JAKARTA, Stabilitas.id – PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (kode saham: MUTU), berencana melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification) atau TIC, akan melakukan IPO setelah mendapatkan surat izin Pra-Efektif dan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 11 Juli 2023.
Melalui mekanisme IPO, MUTU akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Saham MUTU akan ditawarkan dalam rentang harga Rp105 hingga Rp110 per saham.
Dengan demikian, Perseroan diproyeksikan akan memperoleh dana segar antara Rp99,00 miliar hingga Rp103,71 miliar. Setiap pemegang empat saham baru akan memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp324 selama periode 9 Februari 2024 – 8 Agustus 2025.
Presiden Direktur MUTU International, Arifin Lambaga menyatakan, IPO merupakan salah satu langkah strategis yang diambil Perseroan untuk menangkap peluang yang lebih besar di industri TIC Indonesia.
Konsumen bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa. Ia meyakini saat pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, maka industri TIC akan semakin berkembang.
MUTU International menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Proses penawaran saham MUTU akan berlangsung pada 12 hingga 24 Juli 2023, sehingga saham Perseroan diperkirakan akan tercatat dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Agustus 2023.
Menurut Arifin, sebanyak 66% dana hasil penawaran umum saham akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium eksisting maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.
“Kami melihat potensi yang baik untuk industri TIC baik di Indonesia maupun global. Nilai pasar TIC global tahun 2027 diperkirakan mencapai USD270 miliar atau sekitar Rp4.000 triliun, sedangkan nilai pasar Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun,” ungkap Arifin dalam konferensi pers paparan publik IPO MUTU di Jakarta, pada Kamis (13/7/23).
Selain itu, Direktur MUTU International, Irham Budiman mengatakan, Perseroan berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar. Nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan mencapai Rp8.400-an triliun.
“Kalau kita lihat saat ini mulai tren tentang verifikasi dan validasi gas rumah kaca, kemudian ada pajak karbon, dan yang terbaru yaitu bursa karbon yang baru akan diluncurkan di akhir kuartal ketiga tahun ini. Kami sudah memiliki pengalaman yang cukup panjang terkait dengan karbon, di mana hingga saat ini MUTU sudah banyak memfasilitasi skema yang memang dipersyaratkan oleh negara-negara di Eropa, dan sudah menerbitkan ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC),” ungkap Irham.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur MUTU International Sumarna menjelaskan, dari sisi kinerja keuangan, MUTU mencatatkan performa yang solid hingga akhir tahun 2022.
Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan Perseroan yang berhasil tumbuh signifikan yaitu mencapai Rp281,82 miliar di tahun 2022, naik sekitar 24,47% dibandingkan tahun 2021 yang tercatat Rp226,41 miliar. Laba tahun berjalan Perseroan di tahun 2022 juga melonjak 90,38% menjadi Rp36,78 miliar, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp19,32 miliar.
“Kami optimistis dengan langkah-langkah strategis yang sudah ditetapkan, Perseroan akan melanjutkan pertumbuhan kinerja yang positif di tahun-tahun berikutnya. Optimisme ini sejalan dengan adanya perluasan peluang dari sektor-sektor baru yang akan dikelola oleh Perseroan ke depan, serta dukungan positif dari pemegang saham melalui proses penawaran perdana saham yang akan dilakukan,” ungkap Sumarna.***