia ini sepakat memilih Margeret sebagai Direktur Utama PT KSEI untuk periode 2015-2016 setelah sebelumnya menjabat sebagai pejabat sementara (pjs) Direktur Utama.
Margeret memang bukan orang baru di perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Self Regulatory Organization/SRO (BEI dan KPEI), Bank Kustodian, Perusahaan Efek dan Biro Admnistrasi Efek (BAE) ini. Dia telah memangku jabatan sebagai Direktur KSEI dua tahun berturut-turut, sejak 2009 silam.
Bagi perempuan kelahiran Jakarta, 27 Juni 1960 yang hobi golf ini, berkiprah di dunia perbankan dan pasar modal lebih dari 20 tahun merupakan tantangan sendiri. Tantangan di dunia pekerjaannya saat ini diibaratkannya sama sulitnya seperti memasukkan bola golf ke dalam hole. “Ada satu kepuasan tersendiri jika berhasil menyelesaikan target yang diberikan,” papar penyandang Bachelor of Science, Mathematics, University of Oregon, 1984 ini.
BERITA TERKAIT
Katanya, setiap pekerjaan memiliki tantangan yang berbeda-beda, namun karir yang sukses adalah bagaimana melewati tantangan tersebut dan membuat hal yang sulit menjadi mudah untuk dilakukan dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Margeret memulai kariernya sebagai Head of Information Technology PT Janssen Pharmaceutica (1987-1990). Booming pasar saham di awal 90-an, membuatnya mencoba ke pekerjaan baru, capital market. Margaret merasa dirinya akan jauh lebih berkembang jika pindah ke jenis pekerjaan yang berhubungan dengan pasar saham.
Ketertarikan dengan pasar saham menjadi salah satu alasan lainnya, walaupun awalnya dia pendapatan bulanan lebih kecil dan dia harus belajar lagi dari awal.
“Sebab saat itu pemerintah sedang fokus untuk mengembangkan pasar saham Indonesia sehingga pada saat itu banyak perusahaan yang mencari karyawan untuk bekerja di bagian kustodian,” kata Margaret.
Tawaran dari Standard Chartered Bank pada 1990 menjadi pijakan pertamanya berkarier di dunia pasar modal sebagai Head of Client Services, Custodial Services sampai dengan 1993.
Sejak saat itu, Margaret mulai makin fokus dengan kariernya itu. Pelabuhan selanjut adalah PT Bank Dagang Nasional Indonesia dengan menjadi Head of Custody (1993- 1996). Kemudian Margaret juga sempat menjadi Head of Origination, Capital Market Division PT Bank International Indonesia (1996-1999) dengan tugas membuat perjanjian investasi berjenis promissory notes dan berbagai investasi yang sifatnya jangka pendek (short termfinancing).
Kemudian, Grup Sinarmas menawarinya berkarier di Singapura sebagai Banking Relation di Asia Pulp & Paper Co. Ltd pada 1999. Setelah empat tahun, Margeret kembali ke Indonesia sebagai Head of Domestic Custody Service di Deutsche Bank AG, Indonesia.
Tantangan Sebagai Regulator
Perlahan tapi pasti, jalur kariernya di bidang kustodian makin menanjak. Pada tahun 2005, ibu dari satu putera ini kemudian didapuk sebagai Securities Country Manager Citibank NA, Indonesia. Di bidang ini dia merasa tertantang untuk selalu dituntut tak hanya memahami pasar saham, namun juga harus mampu membaca arah pasar, berhubungan dengan regulator, serta berhubungan dengan beberapa peraturan baik dari regulasi perbankan, pasar modal maupun perpajakan. “Kita dituntut untuk mengerti itu semua karena setiap setahun sekali, kustodian di bank asing itu harus roadshow keluar negeri dan harus menjelaskan kepada klien-klien kita di luar negeri,” jelas Margaret.
Setelah empat tahun berkarier di Citibank, tahun 2009 Margaret memperoleh tawaran untuk menjadi Direktur KSEI untuk periode 2009-2013. Dia merasa tertantang berkarir di KSEI karena ingin lebih mengembangkan pasar modal bersama lembaga otoritas pasar modal lainnya. Karir di KSEI boleh dibilang sebagai puncak karirnya.
“Perbedaan antara pekerjaan di KSEI dengan karier sebelumnya adalah saat saya lebih memosisikan diri sebagai regulator, dengan jenis spesifik pekerjaan lebih bersifat memberikan penjelasan kepada pelaku pasar. Di satu sisi mendengarkan keluhan dari pelaku pasar, akan tetapi di sisi lainnya tidak bisa harus mengikuti semua keinginan dari pelaku pasar,” tuturnya.
Tantangan di KSEI adalah menambah basis investor di pasar modal Indonesia yang jumlahnya hingg kini masih minim. Jumlah sub rekening yang tercatat di KSEI sampai Desember 2014 lalu, baru sekitar 360 ribu investor atau lebih banyak 13 persen dari tahun sebelumnya. Aset investor lokal sebesar Rp1,341, 43 triliun, sementara investor asing Rp2.002,86 triliun. Tahun ini. KSEI menargetkan investor naik 20-30 persen.
Saat ini KSEI juga sudah memfasilitasi AKSes untuk para investor dan bias diakses melalui jaringan perbankan, baik melalui ATM maupun internet banking.
“Diharapkan dengan kemudahan ini akan semakin menambah jumlah investor, karena mereka bias bertransaksi reksa dana dan membeli saham IPO melalui jaringan perbankan,” ucapnya.





.jpg)










