• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Jumat, November 21, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Kolom

Catatan Fundamental Transformasi Digital

oleh Sandy Romualdus
19 April 2022 - 13:09
97
Dilihat
Catatan Fundamental Transformasi Digital
0
Bagikan
97
Dilihat

Oleh : Chandra Dwipayana

Doktor Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
Indonesian Strategic Management Society (ISMS) – Finance and Banking Council Member

LEBIH kurang dalam lima tahun terakhir, inisiatif transformasi digital telah merombak tatanan industri yang ada, terlebih setelah pandemi Covid-19 melanda. Kebiasaan lama dengan sekejap tergantikan dengan kebiasaan baru yang serba online dan digital, memaksa pergeseran rasionalitas pasar. Dampaknya, banyak perusahaan yang berlomba-lomba mencanangkan transformasi digital, bahkan memicu maraknya aksi korporasi untuk memupuk permodalan, termasuk pula merger dan akuisisi dengan tema tersebut.

Semua itu, harus diakui sebagai buah dari kekuatan disrupsi fintech yang telah mendobrak paradigma tentang bagaimana bisnis perbankan harus dilakukan dan menciptakan lanskap kompetitif baru di sektor itu. Kondisi itu akhirnya memaksa sektor perbankan sebagai petahana melakukan manuver strategis karena dihadapkan “dilema” apakah akan berubah atau mempertahankan status quo. Apa yang dilakukan bank kemudian, pada gilirannya, menggeser logika industri dari dominasi lama ke dominasi baru.

Bertahan atau Menyerang?

BERITA TERKAIT

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

PGE Mantapkan Langkah Menuju Produsen Panas Bumi Terbesar Dunia

OJK: Transformasi Digital Harus Dorong Inklusi, Bukan Ciptakan Kesenjangan

Ketika dihadapkan dengan dilema tersebut, bank sebagai petahana seakan dipaksa untuk memilih antara meningkatkan ketahanan lembaga dalam mengantisipasi ketidakpastian atau meningkatkan kelincahan untuk menangkap peluang. Faktanya, dalam dinamika berkompetisi, baik kemampuan bertahan maupun menyerang, keduanya memiliki peranan yang penting. Yang menjadi faktor pembeda adalah arah, intensitas dan waktu yang tepat dalam mengeksekusi strategi pada lanskap kompetitif baru sesuai dengan ketersediaan sumberdaya. Dalam hal ini, kemampuan adaptasi dinamis sangat penting untuk menghadapi perubahan lingkungan. Jika tidak, perubahan yang dilakukan justru akan menimbulkan kegagalan stratejik akibat ketidakjelasan dalam meracik sumberdaya.

Merujuk pada Ashby (1956), lingkungan internal organisasi harus mampu mengimbangi lingkungan eksternalnya. Untuk menanggapi perubahan, organisasi harus “melampaui logika dominan lama yang berlaku” agar selaras dengan logika industri yang ada (Bettis et al., 2011; Thorén dan Vendel, 2018). Tepatnya, organisasi membutuhkan logika dominan dinamis yang memiliki kemampuan untuk memindai dan mengidentifikasi perubahan lingkungan dengan rentang yang lebih luas (Bettis et al., 2011).

Perlu kita sadari bahwa saat ini perbankan perlahan kehilangan karpet merahnya seiring dengan peningkatan efisiensi pasar sebagai dampak pesatnya kemajuan teknologi. Teknologi yang sebelumnya ditempatkan sebagai komplementer, telah menjelma menjadi subsitusi dari produk dan layanan perbankan itu sendiri. Lantas, bagaimana bank harus menyikapinya?

Setidaknya ada tiga hal. Pertama, berdasarkan perspektif “upper echelon,” organisasi merupakan cerminan dari manajemen puncak berdasarkan strategi yang dipilih dan kinerja yang dicapai (Hambrick dan Mason, 1984; Schriber dan Löwstedt, 2018). Jadi, proses pemecahan masalah kompleks oleh manajemen puncak dapat membantu terbentuknya logika dominan dinamis untuk memecahkan masalah organisasi. Yang menjadi perhatian, hal ini merupakan keterampilan khusus yang tidak selalu dimiliki oleh bankir saat ini.

