JAKARTA, Stabilitas.id – Terdapat tiga hal penting yang perlu diketahui oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menembus pasar Jepang.
Tiga hal tersebut adalah tiga pilar bisnis jepang yang terdiri dari, kualitas, layanan, dan kepercayaan. Dengan mengusung tiga pilar itu, daya saing produk UMKM asal Indonesia bisa menjadi lebih kuat dan disukai oleh konsumen Jepang.
Hal tersebut disampaikan oleh General Manager BNI Tokyo, Yudhi Zufrial, yang juga melanjutkan, seluruh produk yang dihasilkan UMKM harus konsisten dan kualitas produknya juga harus terstandardisasi.
“Tidak bisa hari ini bagus tapi besok jelek. Itu akan mengecewakan konsumen,” ungkapnya.
Selanjutnya, terkait layanan, UMKM perlu mampu memenuhi standar layanan yang diharapkan oleh konsumen atau mitra pengusaha di Jepang, salah satunya adalah waktu pengiriman barang yang harus sesuai perjanjian.
Selain itu, mitra pengusaha dan konsumen di Jepang mengutamakan layanan penjualan, terlebih lagi saat ada komplain.
“Kalau pernah mendengar ada istilah kaizen, itu adalah perbaikan secara terus dan berkesinambungan. Itu berlaku di sini. Itu juga bagi pelaku usaha kita yang ingin masuk Jepang perlu menjadi perhatian,” jelas Yudhi.
Yang terakhir, terkait kepercayaan atau trust, Yudhi mengatakan bahwa produsen yang mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Jepang dipercaya dapat lebih mudah menembus pasar negara lain.
“Ada anekdot di sini, kalau sudah bisa masuk ke pasar Jepang maka menembus negara lain itu sangat mudah. Itu karena di sini sangat detail dan teknis sekali,” ungkapnya.
BNI Tokyo membantu UMKM yang berorientasi ekpor dengan secara rutin memfasilitasi UMKM untuk bisa mengikuti pameran di Jepang. Selain itu, untuk nasabah di Indonesia, terdapat juga program BNI Xpora.
Setelah mengikuti pameran, BNI Tokyo juga memberikan pendampingan dan business matching. Hal itu menjadi tindak lanjut BNI Tokyo agar pembinaan terhadap UMKM bisa diberikan secara komprehensif.
“Saya juga minta pengusaha untuk responsif. Jangan setelah ikut pameran, justru didiamkan karena nanti calon mitra dari Jepangnya justru kecewa,” tutup Yudhi.***