• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Minggu, November 23, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Laporan Utama

Ketika Regulator Melunak

oleh Sandy Romualdus
11 Juli 2021 - 21:50
25
Dilihat
Ketika Regulator Melunak
0
Bagikan
25
Dilihat

Kehadiran aset-aset kripto tak bisa ditolak. Regulator melunak. Pamor alat-alat investasi digital yang muncul pertama kalinya sebagai alat tukar ini akan memuncak.

Oleh Syarif Fadilah

Otoritas keuangan memiliki sifat alami dalam menghadapi perkembangan terbaru di pasar: mencoba menghindari risiko dan  mulai mengatur jika muncul kasus yang merepotkan sistem keuangan. Tetapi mereka mengistilahkan sifat itu sebagai kehati-hatian. Dalam era dimana hampir semua pelaku usaha berlomba untuk menjadi digital, sifat ini akan membuat ketertinggalan otoritas dari perkembagan bisnis makin terlihat.

Inovasi keuangan yang ada di industry keuangan adalah salah satu perkembangan yang tak bisa ditolak bank sentral dan otoritas keuangan lainnya. Perkembangan ini telah membuat instrument-instrumen keuangan yang ada semakin rumit dan sulit dikendalikan.

BERITA TERKAIT

Surplus Transaksi Berjalan Dongkrak Kinerja NPI Kuartal III/2025, Cadangan Devisa Tetap Tebal

OJK Perkuat Perlindungan Nasabah dan Anti-Fraud Lewat Aturan Pengelolaan Rekening

OJK–SRO Perkuat Fondasi Pasar Modal Tangguh Lewat CEO Networking 2025

ULN Indonesia Turun di Kuartal III/2025, Rasio terhadap PDB Membaik

Cryptocurrency adalah perkembangan mutakhir yang muncul 2017 lalu peredarannya timbul tenggelam, namun pamornya makin menjadi ketika era digital sudah menyentuh nyaris semua hal. Bitcoin –mata uang kripto yang paling terkenal menjadi landmark betapa kini kehadirannya tidak bisa dinafikan.

Otoritas keuangan tentu tersentak karena tiba-tiba saja ada lembaga swasta yang menerbitkan uang atau alat tukar, hal yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh bank sentral. Kontan saja, atas nama kehati-hatian, otoritas melarang peredarannya sejak awal kemunculan hingga saat ini. Bahkan OJK terus mewanti-wanti publik untuk menghindari keterlibatan dengan investasi digital ini.

Otoritas perbankan mengingatkan sejumlah risiko jika menaruh dana di aset kripto dan meminta masyarakat untuk berhati-hati ketika menggunakan aset tersebut sebagai instrument investasi. Sementara bank sentral memiliki pikiran lain. Alih-alih harus menyerah dan menggunakan cryptocurrency buatan swasta itu, kenapa tidak bank sentral sendiri yang menerbitkan mata uang digital itu. Maka dari itu tercetuslah ide untuk menerbitkan apa yang disebut central bank digital currency (CBDC).

Pada Mei, BI kembali mengulangi pernyataannya pada Februari mengenai rencana penerbitan CBDC. “BI merencanakan menerbitkan CBDC sebagai alat pembayaran yang sah, sebagai instrumen yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [Kami akan mengatur mulai dari] perancangan hingga peredarannya seperti uang kertas dan di berbagai kartu debit dan kredit,” ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers di Jakarta.

Mata uang digital resmi ini dikatakan BI berbeda dengan uang kripto seperti bitcoin dan lainnya yang sudah beredar luas. Cryptocurrency tidak diregulasi oleh regulator manapun dan sebagian pasokannya terbatas. Sementara mata uang digital, nantinya akan dibentengi dengan firewall untuk menghindari serangan siber. Bank sentral akan menyiapkan desain dan sistem keamanan sebelum masyarakat bisa menggunakan mata uang digital.

Meski demikian BI masih melakukan kajian untuk melihat potensi dan manfaat mata uang digital serta menentukan perbedaan desain dan arsitektur CBDC yang akan dipilih, dan mitigasi risikonya. Harus diakui efek disrupsi dari cryptocurrency tidak hilang meski mata uang itu dikeluarkan oleh bank sentral.

“Kalau nanti CBDC diterbitkan dan masyarakat bisa mendapatkan uang digital itu langsung dari BI, lalu bagaimana nanti nasib bank. Nanti bank akan hilang karena tidak diperlukan lagi financial intermediation,” kata Erwin Haryono Direktur Direktorat Komunikasi BI, kepada Stabilitas.

Menurut dia wacana penerbitan CBDC ini bukan hanya di Indonesia tapi dilakukan otoritas moneter dunia lainnya. BI mengaku terus berkoordinasi dengan baik sentral lain, termasuk lewat forum internasional guna pendalaman penerbitan mata uang digital resmi dari bank sentral itu.

BI sejatinya sudah melakukan riset tentang kemungkinan BI menerbitka CBDC. Selain mengkaji serius mengenai efek disrupsi, otoritas juga menelaah mengenai teknologi yang digunakan misalnya apakah akan menggunakan blockchain yang ada sekarang, atau dengan memodifikasinya.

“Poin pentingnya adalah BI siap masuk ke arah itu. Karena mandat yang dipikul BI bahwa BI harus menerbitkan dan mengelola rupiah. Jika nanti preferensi masyarakat bergesar ke arah mata uang digital, maka BI siap menerbitkan rupiah digital,” jelas Erwin.

