JAKARTA, Stabilitas.id — Pemerintah meluncurkan Aroma Maluku: Belanja Cipta Nusantara dalam rangkaian Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Kali ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengangkat usaha mikro kecil dan menengah, industri kecil menengah dan artisan hingga karya dari pendidikan vokasi dari Maluku.
“Tema ini mengingatkan kita, Maluku dan rempahnya menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yakni lada, cengkeh, kayu manis, yang kuat dengan aromanya,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam acara yang berlansung secara hibrida dari Ambon, Maluku.
Menko Luhut menjelaskan pada awal November 2021 lalu, kekayaan rempah dan kuliner Indonesia, diperkenalkan di ajang internasional Expo 2020 Dubai.
“Presiden RI Joko Widodo telah meluncurkan Program Indonesia Spice Up The World di paviliun Indonesia. Ini menjadi momentum yang strategis bagi Indonesia, mengangkat aroma maluku, rempah dan produk unggulan lainnya di pasar mancanegara,” ujarnya.
Menurut Menko Marves, dalam Gernas BBI kali ini terdapat kolaborasi erat antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Kemendikbud Ristek sebagai penggagas Program Merdeka Belajar, telah menjadi solusi kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan industri.
“Apresiasi kami sampaikan kepada Mendikbud Ristek, beserta jajaran selaku campaign manager, Pemda Maluku, Garuda Indonesia, e-commerce, media, pelaku UMKM, IKM, artisan lokal serta siswa siswi SMK di Maluku, serta kepada Bapak Gubernur Bank Indonesia dan kantor perwakilan Maluku atas dukungannya untuk Gernas BBI hari ini. Ke depannya, saya berharap BI juga dapat mendukung dengan menyelenggarakan forum investasi bagi UMKM di berbagai daerah,” ujarnya.
Menko Luhut berharap agar karya pendidikan vokasi dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri, termasuk kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Bahka, Menko Marves menyontohkan mesin CNC (Computer Numerical Control) karya siswa SMK di Surakarta yang sudah berstandar industri dan tersedia di pasaran.
“Saya berpesan kepada Kementerian Perhubungan untuk memanfaatkan dan membeli produk CNC tersebut. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kita semua harus terus membeli produk- produk dalam negeri, seperti langkah Kemendikbudristek membeli laptop buatan dalam negeri sebesar lebih dari Rp1,3 Triliun. Dan ini saya kira merupakan langkah yang strategis harus diikuti semua kementerian dan lembaga,” jelasnya.