Stabilitas.id — Bank Indonesia (BI) mencatat posisi uang primer (base money) pada akhir September 2025 mencapai Rp1.763,8 triliun, meningkat signifikan dibandingkan Rp1.577,5 triliun pada Agustus 2025. Sementara itu, uang primer yang telah disesuaikan (adjusted base money) naik dari Rp1.961,3 triliun menjadi Rp2.152,4 triliun.
Kenaikan uang primer ini mencerminkan peningkatan likuiditas di sistem keuangan nasional, seiring dengan penurunan tekanan eksternal dan membaiknya aktivitas sektor riil pada kuartal ketiga 2025.
Mengutip data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) BI, Rabu (8/10/2025), komponen utama uang primer yang meningkat adalah giro bank umum di BI, yang melonjak menjadi Rp534,6 triliun, naik tajam dari posisi Rp366,3 triliun pada Agustus 2025. Kenaikan tersebut beriringan dengan peningkatan simpanan perbankan di bank sentral, menandakan kondisi likuiditas perbankan yang longgar.
BERITA TERKAIT
Sementara itu, uang kartal yang diedarkan juga naik dari Rp1.180,5 triliun menjadi Rp1.200,1 triliun, menandakan peningkatan kebutuhan uang tunai seiring momentum konsumsi masyarakat menjelang akhir tahun.
Aset Luar Negeri dan Kebijakan Moneter
Dari sisi faktor yang memengaruhi, peningkatan uang primer didorong oleh naiknya aktiva luar negeri bersih (net foreign assets) yang mencapai Rp2.111,9 triliun, dibandingkan Rp2.091,8 triliun pada Agustus 2025. Kenaikan ini mengindikasikan perbaikan aliran devisa ke dalam negeri, baik dari ekspor maupun investasi portofolio.
Di sisi lain, posisi tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami perbaikan signifikan, dari defisit Rp381,0 triliun menjadi defisit Rp173,4 triliun. Hal ini mencerminkan turunnya kewajiban pemerintah kepada BI seiring normalisasi pembiayaan APBN.
Adapun komponen pengendalian moneter (monetary policy control) tercatat sebesar Rp560,6 triliun, naik dibandingkan bulan sebelumnya Rp541,9 triliun, menunjukkan langkah BI dalam mengelola likuiditas tetap sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.
BI menilai perkembangan uang primer yang meningkat sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perbankan dan stabilitas moneter. Dengan peningkatan basis moneter, sektor keuangan dipandang memiliki ruang cukup untuk mendukung ekspansi kredit dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di sisa 2025. ***





.jpg)