Saat ini BI fokus mendesain CBDC yang dampak disrupsinya tidak berbahaya bagi perekonomian dan juga makroprudensial serta bisa efektif untuk instrument kebijakan moneter dan pada saat yang sama ia dapat menggunakan teknologi masa depan yang digunakan untuk alat transaksi. “Tetapi kalau ditanyakan kapan BI menerbitkan CBDC, kami belum bisa menjawabnya karena bank sentral lain juga belum melakukannya,” ujar Erwin.

Naik Daun

Sementara BI mengambil sikap untuk mengimbangi keberadaannya, aset-aset kripto lambat laun sudah mendapat tempat di pasar keuangan. Oscar Darmawan salah seorang pegiat bisnis cryptocurrency mengatakan transaksi bitcoin di Indonesia memang tergolong kecil, yaitu hanya 1% dari transaksi volume global. Menurutnya, kenaikan volumenya tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun 2017 lalu.

Akan tetapi sisi positif saat ini di Indonesia, bitcoin sudah ditetapkan sebagai komoditas dan dilindungi kepemilikannya oleh hukum. Langkah selanjutnya menurut CEO Indodax tersebut, Indonesia akan berusaha menjadi salah satu tempat transaksi bitcoin yang dikenal di masyarakat global. “Indonesia sedang berusaha mengejar ketinggalan dan  sejajar dengan negara-negara maju lainnya di bidang kripto maupun blockchain,” kata dia.

Indodax adalah startup teknologi finansial di bidang aset-aset kripto dan blockchain seperti bitcoin, etherium, ripple dan 130 nama lainnya dari seluruh dunia.

Oscar menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran. Ditambah lagi dengan adanya pernyataan bahwa pemerintah akan membuat uang digital atau melakukan digitalisasi rupiah.

“Bitcoin, kripto dan produk dari teknologi blockchain lainnya juga hadir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Teknologi finansial itu juga lahir untuk meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia,” sambung Oscar.

Di sisi lain, Oscar menyatakan, setiap bentuk komoditas memiliki fungsi atau utilitas dan fundamental yang berbeda-beda. Sehingga, setiap aset memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Seperti bitcoin yang merupakan aset digital yang tidak memiliki bentuk fisik. Tentunya, memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan aset lain.

Dia  juga menjelaskan salah satu karakter dari kripto yaitu fluktuasi yang cukup tinggi. Ini terjadi karena transaksi yang terjadi selama 24 jam dengan market yang terhubung di seluruh dunia. Kapitalisasi bitcoin sendiri masih relatif lebih kecil dibandingkan market komoditas lain hanya sebesar 2 triliun dollar AS.

Namun, Oscar menyatakan bahwa harga kripto, seperti bitcoin tidak bersifat manipulatif bahkan orderbook nya transparan di seluruh dunia. Karena bitcoin itu mengadopsi teknologi blockchain yang bersifat transparan dan aman. “Harga Bitcoin di seluruh dunia itu hampir sama. Karena marketnya itu seluruh dunia. Transaksinya juga tercatat dan transparan,” sebutnya.

Terakhir dia mengatakan bahwa yang terpenting adalah investor harus mampu mengenali dimana mereka mengamankan uang atau asetnya. Investor juga perlu melihat portofolio aset, keuntungan beserta risiko. Setiap investor tentunya harus mampu mengukur dan memperhitungkannya dengan baik.

Tags: BIBitcoinCBDCCryptocurrencyIndodaxojkOscar DarmawanOtoritas keuanga
 
 
 
 
Sebelumnya

Citi Cetak Rekor untuk Pembiayaan Berkelanjutan di Asia Pasifik

Selanjutnya

OCTO Mobile Dukung Nasabah Tetap Produktif Selama PPKM Darurat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

oleh Stella Gracia
11 November 2025 - 04:31

Stabilitas.id — PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali memperkuat posisinya sebagai pemain utama di perbankan digital dengan meluncurkan...

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

oleh Stella Gracia
31 Oktober 2025 - 12:30

Stabilitas.id – Perusahaan analitik dan pengukuran global Adjust melaporkan peningkatan signifikan keterlibatan aplikasi keuangan di kawasan Asia Pasifik (APAC) sepanjang...

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

oleh Sandy Romualdus
29 Oktober 2025 - 12:14

Stabilitas.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menekankan pentingnya membangun ekspektasi positif dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin...

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

oleh Stella Gracia
15 Oktober 2025 - 08:45

Stabilitas.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperluas penerapan program digitalisasi pembiayaan ekosistem sapi perah di berbagai daerah sebagai upaya mendorong...

Literasi Keuangan itu Maraton, Bukan Sprint!

Literasi Keuangan itu Maraton, Bukan Sprint!

oleh Sandy Romualdus
3 Juli 2023 - 14:21

Literasi keuangan dilakukan melalui ajang lari marathon mungkin hanya perumpamaan atau ungkapan metaforis untuk menggambarkan bahwa literasi keuangan adalah perjalanan...

Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

Absorpsi Ancaman Suku Bunga

oleh Sandy Romualdus
5 Januari 2023 - 10:37

Tak pelak ancaman kenaikan suku bunga karena makin ketatnya kebijakan moneter akan menjadi perhatian utama perbankan. Apakah risiko pasar pada...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
OCTO Mobile Dukung Nasabah Tetap Produktif Selama PPKM Darurat

OCTO Mobile Dukung Nasabah Tetap Produktif Selama PPKM Darurat

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance