• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Sabtu, November 22, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Perbankan

Mengembalikan Pengaruh BI Rate

oleh Sandy Romualdus
17 Desember 2011 - 00:00
4
Dilihat
Mengembalikan Pengaruh BI Rate
0
Bagikan
4
Dilihat

BI tengah menyiapkan kebijakan yang berbeda agar langkah penurunan BI Rate bisa diikuti oleh perbankan dengan menurunkan bunga kredit. Selama ini BI selalu ditelikung oleh perbankan.

Oleh : Yudi Rachman

 

BERITA TERKAIT

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Dalam lima tahun belakangan, belum pernah Bank Indonesia menaikkan dan lalu menurunkan suku bunga acuan dalam satu tahun berjalan. Tetapi tahun ini lain. Sepanjang 2011, BI Rate sempat dikerek satu kali pada Februari dan diturunkan kembali bahkan sampai dua kali berturut-turut pada Oktober dan November.

Tentu otoritas memiliki pertimbangan sendiri mengapa kebijakan tersebut diambil. Antisipasi krisis yang tengah berkecamuk di Eropa dan pemulihan lambat pada ekonomi AS disebutkan menjadi alasannya.

Dalam pernyataan resmi saat mengumumkan penurunan BI Rate, BI mengatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan tekanan inflasi ke depan yang semakin rendah sekaligus sebagai langkah perbaikan terhadap struktur suku bunga (term structure) jangka pendek, menengah dan panjang. ”Penurunan tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia,” kata siaran pers itu.

Meski demikian tetap saja kebijakan itu dianggap terlalu berani dan mengejutkan oleh beberapa kalangan. Salah satunya datang dari Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa. Dia mengatakan bahwa keputusan Rapat Dewan Gubernur BI untuk menurunkan BI Rate merupakan kebijakan yang mengejutkan karena tekanan inflasi akhir tahun ini diperkirakan masih besar. ”Penurunan BI Rate menjadi enam persen agak mengagetkan, karena meskipun ekspektasi inflasi sampai saat ini year to date masih di bawah 4,5 persen, tapi di akhir tahun ada sedikit kekhawatiran ancaman inflasi dari pangan, artinya bisa saja inflasi lebih besar dari itu,” kata Yudhi.

Menurut prediksinya, dalam jangka pendek, penurunan suku bunga ini dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap pasar. ”Kekhawatiran saya terhadap penurunan ini diekspektasikan negatif oleh pasar sehingga terjadi kepanikan pasar. Capital inflow masih akan terus masuk, seharusnya BI tidak perlu seagresif ini untuk menurunkan BI rate, apalagi penurunan ini tidak bisa terakselerasi langsung kepada sektor riil karena membutuhkan waktu paling lambat empat bulan,” ujar Yudhi.

Namun dia memaklumi jika langkah BI tersebut merupakan upaya antisipasi kemungkinan terburuk apabila terjadi pelambatan ekonomi global. Dengan begitu tentunya diperlukan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. ”Dampaknya memang positif ke pertumbuhan ekonomi karena ekonomi bisa tumbuh lebih cepat,” ujar Yudhi.

Akan tetapi ada suatu kemungkinan yang akan terjadi setelah BI menurunkan bunga acuan yaitu dampaknya pada arus modal masuk yang saat ini dinilai masih cukup deras. Penurunan arus modal tentu akan berpengaruh pada nilai tukar. ”Penurunan BI Rate ini juga membuat capital inflow, agak sedikit melambat karena imbal hasil menurun, dan rupiah juga melemah,” kata ekonom Bank BCA, David Sumual.

Jika melihat kondisi pasar pada pekan terakhir November kemarin, kekhawatiran David sangatlah beralasan. Pasalnya, pada transaksi pekan terakhir November, nilai tukar yang diperdagangkan sempat ambruk ke level Rp9.200 per dollar AS. Padahal pekan-pekan sebelumnya bahkan bulan-bulan sebelumnya rupiah masih stabil di level Rp8.700-Rp8.800 per dollar AS.

Kondisi ini jelas bukanlah pertanda buruk bagi BI meskipun juga bukan “kiamat”. Otoritas harus bekerja ekstra keras untuk menstabilkan nilai tukar seperti yang dilakukan sebelumnya saat menahan penguatan rupiah akibat derasnya arus dana asing yang masuk pada awal tahun ini dan tahun lalu.

BUNGA KREDIT

Dipangkasnya BI Rate sebesar 75 basis poin dalam dua bulan sejatinya juga merupakan sinyal bahwa otoritas ingin terus menekan perbankan agar menurunkan suku bunga kredit. Penurunan itu dibutuhkan perekonomian untuk meningkatkan usaha di sektor riil yang pada akhirnya menjadi tameng kuat untuk menangkal dampak krisis Eropa dan AS. Pasalnya industri dalam negeri menjadi lebih bergairah dan tidak bergantung dengan pasar di luar negeri.

Namun jika melihat pengalaman sebelumnya, BI pantas khawatir karena penurunan BI Rate seringkali tidak direspons positif oleh kalangan industri perbankan dengan menurunkan bunga kredit. Di saat BI Rate turun, kebanyakan bank justru menahan suku bunga kreditnya atau turun sedikit, dengan tetap menjaga rentang spread suku bunganya. Tentunya kondisi seperti itu bertolak belakang dengan keinginan BI dan khalayak industri. Mayoritas menginginkan industri perbankan merespons penurunan BI rate dengan menurunkan suku bunga kreditnya. Sehingga mampu memicu pertumbuhan ekonomi, karena sektor riil bergerak, dengan lebih signifikan.

Tidak mau kebijakannya itu kembali ditelikung bank seperti pengalaman tahun 2009 dan 2010, Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution angkat bicara. Untuk mempercepat penurunan bunga kredit sekaligus bisa memantau penurunannya BI meminta industri perbankan untuk memasukkan faktor penurunan BI Rate ke dalam rencana bisnis bank (RBB) berikutnya dan memperhitungkan suku bunga pinjaman. Jika tidak, BI akan memanggil bank yang tidak mengindahkan saran tersebut. ”BI akan mencermati rencana bisnis bank yang akan mulai masuk akhir bulan ini, sampai dengan Desember untuk 2012,” ucap Darmin.

Dengan melihat proyeksi bisnis bank BI akan lebih bisa untuk memastikan kalau bank mengikuti kebijakan suku bunga acuan. ”Kami tidak bisa lagi sekadar menurunkan policy rate kemudian melihat-lihat SBDK (suku bunga dasar kredit)-nya dan kami berharap mereka menurunkan lending rate. Kami akan memanggil kalau kami anggap RBB tidak memasukkan faktor perubahan (BI Rate) ke dalam rencana mereka,” tegas Darmin.

Selama ini BI memang sulit untuk memaksa bank menurunkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Karena bank sering berdalih NIM sudah ditentukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) sehingga tidak bisa lagi diturunkan.

Namun dengan kebijakan tersebut bank tidak bisa lagi beralasan untuk tidak menurunkan bunga kredit setara dengan penurunan BI Rate. Penurunan bunga kredit dipercaya akan mendongkrak pertumbuhan ke level yang digariskan bank sentral yaitu mencapai 6,7 persen tahun depan. “Kita menginginkan ekonomi growth-nya bisa kembali ke 6,7%, kita tidak puas dengan 6,5 persen,” tukas Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Menurutnya, untuk itu bank sentral menurunkan BI Rate sebesar 75 basis poin dalam dua bulan terakhir ke level 6 persen, dengan pertimbangan tingkat inflasi yang bisa dijaga di level 4% sampai akhir 2011.

“Nah, ini makanya kita buat stimulus dengan BI Rate ini, sehingga bisa memberikan lending yang prudent untuk pertumbuhan ekonomi kembali ke level 6,7 persen. Apalagi kalau pemerintah turut memberikan stimulus,” tambah Perry. SP

 

 
 
 
 
Sebelumnya

CIMB Niaga Tangani Cash Management Yamaha

Selanjutnya

Masih Susah Turunkan Bunga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:34

Stabilitas.id - Tangerang, 20 November 2025 – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan...

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:16

Stabilitas.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menandatangani fasilitas modal kerja berbasis Sustainability-Linked Loan (SLL) senilai Rp117 miliar...

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

oleh Stella Gracia
21 November 2025 - 11:10

Stabilitas.id - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menggelar signature event Wealth Xpo 2025 di Surabaya, Kamis (20/11/2025), untuk...

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

oleh Sandy Romualdus
21 November 2025 - 10:13

Stabilitas.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mencari solusi hunian masa depan yang adaptif, berkelanjutan, dan relevan dengan...

Lewat TRING! by Pegadaian, BRI Group Dorong Inklusi Keuangan Lewat Super App Emas Digital

Investasi Rakyat Kian Bersinar, Tabungan Emas Holding Ultra Mikro BRI Naik 66,9% Tembus 13,7 Ton

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 10:24

Stabilitas.id – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bersama PT Pegadaian dan PNM yang tergabung dalam Holding...

Manfaatkan Lokasi Strategis, AgenBRILink Koperasi Desa Merah Putih Ini Berhasil Hidupkan Ekonomi Desa

Manfaatkan Lokasi Strategis, AgenBRILink Koperasi Desa Merah Putih Ini Berhasil Hidupkan Ekonomi Desa

oleh Stella Gracia
20 November 2025 - 08:36

Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperluas pemerataan inklusi keuangan di berbagai wilayah Indonesia melalui...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Masih Susah Turunkan Bunga

Masih Susah Turunkan Bunga

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance