Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (BTN) optimis pembiayaan perumahan di Indonesia sepanjang tahun 2011 berada dalam jalur yang tepat atau on the right track. Kondisi ini membuat BTN yakin mampu mencapai pertumbuhan bisnis sesuai target.
“Optimisme Bank BTN didukung oleh makro ekonomi yang sangat kondusif untuk pertumbuhan kredit. Dampak dari krisis global yang terjadi di Amerika Serikat telah diantisipasi dengan baik Pemerintah. Pembiayaan perumahan di dalam negeri masih sangat prudent,” jelas Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Iqbal, saat ini permintaan dan penawaran rumah masih mencerminkan kebutuhan riil di lapangan. Dengan populasi penduduk yang mencapai 240 juta orang, membuat pasar properti dalam negeri masih terbuka sangat luas.
BERITA TERKAIT
“Rasio antara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan produk domestik bruto di Indonesia masih tergolong paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara,” terang Iqbal.
Kondisi ini, imbuhnya, membuka peluang yang sangat besar terhadap tumbuhnya bisnis perumahan, yang saat ini merupakan bisnis utama BTN. “Dengan kondisi seperti ini saya yakin bisnis pembiayaan perumahan masih sangat prudent,” tandasnya.
Dia mengaku, BTN akan tetap fokus pada bisnis pembiayaan perumahan. BTN juga akan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia.
Sampai dengan Juni 2011, papar Iqbal, BTN masih menguasai 26 persen pangsa pasar perumahan di Indonesia. “Kalau untuk pangsa pasar KPR bersubsidi, BTN masih menguasai market share sebesar 97 persen. Jadi kami optimis sampai dengan akhir tahun akan mampu mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 25 persen sampai 30 persen,” tutur Iqbal.
Dia menandaskan, BTN masih akan tetap on the right track walaupun ada beberapa kendala dalam realisasi KPR yang memanfatkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di lapangan. “BTN berharap akan ada solusi yang cepat untuk memecahkan persoalan tersebut supaya masyarakat memiliki kesempatan untuk merealisasikan keinginannya memiliki rumah yang layak melalui skim FLLP,” urai Iqbal.
Iqbal menegaskan, berdasarkan data tren realisasi kredit dengan skim FLPP tersebut menunjukan angka peningkatan yang cukup signifikan.
Dalam kesempatan tersebut, Iqbal juga memaparkan, BTN memiliki keinginan untuk mencapai penguasaan aset sebesar Rp 100 triliun pada akhir tahun 2012. Saat ini, asset BTN sudah mencapai Rp 73,83 triliun. Dengan asset sebesar itu, BTN masih akan bertengger dalam barisan 10 perbankan terbesar di Indonesia.
Sampai 30 Juni 2011 (un-audited), Bank BTN telah membukukan pertumbuhan dibanding posisi yang sama tahun 2010 dengan Asset yang tumbuh sebesar 20,92 persen. Pertumbuhan ini juga diikuti oleh Dana Pihak Ketiga sebesar 27,41 persen, Kredit yang diberikan sebesar 21,46 persen dan Laba BTN sebesar 13,84 persen.
Saat ini, Bank BTN telah memiliki jaringan kantor yang cukup luas yang didukung oleh 551 jaringan kantor konvensional, 31 jaringan kantor dengan layanan syariah dan 2.661 kantor layanan yang tersambung secara on line dengan kantor pos di seluruh Indonesia.