Kedua, kemampuan memecahkan masalah kompleks perlu juga didukung oleh kapasitas adaptif organisasi. Elemen ini sangat penting untuk dapat menciptakan mekanisme pertahanan pada keunggulan kompetitif yang telah dimiliki seraya memanfaatkan peluang dari perubahan lingkungan yang dihadapi.

Ketiga, dari sisi lain, langkah-langkah disrupsi fintech tentunya tidak menghilangkan logika industri perbankan yang sudah ada. Logika industri yang berlaku hanya mengalami pergeseran secara bertahap seiring hambatan dari perilaku kelembagaan yang ada dalam menanggapi perubahan struktur industri yang lebih kompetitif. Oleh karena itu, bank dapat menyeimbangkan logika industri lama dan baru melalui rangsangan sebagaimana disebutkan di atas.

Contohnya, digitalisasi bisnis oleh fintech sebagai penantang telah menambahkan logika industri baru tentang bagaimana bisnis bank dapat dijalankan. Tidak hanya dengan cara yang lebih sederhana, namun juga melalui pengelolaan risiko yang lebih terintegrasi dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Hal ini kemudian menggugah perbankan untuk melakukan inisiatif transformasi digital dengan mengadopsi di antaranya advanced analytical tools, artificial intelligence, dan machine learning untuk menciptakan bisnis yang lebih efisien dan tumbuh berkesinambungan.

Di sisi lain, fintech memiliki keterbatasan ruang gerak yang tidak hanya disebabkan oleh regulasi, namun juga tingkat praktik bisnis yang masih relatif baru. Sehingga, belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh masyarakat. Dengan demikian, ini adalah kesempatan bagi perbankan untuk dapat memanfaatkan momentum yang ada. Karena, inovasi yang diciptakan oleh fintech dan supper–apps telah mengubah paradigma bisnis perbankan, sementara penyesuaian regulasi hanyalah masalah waktu.

Terakhir yang perlu menjadi perhatian, pembelajaran organisasi tidak sama dengan tiru-meniru. Jadi, bagi para bankir, this is your wake-up call! Something must strategically be done beyond your prevailing action since mimicking without understanding can be nothing! Transformasi digital bukan sekedar tema pemasaran, namun inisiatif strategis untuk meningkatkan keunggulan daya saing.***

Tags: Chandra Dwipayanadisrupsi fintechtransformasi digital
 
 
 
 
Sebelumnya

Di Bawah Bayang Kenaikan Harga Komoditas

Selanjutnya

Saat Dokter Gigi Jadi Top Bankers

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

oleh Stella Gracia
11 November 2025 - 04:31

Stabilitas.id — PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali memperkuat posisinya sebagai pemain utama di perbankan digital dengan meluncurkan...

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

oleh Stella Gracia
31 Oktober 2025 - 12:30

Stabilitas.id – Perusahaan analitik dan pengukuran global Adjust melaporkan peningkatan signifikan keterlibatan aplikasi keuangan di kawasan Asia Pasifik (APAC) sepanjang...

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

oleh Sandy Romualdus
29 Oktober 2025 - 12:14

Stabilitas.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menekankan pentingnya membangun ekspektasi positif dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin...

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

oleh Stella Gracia
15 Oktober 2025 - 08:45

Stabilitas.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperluas penerapan program digitalisasi pembiayaan ekosistem sapi perah di berbagai daerah sebagai upaya mendorong...

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

oleh Sandy Romualdus
21 Maret 2025 - 09:16

Oleh : Dr. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Tanggal 18 Maret 2025 pasar...

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

oleh Stella Gracia
26 Juni 2024 - 15:05

Oleh Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan oleh serangan siber besar-besaran...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Daftar 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

Emas Makin Dilirik untuk Dana Pendidikan Anak, Ini Alasan dan Strateginya

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Saat Dokter Gigi Jadi Top Bankers

Saat Dokter Gigi Jadi Top Bankers

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance