Stabilitas.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 115,0 pada September 2025 — posisi terendah sejak April 2022 — mencerminkan perlambatan ekonomi yang cukup signifikan. Namun, ia tetap yakin kepercayaan masyarakat akan kembali menguat pada Oktober seiring perbaikan aktivitas ekonomi nasional.
“Kalau Anda lihat memang September jatuh dalam karena ekonominya melambat pada waktu itu. Dan masyarakat mulai kehilangan harapan, ya,” ujar Purbaya di Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Rabu (9/10/2025).
Ia menjelaskan, penurunan optimisme masyarakat tersebut turut tercermin dari meningkatnya tensi sosial seperti maraknya aksi unjuk rasa. “Makanya Anda lihat demo-demo yang ramai sekali. Bahayanya waktu itu kalau enggak dibalik, akan terus turun ke bawah dan instabilitas akan meningkat terus,” tambahnya.
BERITA TERKAIT
Meski demikian, Purbaya menilai tren mulai berbalik sejak awal Oktober. Ia memperkirakan hasil survei IKK bulan ini akan menunjukkan arah positif. “Tapi Oktober kan beda, sudah kita balikkan sedikit optimismenya. Harusnya nanti kalau survei Oktober keluar, akan cenderung naik. Keadaan sudah agak membaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Purbaya menekankan bahwa IKK merupakan indikator penting untuk memantau persepsi publik terhadap kondisi ekonomi maupun tingkat kepercayaan terhadap pemerintah. Ia mencatat penurunan indeks terjadi konsisten sejak Juli dan Agustus, dengan pelemahan tajam pada dua bulan terakhir.
“Tapi kalau Anda lihat indeks keyakinan ke pemerintah, turunnya cukup dalam ke level yang kalau tidak hati-hati bisa bahaya,” ungkapnya.
Menanggapi meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja, Purbaya memastikan pemerintah telah menyiapkan sejumlah program stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kerja, baik jangka pendek maupun menengah.
Menkeu yang baru genap sebulan menjabat itu menyebut program penyerapan tenaga kerja bagi lulusan baru (fresh graduates) akan dimulai dengan kuota awal 20.000 orang, dan akan ditambah bertahap hingga 100.000 sesuai dengan realisasi dan efektivitas penyerapan.
“Nanti ditambahi lagi 20.000, sampai targetnya 100.000. Tapi saya tidak mau mengalokasikan dana terlalu banyak ketika programnya belum terserap atau belum banyak. Jadi itu akan dalam jangka pendek menciptakan lapangan kerja,” kata Purbaya.
Langkah-langkah ini, lanjutnya, diharapkan mampu memulihkan optimisme publik terhadap prospek ekonomi nasional sekaligus memperbaiki sentimen terhadap ketersediaan tenaga kerja. ***





.jpg)










